Oleh: Rahmaysah faunaidi
Jurusan Sastra Minangkabau Universitas Andalas
Kamanakan barajo ka mamak
Mamak barajo ka pangulu
Pangulu barajo ka mufakat
Mufakat barajo ka nanbana
Bana badiri sandirinyo
Bana manuruik alua jo patuik
Manuruik patuik jo mungkin
Mamangan adat diatas tidak asing lagi bagi orang Minangkabau, mamangan tersebut menjadi acuan bagaimana tingkat-tingkat kepemimpinan di Minangkabau. Begitu juga dengan peran seorang mamak yang tergambar jelas dalam mamangan adat tersebut. Mamak memiliki peran penting bagi kemenakannya yaitu berperan dalam membimbing, mendidik, mengajar kemenakannya, dan mengembangkan harta pusaka serta mewakili keluarga dalam urusan keluar. Secara garis besar mamak memiliki pengaruh yang besar bagi seorang kemenakan, termasuk juga sikap dan perilaku kemenakannya. Hubungan mamak dan kemenakan pada adat dan budaya Minangkabau terdapat empat macam tali kekerabatan.
Pertama, kemenakan bertali darah yaitu didasarkan atas hubungan darah menurut garis keturunan ibu. Kedua, kemenakan bertali adat seperti orang yang baru datang disebuah nagari, ia dan keluarganya mengisi adat yang sudah digariskan dan melaksanakan kewajiban adat sebagaimana layaknya seorang kemenakan kepada mamaknya. Ketiga, kemenakan bertali air yaitu orang datang yang dijadikan anak kemenakan oleh penghulu pada sebuah nagari. Namun orang datang ini tidak mengisi adat dan lembaga dituang. Keempat, kemenakan bertali ameh yaitu orang yang dibeli untuk dijadikan kemenakan oleh penghulu. Kemenakan seperti ini tidak mengisi adat pada penghulu tersebut dan tidak menuang pada nagari tersebut.
Dari keempat tali kekerabatan tersebut sangat bertolak belakang dengan zaman milenial sekarang, yang mana masyarakat pada zaman sekarang tidak terlalu mempedulikan betapa pentingnya peran mamak terhadap kemenakan yang biasa disebut milenial generation, dimana pada zaman itu pemikiran setiap orang sudah modern, sangat rentan untuk meminilisir pengaruh dari budaya luar, tidak terkecuali di Minangkabau. Pengaruh yang dibawa dari budaya luar sangat mudah sekali diterima dikalangan remaja saat ini. Berbagai macam pengaruh luar yang masuk, tentu memang ada hal positif dan juga negatifnya. Dengan adanya hal tersebut banyak dari remaja yang tidak lagi mendengarkan ajaran-ajaran dari seorang mamak yang sudah diwariskan secara turun-temurun.
Sebenarnya di era Milenial ini seorang mamak juga bisa membimbing kemenakannya kejalan yang lebih baik, agar tidak terbawa pada perilaku penyimpangan remaja. Karena kekhawatiran tersebut sudah banyak terjadi dan bahkan lebih buruk lagi contohnya saja dapat kita lihat pada masa sekarang sudah banyak terjadi kasus pembegalan yang sedang marak dikalangan remaja yang meresahkan masyarakat saat ini, yang dilansir dari beritaminang.com terjadi aksi begal di Kota Padang. Tak hanya itu, Satpol PP Kota Padang juga telah menangkap sejumlah remaja yang membawa senjata tajam sembari mengisap lem. Sebelumnya juga di kawasan Jalan Veteran Padang sejumlah orang menyerang warga dengan batu dan juga membawa senjata tajam. Selain itu terdapat contoh lain mengenai penyimpangan yang terjadi dikarenakan kurangnya pengawasan keluarga terutama dari orang tua, contohnya seorang anak perempuan yang sering keluar hingga larut malam. Penyimpangan tersebut dapat berakibat negatif bagi dirinya, apabila perempuan tersebut sudah terbiasa itu akan menjadi suatu kecanduan dan sangat sulit untuk mengubahnya. Kejadian tersebut dikarenakan kurangnya perhatian dan pengawasan dari orang tua dan kurangnya peran mamak terhadap kemenakan sehingga seorang kemenakan terlalu bebas dan tidak memikirkan akibat yang akan ditimbulkan dari penyimpangan tersebut.
Nah kasus tersebut mencerminkan bagaimana sikap dan perilaku penyimpangan dikalangan remaja saat ini, motivasi dari penyimpangan tersebut bisa dikatakan bahwa kurangnya pengawasan atau didikan dari pihak keluarga. Jika dilihat dari peran seorang mamak di Minangkabau tentu hal seperti ini tidak akan terjadi, setidaknya tidak sebanyak ini kasus yang terjadi.
0 Comments