Ticker

6/recent/ticker-posts

MEMILIH PEMIMPIN DALAM PERSPEKTIF ISLAM DI INDONESIA*


Oleh :Prof.Asasriwarni MH


Negara Indonesia yang menganut sistem demokrasi. Oleh karena itu,  rakyat lah sebagai  pemegang kekuasaan tertinggi. Hal ini sesuai denfan anabat  Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar 1945 yang menetangjan, bahwa :  *_Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar_*.


Manifestasi dari pelaksanaan kedaulatan rakyat di Indonesia berupa Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). *_Pemilu_*,  dimaksudkan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Ousat dan Daerah. Adapun *_Pilkada_*,   dimaksudkan untuk memilih Gubernur, Bupati atau Walikota.


Pada tahun 2020, Indonesia akan kembali menyelenggarakan Pilkada serentak. Pilkada tahun ini menjadi gelombang keempat setelah  pelaksanaan tahun 2015, 2017 dan 2018. Pilkada ini akan diikuti 270 daerah terdiri dari 9 provinsi, 37 kota dan 224 kabupaten.


Semula Pilkada 2020 akan berlangsung tanggal 23 September. Tetapi karena ada pandemi covid-19, maka Pilkada akan  dilaksanakan pada hari ini, yakni : 9 Desember 2029. Artinya, Pilkada mundur tiga bulan dari jadwal yang telah ditentukan Komisi Pemilihan Umum (KPU).


Namun, walaupun Pilkada langsung telah berjalan beberapa kali, masih ada sebagian masyarakat yang bersikap apatis. Seolah-olah tidak peduli dengan kelangsungan demokrasi. Sedikit pun tak mau berpartisipasi dalam pemilihan calon pemimpinnya. Demokrasi masih sering diperdebatkan. Bahkan, ada yang bertanya tentang kehalalannya.


Alasan utama penolakan tersebut, karena demokrasi dinilai tidak membawa kepada peningkatan kesejahteraan. Alasan berikutnya, karena persoalan teologis, demokrasi sebagai sesuatu yang haram dalam Islam.


Persoalan mendasar dalam melihat hubungan Islam dan demokrasi adalah keyakinan bahwa Tuhan yang berkuasa mutlak, sebagaimana firman Allah SWT dalam sebuah ayat berikut ini : 


قُلِ اللّٰهُمَّ مٰلِكَ الۡمُلۡكِ تُؤۡتِى الۡمُلۡكَ مَنۡ تَشَآءُ وَتَنۡزِعُ الۡمُلۡكَ مِمَّنۡ تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَنۡ تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَنۡ تَشَآءُ‌ ؕ بِيَدِكَ الۡخَيۡرُ‌ؕ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَىۡءٍ قَدِيۡرٌ


*Katakanlah (Muhammad), "Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu* (QS. Ali 'Imran Ayat : 26)


Walau sebenarnya penolakan pada demokrasi lebih karena faktor asal muasal demokrasi dari negeri barat yang kolonial dan sekuler. Bukan lah penolakan pada demokrasi secara keseluruhan.


Sesungguhnya dalam diri manusia terdapat kekuasaan temporal dari Tuhan. Hal ini dapat di lihat dalam sebuah ayat tentang manusia sebagai khalifah di bumi, yakni : 


وَاِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلٰٓٮِٕكَةِ اِنِّىۡ جَاعِلٌ فِى الۡاَرۡضِ خَلِيۡفَةً ؕ قَالُوۡٓا اَتَجۡعَلُ فِيۡهَا مَنۡ يُّفۡسِدُ فِيۡهَا وَيَسۡفِكُ الدِّمَآءَۚ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَـكَ‌ؕ قَالَ اِنِّىۡٓ اَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُوۡنَ


*Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui* (QS. Al Baqarah Ayat : 30)


Selain ayat tersebut,  terdapat juga  pada Surat Al-Kahfi ayat 29 dan Ar-Ra’d ayat 11, yakni : 


وَقُلِ ٱلْحَقُّ مِن رَّبِّكُمْ ۖ فَمَن شَآءَ فَلْيُؤْمِن وَمَن شَآءَ فَلْيَكْفُرْ ۚ إِنَّآ أَعْتَدْنَا لِلظَّٰلِمِينَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا ۚ وَإِن يَسْتَغِيثُوا۟ يُغَاثُوا۟ بِمَآءٍ كَٱلْمُهْلِ يَشْوِى ٱلْوُجُوهَ ۚ بِئْسَ ٱلشَّرَابُ وَسَآءَتْ مُرْتَفَقًا


*Dan katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir". Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek* (QS. Al Kahfi Ayat : 29)


Selanjutnya Allah SWT juga berfirman sbb :


لَهٗ مُعَقِّبٰتٌ مِّنْۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهٖ يَحْفَظُوْنَهٗ مِنْ اَمْرِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوْا مَا بِاَنْفُسِهِمْۗ وَاِذَآ اَرَادَ اللّٰهُ بِقَوْمٍ سُوْۤءًا فَلَا مَرَدَّ لَهٗ ۚوَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ مِنْ وَّالٍ


*Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia* (QS. Ar Ra'd Ayat : 11)


Dengan mengacu pada ayat-ayat tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa substansi demokrasi yang diterapkan di Indonesia sejalan dengan ajaran  Islam.


Sejalan dengan firnan Allah SWT sebagaimana diuraikan di atas, Hujjatul Islam Abu Hamid Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin berkata :  *Agama dan kekuasaan negara adalah dua saudara kembar. Agama merupakan fondasi dan kekuasaan negara adalah pengawalnya. Sesuatu yang tidak memiliki pondasi yang kuat  akan runtuh, dan sesuatu yang tidak mempunyai pengawal yang puawi akan tersia-siakan*


Selanjutnya, Syaikhul Islam Taqiyyuddin Ibn Taimiyyah dalam As-Siyasah Al-Syar’iyyah fi Ishlah Al-Ra’i Wa Al-Ra’iyyah juga nengatakan :  *Sesungguhnya mengatur urusan manusia (dalam sebuah negara dan pemerintahan) adalah kewajiban yang paling utama dalam agama. Karena agama tidak akan tegak secara sempurna, kecuali dengan dukungan pemerintahan*. 


Dengan mengacu jepafa  ayat-ayat Al-Quran dan perkataan dua tokoh Islam di atas dapat disimpulkan, bahwa :  *_memilih pemimpin hukumnya adalah wajib. Kehidupan manusia tentu akan kacau jika tak ada pemimpin_*


Pelaksanaan Pilkada dalam rangka nashbul imam atau mengangkat pemimpin. Karena itu, semua umat Islam wajib mengikutinya. Melalui Pilkada, rakyat ikut menentukan siapa yang terbaik untuk menjadi pemimpinnya (gubernur, bupati/walikota).


Calon pemimpin yang patut dipilih setidaknya harus mempunyai dua kualifikasi, yaitu *_kecakapan atau keahlian (fathanah) dan bersifat amanah (dapat dipercaya)_*.  Ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam sebuah ayat berikut ini : 


قَالَتۡ اِحۡدٰٮہُمَا يٰۤاَبَتِ اسْتَاْجِرۡهُ‌ ۖ اِنَّ خَيۡرَ مَنِ اسۡتَـاْجَرۡتَ الۡقَوِىُّ الۡاَمِيۡنُ‏


*Dan salah seorang dari kedua (perempuan) itu berkata, "Wahai ayahku! Jadikanlah dia sebagai pekerja (pada kita).  _Sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau beri mandat  ialah orang yang paling mampu dan dapat dipercaya_* (QS. Al Qashas Ayat : 26)


Namun, jika dikehendaki lebih komprehensif seharusnya seorang pemimpin harus memiliki empat sifat,  yakni : *_Siddiq (jujur), Amanah (dapat dipercaya), Tabligh (menyampaikan) dan Fathanah (cakap)_*. Hal ini sesuai dengan 


Sifat-sifat inilah yang secara sempurna dimiliki oleh pemimpin agung, yakni :  Rasulullah Muhammad SAW. Pemimpin suatu daerah sudah semestinya mempunyai sifat kepemimpinan seperti yang dimiliki oleh junjunganya, yakni :  Rasulullah Muhammad SAW. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT  dalam sebuah ayat berikut ini : 


لَقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِىۡ رَسُوۡلِ اللّٰهِ اُسۡوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنۡ كَانَ يَرۡجُوا اللّٰهَ وَالۡيَوۡمَ الۡاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيۡرًا


*Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah* (QS. Al Ahzab Ayat : 21)


Semoga kita akan mendapatkan seorang pemimpin yang sesuai atau paling tidak selalu berikhtiar meneladani junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW.  Aamiin ... Aamiin... Aamiin YRA.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS