Ticker

6/recent/ticker-posts

KEMATIAN SESEORANG SEBAGAIMANA PERBUATANNYA PADA SAAT HIDUP*

 


Oleh : Prof.Asasriwarni MH

*_A. Dalil Rujukan :_*


*1. Firnan Allah SWT Dalam Surat  Al-An’am Ayat  60 :*


وَهُوَ ٱلَّذِى يَتَوَفَّىٰكُم بِٱلَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُم بِٱلنَّهَارِ ثُمَّ يَبْعَثُكُمْ فِيهِ لِيُقْضَىٰٓ أَجَلٌ مُّسَمًّى ۖ ثُمَّ إِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ ثُمَّ يُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ


*Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur(mu) yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan* (QS.  Al-An’am Ayat : 60)


*2. Firnan Allah SWT Dalam Surat Al-Jumu’ah Ayat 8 :*


قُلْ إِنَّ ٱلْمَوْتَ ٱلَّذِى تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُۥ مُلَٰقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ


*Katakanlah : Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan* (QS. Al-Jumu’ah Ayat : 8)


*3. Rasulullah SAW Bersabda  Dalam Sebuah Hadits  Berikut Ini :*


يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ


*Setiap hamba akan dibangkitkan berdasarkan kondisi meninggalnya* (HR Muslim No 2878)



*4. Menanggapi Ayat Dan Hadits Tersebut Di Atas,   Al-Munaawi Menjelaskan, Bahwa :*


   أَيْ يَمُوْتُ عَلَى مَا عَاشَ عَلَيْهِ وَيُبْعَثُ عَلَى ذَلِكَ 


*Ia akan meninggal di atas kehidupan yang biasa ia jalani dan ia juga akan dibangkitkan di atas hal itu*  (At-Taisiir bi Syarh Al-Jaami’ As-Shogiir 2/859)


Semua manusia sepakat  bahwasanya kematian akan datang secara tiba-tiba. Kematian  tidak pernah peduli dengan kondisi setiap manusia. Apakah manusia itu dalam keadaan ketaatan kepada Allah atau dalam keadaan sedang bermaksiat. Apakah manusia itu  dalam keadaan sakit ataupun dalam keadaan sehat.  Semuanya terjadi tiba-tiba. 


Seorang penyair berkebangsaan Timur Tengah, berkata :


تَزَوَّدْ مِنَ التَّقْوَى فَإِنَّكَ لاَ تَدْرِي***  إِذَا جَنَّ لَيْلٌ هَلْ تَعِيْشُ إِلَى الْفَجْرِ


*Berbekallah ketakwaan karena sesungguhnya engkau tidak tahu… Jika malam telah tiba apakah engkau masih bisa hidup hingga pagi hari*


وَكَمْ مِنْ صَحِيْحٍ مَاتَ مِنْ غَيْرِ عِلَّةٍ *** وَكَمْ مِنْ عَلِيْلٍ عَاشَ حِيْناً مِنَ الدَّهْرِ


*Betapa banyak orang yang sehat kemudian meninggal tanpa didahului sakit… Dan betapa banyak orang yang sakit yang masih bisa hidup beberapa lama lagi*


فَكَمْ مِنْ فَتًى أَمْسَى وَأَصْبَحَ ضَاحِكًا *** وَقَدْ نُسِجَتْ أَكْفَانُهُ وَهُوَ لاَ يَدْرِِي


*Betapa banyak pemuda yang tertawa di pagi dan petang hari. Padahal kafan mereka sedang ditenun dalam keadaan mereka tidak sadar*


وَكَمْ مِنْ صِغَارٍ يُرْتَجَى طُوْلُ عُمْرِهِمْ *** وَقَدْ أُدْخِلَتْ أَجْسَامُهُمْ ظُلْمَةَ الْقَبْرِ


*Betapa banyak anak-anak yang diharapkan panjang umur… Padahal tubuh mereka telah dimasukkan dalam kegelapan kuburan*


وَكَمْ مِنْ عَرُوْسٍ زَيَّنُوْهَا لِزَوْجِهَا *** وَقَدْ قُبِضَتْ أَرْوَاحُهُمْ لَيْلَةَ الْقَدْرِ


*Betapa banyak mempelai wanita yang dirias untuk dipersembahkan kepada mempelai lelaki… Padahal ruh mereka telah dicabut tatkala di malam lailatul qodar*


Seharusnya,  setiap manusia  selalu berharap dianugrahi husnul khotimah. Diharapkan ajal menjemput tatkala manusia sedang menunaikan ibadah, tatkala  sedang bertaubat , tatkala   sedang mengingat kepada Allah SWT.  Betapa banyak manusia yang berharap meninggal dalam keadaan husnul khotimah, namun kenyataan yang terjadi adalah sebaliknya.  Suul khootimah lah yang ada pada saat maut menjemputnya, tatkala manusia itu  sedang dalam keadaan  bermaksiat kepada Allah SWT. 


Bagaimana mungkin seseorang meninggal dalam kondisi husnul Khotimah, sementara hari-harinya ia penuhi dengan perbuatan maksiat kepada Allah SWT. Hari-harinya dipenuhi tanpa menjaga pendengaran dan pandangannya.  Selalu mengumbar hatinya, sehingga selalu dipenuhi dengan beragam penyakit hati.  Lisannya jauh dari dzikir dan lupa  mengingat Allah SWT.


Untuk itu, ingat ...ingat... dan ingat ! Sesungguhnya manusia akan dicabut nyawanya berdasarkan kehidupan yang biasa ia jalankan.


*_B. Sebagai Pengingat :_*


Berikut ini disampaikan tiga kisah umat manusia pilihan yang meninggal sesuai dengan apa yang diperbuat pada saat hidup, yakni :  

 

*1. Kisah Pertama: Kisah Seorang Ahli Ibadah Yang Bernama Abdullah bin Idriis (190-192 H) :*


عَنْ حُسَيْن الْعَنْقَزِي قَالَ: لَمَّا نَزَلَ بِابْنِ إِدْرِيْسَ الْمَوْتُ بَكَتْ ابْنَتُهُ فَقَالَ: لاَ تَبْكِي يَا بُنَيَّة، فَقَدْ خَتَمْتُ الْقُرْآنَ فِي هَذَا الْبَيْتِ أَرْبَعَةَ آلاَف خَتْمَة


*Dari Husain Al-‘Anqozi, ia bertutur : Ketika kematian mendatangi Abdullah bin Idris, maka putrinya pun menangis, maka Dia pun berkata: “Wahai putriku, jangan menangis! Sungguh, Aku telah mengkhatamkan al Quran dirumah ini 4000 kali*  (Lihat Taariikh Al-Islaam karya Ad-Dzahabi 13/250, Ats-Tsabaat ‘inda Al-Mamaat karya Ibnil Jauzi hal 154)


*2. Kisah Kedua : Kisah Abu Bakr bin ‘Ayyaasy (193 H) :*


لما حضرت أبا بكر بن عَيَّاش الوفاةُ بَكَتْ أُخْتُهُ فقال : لاَ تَبْكِ اُنْظُرِي إِلىَ تِلْكَ الزَّاوِيَةِ الَّتِي فِي الْبَيْتِ قَدْ خَتَمَ أَخُوْكَ فِي هَذِهِ الزَّاوِيَةِ ثَمَانِيَةَ عَشَرَ أَلَف خَتْمَة


*Tatkala kematian mendatangi Abu Bakr bin ‘Ayaasy maka saudara perempuannya pun menangis. Maka Abu Bakrpun berkata kepadanya, “Janganlah menangis, lihatlah di pojok rumah ini, sesungguhnya saudara laki-lakimu ini telah mengkhatamkan Al-Qur’an di situ sebanyak 18 ribu kali*  (Lihat Hilyatul Auliyaa’ karya Abu Nu’aim 8/304 dan Taariikh Baghdaad 14/383)


Ahli ibadah ini Abdullah bin Idris telah mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak 4000 kali dan Abu Bakr bin ‘Ayyaasy telah mengkhatamkan Al-Qur’an sebanyak 18 ribu kali. Semuanya demi menghadapi waktu yang sangat kritis, yakni *_KEMATIAN_* (Waktu untuk meninggalkan dunia ke alam akhirat yang abadi) 


*3. Kisah Ketiga : Kisah Aamir bin Abdillah Az-Zubair :*


Mush’ab bin Abdillah bercerita tentang ‘Aamir bin Abdillah bin Zubair yang dalam keadaan sakit parah :


سمع عامر المؤذن وهو يجود بنفسه فقال: خذوا بيدي إلى المسجد، فقيل: إنك عليل فقال: أسمع داعي الله فلا أجيبه فأخذوا بيده فدخل مع الإمام في صلاة المغرب فركع مع الإمام ركعة ثم مات


*‘Aaamir bin Abdillah mendengar muadzin mengumandangkan adzan untuk shalat maghrib, padahal ia dalam kondisi sakaratul maut pada nafas-nafas terakhir, maka iapun berkata, “Pegang tanganku ke mesjid…!!” merekapun berkata, “Engkau dalam kondisi sakit !” , Diapun berkata,”Aku mendengar muadzin mengumandangkan adzan sedangkan aku tidak menjawab (panggilan)nya? Pegang tanganku…! Maka merekapun memapahnya lalu iapun sholat maghrib bersama Imam berjama’ah, diapun shalat satu rakaat kemudian meninggal dunia*  (Lihat Taariikh Al-Islaam 8/142)


Inilah kondisi para orang alim yang senantiasa mengisi kehidupannya dengan beribadah sesegera mungkin,  bahkan dalam kondisi sekarat tetap ingin segera bisa sholat berjama’ah.  Bandingkanlah dengan kondisi sebagian kita yang tatkala dikumadangkan adzan maka hatinya berbisik : *Iqomat masih lama…., entar lagi aja baru ke mesjid…, biasanya juga imamnya telat ko’…, selesaikan dulu pekerjaanmu.. tanggung…”, dan bisikan-bisikan yang lain yang merupakan tiupan yang dihembuskan oleh Iblis dalam hatinya*


Renungan pagi sehabis subuh, semoga bermanfaat dan berkah untuk kita semua, aamiin YRA

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS