Pemerataan pembangunan program bidang pendidikan, Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) untuk melakukan rehabilitasi dan renovasi sekolah dan madrasah, supaya
siswa dapat menuntut ilmu dengan baik pasca berakhirnya pandemi COVID-19.
Menteri
PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan standar pekerjaan rehabilitasi dan renovasi
sekolah harus baik, selain itu dilengkapi fasilitas olahraga, penyediaan air
bersih dan sanitasi yang baik termasuk tempat cuci tangan, penataan lansekap
(taman), dan tahan gempa.
“Standar
bangunan dan kelengkapannya agar bisa diterapkan di sekolah-sekolah lain.
Manfaatkan fasilitas yang sudah dibangun. Generasi mendatang harus lebih pintar
karena fasilitasnya lebih baik,” kata Basuki beberapa waktu lalu.
Kepala
Balai Prasarana Pemukiman Wilayah (BPPW) Sumbar Ir.Syafriyanti MM melalui PPK
PSPOP Sumbar Wibisana Bisminara mengatakan, khusus Sumatera Barat pembangunan
sekolah sebanyak 44 unit yang terdiri dari 26 sekolah madrasah dan 18 sekolah
dasar, tersebar di beberapa kabupaten kota.
Kementerian
PUPR menganggarkan sebesar Rp 121 miliar untuk pembangunan seluruh sekolah ini,
yang terdiri dari Rp 66 miliar untuk sarana pendidikan dasar dan menengah serta
Rp 55 miliar untuk rehab sekolah madrasah dan keagamaan.
Progres
secara umum sebut Wibi sudah mencapai 80 persen. Rinciannya, pembangunan
sekolah di Kabupaten Agam, Padang Pariaman, dan Kabupaten Pesisir Selatan sudah
82 persen. Pembangunan di Kabupaten Pasaman 45 persen. Lanjut pekerjaan di Kota
Solok, Solok Selatan, dan Dharmasraya sudah 87 persen
Hanya
ada beberapa unit sekolah masih 30 persen progresnya karena kontrak terlambat,
yakni sekolah madrasah yang berada di Kabupaten Solok, Solok Selatan, Tanah
Datar dan Sawahlunto.
“Mulai
pembangunannya berbeda beda. Ada yang pertengahan januari, ada yang Februari.
Bahkan ada yang baru beberapa bulan belakangan tanda tangan kontrak. Hal ini
terjadi karena ada revisi anggaran dari single years jadi multi years bahkan
kembali jadi single years lagi. Tapi itu tak mempengaruhi kinerja pembangunan
dan masih on progres,”ungkapnya,Rabu (2/12/2020)
Kendala
yang dihadapi selama pekerjaan berlangsung kata Wibi hanya karena Pandemi Covid
19 saja. Sehingga membuat pekerjaan menjadi molor akibat kebijakan PSBB yang
membuat tenaga kerja maupun material bangunan susah masuk ke Sumbar.
Kendala
lainnya adalah ada satu unit Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) tidak
jadi dikerjakan karena area nya terkena rencana pembangunan terminal Kota
Padang.
“Karena
terkendala Covid 19. Hanya itu tadi
kendala kita, sehingga pekerjaan menjadi terlambat. Target kita selesai semua
di akhir tahun. Beberapa unit sekolah yang progresnya sudah 80 persen
diperkirakan selesai pada bulan Juli dan Agustus ini, “pungkasnya.
#UP/Hms
0 Comments