Ticker

6/recent/ticker-posts

KALAHKAN TAKUTMU MENUJU PUNCAK TAK TERBATAS


Panjat tebing atau Rock climbing merupakan salah satu kegiatan olahraga di alam bebas yang penuh tantangan. Meskipun memiliki banyak rintangan, tak sedikit yang menyukai olahraga extreme ini. Untuk menaklukan setiap tantangannya diperlukan beberapa teknik serta beberapa peralatan khusus. Secara umum panjat tebing dilakukan di daerah berkontur dengan sudut lebih dari 45◦ dengan berbagai tingkat kesulitan tertentu. Salah satunya tebing di Gunung padang, yang mempunyai tinggi sekitar 80 mdpl. Gunung padang terletak di bagian Barat kota Padang. Tebing Gunung padang terbentuk dari bebatuan Basal dengan ketinggian 30 meter.
Salah satu organisasi kampus di Padang  melakukan kegiatan Panjat tebing ini.  Mulai dari pemula sampai pada yang sudah terbiasa melakukannya. Kegiatan ini dilakukan oleh organisasi MAPALA UNAND sebagai proses lanjutan dari Anggota Muda MAPALA UNAND.  Pada  tanggal 17 maret 2019 semua Anggota Muda dan beberapa orang Anggota Penuh melakukan perjalanan ke Gunung Padang. Tak hanya persiapan fisik, para pecinta alam ini juga sudah mengatur jadwal kegiatan yang akan mereka lakukan dari awal perjalanan hingga kembali ke kantor MAPALA UNAND.
Artikel ini sendiri merupakan kisah asli si penulis bersama rekan- rekannya. Perjalanan dimulai dari kantor MAPALA UNAND pada jam 08:00 wib, dengan peralatan yang sudah di siapkan sebelumnya. Menggunakan transportasi beberapa sepeda motor penulis dan rekan- rekan sampai di lokasi parkir sekitar jam 09:15 wib. Lalu, melewati ratusan anak tangga untuk menuju lokasi pemanjatan. Untuk pengunjung yang juga ingin menikmati keindahan dari Gunung padang juga bisa dengan melewati jembatan Siti Nurbaya, dengan titik star perjalanan Pasar Raya Padang kemudian naik angkot jurusa muaro, lalu turun di Jembata Siti Nurbaya kemudian menaiki beberapa ratus anak tangga untuk mencapai puncaknya.
Ketika penulis dan rekan-rekan sudah berada di depan lokasi pemanjatan, hal pertama yang dilakukan ialah berdoa, menyiapkan peralatan dan melakukan pemanasan. Peralatan yang digunankan pun sangat banyak demi keamanan dan keselamatan pemanjat, diantaranya:


·        Kermantle Rope
·        Hardness
·        Carabiner
·        Ascender
·        Descender
·        Webbing
·        Hammer
·        Piton
·        Hanger
·        Chock
·        Chalk bag
·        Sepatu


Gunung padang sendiri terdiri dari beberapa jalur pemanjatan, diantaranya:
Ø Jalur H & R, dengan tingkat kesulitan jalur 5. 9.
Ø Jalur camp, dengan tingkat kesulian jalur 5. 11c.
Ø Jalur fasting, dengan tingkat kesulitan 5. 12.
Ø Jalur trek eureka, dengan tingkat kesulitan jalur 5. 11c.
Ø Jalur A+, dengan tingkat kesulitan jalur 5. 10.
Ø Jalur pembelot1, dengan tingkat kesulitan 5. 9.
Ø Jalur pembelot2, dengan tingkat kesulitan jalur 5. 10.
Ø Jalur genset, dengan tingkat kesulitan jalur 5. 12.
Ø Jalur holiday, dengan tingkat kesulitan jalur 5. 8.
( nadoutdoorlife.com/ lokasi panjat tebing gunung padang )
Kembali pada cerita penulis, setelah melakukan persiapan perlu di ketahui beberapa aba- aba dari pemanjatan:
a.     Bilay on dan on bilay, yang artinya pemanjatan siap dilakukan.
b.     Slack, agar tali dikendorkan.
c.      Full/ pull, agar tali di tegangkan.
d.     Fall, leader ( sipemanjat) akan jatuh.
e.      Rock, artinya batu atau objek lain akan jatuh.
Kemudian penulis dan rekan- rekan memulai pemanjatan secara bergantian, dengan dua orang sebagai belayer ( penahan ) dan leader ( pemanjat ). Ketika leader memanjat, belayer harus fokus pada leader yang melakukan pemanjatan. Satu persatu melakukan pemanjatan, entah kenapa penulis menjadi takut untuk mencoba tantangan itu. Penulis pun hampir tidak mau meneruskan pemanjatan ini karena perasaan mulai tidak karuan, takut akan jatuh kemudian patah dan bisa saja terjadi hal yang tidak diinginkan. Namun semangat dari para rekan Anggota Muda serta Anggota Penuh ditambah peralatan yang digunakan pun sangatlah aman, yang hal buruk mustahil terjadi serta rekan penulis yang telah memanjat terlihat senang dan bahagia ketika sudah di atas.
Penulis pun melakukan pemanjatan, dengan gemetar penulis meraba- raba pegangan, memperhatikan pijakan, dan sesekali mengeringkan tangan dengan Mg. Sedikit demi sedikit penulis mencapai tengah pemanjatan, lalu rasa takut tersebut kembali muncul karena pijakan dan pengangan yang minim dijalur ini. Penulis ingin kembali turun, namum melihat semangat dari rekan- rekan membuat penulis tetap melanjutkan pemanjatan ini. Berdoa sepanjang pemanjatan dan menganggap bahwa tebing yang dipanjat itu tidak tinggi, tanpa melihat kebawah akhirnya penulis sampai di puncak Gunung Padang.
Setelah dipuncak dan melihat pemandangan indah kota padang ditambah dengan angin yang berhembus seketika melenyapkan masalah dari beban pikiran. Rasanya penulis terlahir kembali tanpa beban di hidupnya. Tak lama setelah kami semua memanjat, kami pun makan siang pada jam 13:00 wib di lokasi dengan bekal yang sudah kami siapkan. Tawa dan kebahagiaan menghiasi semangat kami untuk tetap melakukan apapun yang kami sukai.
Karena  kami masih punya banyak waktu dari yang sudah di jadwalkan kami pun melakukan pemanjatan di jalur yang berbeda. Setelah beberapa saat kami kembali packing dan memeriksa seluruh lokasi apakah ada sampah yang di tinggalkan. Karena ada beberapa hal yang tidak boleh di lakukan pecinta alam diantaranya:
Ø Jangan mengambil apapun selain foto.
Ø Jangan meninggalkan apapun selain jejak.
Ø Jangan membunuh apapun selain waktu.
Kami pun akhirnya kembali ke titik kumpul awal yaitu kantor MAPALA UNAND pada jam 15:10 wib, dengan perasaan bangga penulis dan rekan- rekan meninggalkan jejak kenangan yang akan diceritakan pada anak cucu nanti bahwa penulis serta rekan- rekani telah selesai menaklukan rasa takut menuju puncak tak terbatas.
Penulis,
Sintya yunia zalti  


THE END

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS