Ticker

6/recent/ticker-posts

KERJAKAN SAJA BAGIAN KITA, SELEBIHNYA SERAHKAN SAJA KEPADA ALLAH : CUKUP ALLAH SANG MAHA PENOLONG !!



Prof.  Asasriwarni. MH

Tidak ada yang lebih menenangkan  hati, kecuali menggantungkan diri  kita hanya kepada Allah SWT.


Pujian dan ejekan yang datang dari  manusia  tidak lah memberikan manfaat maupun mudharat yang berarti bagi kita.  Berjalanlah terus di atas jalan kebenaran karena Allah SWT. Sebagaimana firman Nya dalam ayat berikut ini :  


أَلَيْسَ اللَّهُ بِكَافٍ عَبْدَهُ ۖ وَيُخَوِّفُونَكَ بِالَّذِينَ مِنْ دُونِهِ ۚ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ هَادٍ


*Bukankah Allah cukup untuk melindungi hamba-hamba-Nya. Dan mereka mempertakuti kamu dengan (sembahan-sembahan) yang selain Allah ? Dan siapa yang disesatkan Allah maka tidak seorangpun pemberi petunjuk baginya* (QS. Az-Zumar Ayat : 36)


Allah Maha Kaya : untuk itu,  tidak pantas kita bermiskin hati;   Allah  juga Maha Besar : untuk itu, tidak pantas kita berkecil hati. Yang demikian itulah  jika  kita merasa sebagai hamba-Nya.


Apapun yang terjadi di muka bumi ini adalah atas kehendak Allah. Tidak ada siapa pun dan tidak ada sesuatu pun yang terjadi, di luar kehendak Allah.  Apa yang Allah  kehendaki terjadi, pasti terjadi. Sebaliknya, apa yang Allah tidak kehendaki, pasti tidak akan pernah terjadi.


Segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini : baik yang berkaitan dengan manusia, binatang, tanaman, bahkan malaikat dan jin sekali pun, semuanya terjadi  atas kehendak  dan berdasarkan pada ketentuan Allah.   


Jika Allah berkehendak menolong seseorang, maka tak ada satu kekuatan pun yang mampu menghalanginya. Itulah prinsip aqidah seorang Mukmin. Ia selalu menyandarkan segala sesuatunya hanya kepada Allah. Karena,  menyandarkan kepada makhluk, rapuh adanya. Meminta, bahkan sampai menghiba  kepada manusia bisa kecewa dan  berharap berlebihan kepada seseorang bisa berujung stress.


Lisan boleh saja meminta tolong secara manusiawi, sebagai makhluk sosial, dengan sesama. Namun hati harus tetap  terhubung kepada Allah SWT. 


Minta tolong kepada makhluk yang tidak nemiliki  apa pun,  kecuali atas pemberian Allah, itu adalah sesuatu yang mubadzir. Manusia itu pada dasarnya jahil lagi dzalim. Hanya karena kekuasaan Allah  saja lah mereka diberi sedikit kelebihan. Untuk itu, jika kita sudah berusaha maksimal, bekerja ( _all out_ ) sampai detik-detik terakhir ( _injury time_ ).  Maka, di sinilah letak kepasrahan dan ketawakkalan seorang hamba yang tidak berdaya. Segala sesuatu yang di luar jangkauan manusia, maka tiada lain hanya kepada Allah jualah kita bermunajat dan bermohon pertolongan-Nya.  Sebagaimana Allah   telah mengingatkan kepada kita dalam firman-Nya berikut ini :


إِن يَنصُرۡكُمُ ٱللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمۡ‌ۖ وَإِن يَخۡذُلۡكُمۡ فَمَن ذَا ٱلَّذِى يَنصُرُكُم مِّنۢ بَعۡدِهِۦ‌ۗ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلۡيَتَوَكَّلِ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ 


*Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu, dan jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang Mukmin bertawakkal* (QS. Ali Imran Ayat : 160)


Walaupun seluruh kekuatan dikerahkan, sumber daya dan sumber dana, logistik dan jaringan kita nanfaatkan,  tidak akan dapat menolongnya. Kecuali  jika Allah  masih berkenan menolong hamba-Nya,  Semuanya akan takluk di bawah kemahakuasaan-Nya.


Sebagaimana juga disampaikan oleh Rasulullah SAW  dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu Anhu, mengatakan sbb : 


وَاعْلَمْ أَنَّ اْلأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَوا عَلَى أَنْ  يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ لَكَ، وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللهُ عَلَيْكَ، رُفِعَتِ اْلأَقْلاَمُ وَجَفَّتِ الصُّحُفِ


*Ketahuilah sesungguhnya jika seluruh umat berkumpul untuk mendatangkan manfaat kepadamu atas sesuatu, mereka tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kecuali apa yang telah Allah tetapkan bagimu, dan jika mereka berkumpul untuk mencelakakanmu atas sesuatu, niscaya mereka tidak akan mencelakakanmu kecuali kecelakaan yang telah Allah tetapkan bagimu. Pena telah diangkat dan lembaran telah kering* (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi)


Kehendak Allah yang terjadi itu, tidak mungkin mendzalimi makhluk-Nya. Walaupun bisa saja mungkin membuat kita atau suatu masyarakat kecewa pada awaknya. Karena itu, dimaknai dari sudut pandang manusia yang lemah, tidak berdaya, dan tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. 


Berkaitan dengan hak itu : Abu Ja’far Atha-Thahawy sampai menyimpulkan, bahwa : *Allah berbuat apa yang Allah kehendaki, dan selama-lamanya Allah tidak dzalim. Allah memberi dan menolak, merendahkan dan mengangkat, memuliakan dan menghinakan, memberi hidayah dan menyesatkan, menghidupkan dan mematikan*. 


Semuanya itu berjalan benar-benar sesuai kebijaksanaan Allah.  Maka hanya milik Allah sajalah hikmah dalam semua urusan. Kita hanya dapat bermunajat dalam kerendahan, yakni :  *_Laa haula walaa quwwata illaa bilaahil ‘aliyyil ‘adzim_* (Tidak ada daya dan kekuata kecuali dari Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung).


Dalam ayat lain, disebutkan, semuanya sudah tercatat di *_Lauhul Mahfudz_*.  Dan ini hanya Allah yang Maha Tahu. Karena ini adalah domain Allah. Sedangkan domain kita  adalah setelah segala sesuatunya  terjadi. Sebagaimana firman Allah SWT berikut ini :


وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لاَيَعْلَمُهَآ إِلاَّ هُوَ وَيَعْلَمُ مَافِي الْبَرِّوَالْبَحْرِ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ يَعْلَمُهَا وَلاَحَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ اْلأَرْضِ وَلاَرَطْبٍ وَلاَيَابِسٍ إِلاَّ فِي كِتَابٍ مًّبِينٍ


*Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)* (QS. Al An’am Atat : 59)


Ini akan membuat kita tunduk, patuh dan merendahkan diri serendah-rendahnya di hadapan Sang Maha Pencipta. Dengan cara ruku' dan sujud,  berdzikir dan bertaubat, bertasbih, bertahmid, bertakbir, dan bertahlil, karena Allah SWT semata. 


Kemenangan itu, sekali lagi bukan karena kekuatan kita, usaha kita, harta kita, orang-orang kita, tetapi karena kuasa dan kehendak Allah. Tinggal kita perkuat dengan doa, yakni : 


حَسۡبُنَا ٱللَّهُ وَنِعۡمَ ٱلۡوَڪِيلُ


*Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung*  (QS. Ali Imran Ayat : 173). Selanjutnya,  kita harus yakin seyakin yakinnya, bahwa : 


نِعۡمَ ٱلۡمَوۡلَىٰ وَنِعۡمَ ٱلنَّصِيرُ


*Dia adalah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong* (QS. Al-Anfal Ayat : 40)


Dakam ayat lain juga  disebutkan sbb : 


حَسۡبِىَ ٱللَّهُ لَآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ‌ۖ عَلَيۡهِ تَوَڪَّلۡتُ‌ۖ وَهُوَ رَبُّ ٱلۡعَرۡشِ ٱلۡعَظِيمِ


*Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ’Arsy yang agung*   (QS. At-Taubah Ayatv: 129)


Semoga Allah SWT mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa berserah diri hanya kepada Allah SWT  sebagai penolong kita, 

Aamiin ... Aamiin ... Aamiin Ya Rabbal 'Aalamin


_Wallahua'lam bishawab_

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS