Panjat tebing atau Rock climbing merupakan salah satu kegiatan olahraga di alam bebas
yang penuh tantangan. Meskipun memiliki banyak rintangan, tak sedikit yang
menyukai olahraga extreme ini. Untuk
menaklukan setiap tantangannya diperlukan beberapa teknik serta beberapa
peralatan khusus. Secara umum panjat tebing dilakukan di daerah berkontur
dengan sudut lebih dari 45◦ dengan berbagai tingkat kesulitan tertentu. Salah
satunya tebing di Gunung padang, yang mempunyai tinggi sekitar 80 mdpl. Gunung
padang terletak di bagian Barat kota Padang. Tebing Gunung padang terbentuk
dari bebatuan Basal dengan ketinggian 30 meter.
Salah satu organisasi kampus di Padang melakukan kegiatan Panjat tebing ini. Mulai dari pemula sampai pada yang sudah
terbiasa melakukannya. Kegiatan ini dilakukan oleh organisasi MAPALA UNAND sebagai proses lanjutan
dari Anggota Muda MAPALA UNAND. Pada
tanggal 17 maret 2019 semua Anggota Muda dan beberapa orang Anggota
Penuh melakukan perjalanan ke Gunung Padang. Tak hanya persiapan fisik, para
pecinta alam ini juga sudah mengatur jadwal kegiatan yang akan mereka lakukan
dari awal perjalanan hingga kembali ke kantor MAPALA UNAND.
Artikel ini sendiri merupakan kisah asli si penulis
bersama rekan- rekannya. Perjalanan dimulai dari kantor MAPALA UNAND pada jam 08:00 wib, dengan peralatan yang sudah di
siapkan sebelumnya. Menggunakan transportasi beberapa sepeda motor penulis dan
rekan- rekan sampai di lokasi parkir sekitar jam 09:15 wib. Lalu, melewati
ratusan anak tangga untuk menuju lokasi pemanjatan. Untuk pengunjung yang juga
ingin menikmati keindahan dari Gunung padang juga bisa dengan melewati jembatan
Siti Nurbaya, dengan titik star perjalanan Pasar Raya Padang kemudian naik
angkot jurusa muaro, lalu turun di Jembata Siti Nurbaya kemudian menaiki
beberapa ratus anak tangga untuk mencapai puncaknya.
Ketika penulis
dan rekan-rekan sudah berada di depan lokasi pemanjatan, hal pertama yang
dilakukan ialah berdoa, menyiapkan peralatan dan melakukan pemanasan. Peralatan
yang digunankan pun sangat banyak demi keamanan dan keselamatan pemanjat,
diantaranya:
·
Kermantle Rope
·
Hardness
·
Carabiner
·
Ascender
·
Descender
·
Webbing
·
Hammer
·
Piton
·
Hanger
·
Chock
·
Chalk bag
·
Sepatu
Gunung
padang sendiri terdiri dari beberapa jalur pemanjatan, diantaranya:
Ø Jalur H & R, dengan tingkat
kesulitan jalur 5. 9.
Ø Jalur camp, dengan tingkat kesulian
jalur 5. 11c.
Ø Jalur fasting, dengan tingkat kesulitan
5. 12.
Ø Jalur trek eureka, dengan tingkat
kesulitan jalur 5. 11c.
Ø Jalur A+, dengan tingkat kesulitan jalur
5. 10.
Ø Jalur pembelot1, dengan tingkat
kesulitan 5. 9.
Ø Jalur pembelot2, dengan tingkat
kesulitan jalur 5. 10.
Ø Jalur genset, dengan tingkat kesulitan
jalur 5. 12.
Ø Jalur holiday, dengan tingkat kesulitan
jalur 5. 8.
(
nadoutdoorlife.com/ lokasi panjat tebing gunung padang )
Kembali pada cerita penulis, setelah melakukan persiapan
perlu di ketahui beberapa aba- aba dari pemanjatan:
a. Bilay
on dan on bilay, yang artinya pemanjatan siap
dilakukan.
b. Slack, agar tali dikendorkan.
c. Full/
pull, agar tali di
tegangkan.
d. Fall,
leader ( sipemanjat) akan
jatuh.
e. Rock, artinya batu atau objek lain akan
jatuh.
Kemudian penulis dan rekan- rekan memulai pemanjatan
secara bergantian, dengan dua orang sebagai belayer
( penahan ) dan leader ( pemanjat ).
Ketika leader memanjat, belayer harus fokus pada leader yang melakukan pemanjatan. Satu persatu
melakukan pemanjatan, entah kenapa penulis menjadi takut untuk mencoba
tantangan itu. Penulis pun hampir tidak mau meneruskan pemanjatan ini karena
perasaan mulai tidak karuan, takut akan jatuh kemudian patah dan bisa saja
terjadi hal yang tidak diinginkan. Namun semangat dari para rekan Anggota Muda
serta Anggota Penuh ditambah peralatan yang digunakan pun sangatlah aman, yang
hal buruk mustahil terjadi serta rekan penulis yang telah memanjat terlihat
senang dan bahagia ketika sudah di atas.
Penulis pun melakukan pemanjatan, dengan gemetar
penulis meraba- raba pegangan, memperhatikan pijakan, dan sesekali mengeringkan
tangan dengan Mg. Sedikit demi
sedikit penulis mencapai tengah pemanjatan, lalu rasa takut tersebut kembali
muncul karena pijakan dan pengangan yang minim dijalur ini. Penulis ingin
kembali turun, namum melihat semangat dari rekan- rekan membuat penulis tetap
melanjutkan pemanjatan ini. Berdoa sepanjang pemanjatan dan menganggap bahwa
tebing yang dipanjat itu tidak tinggi, tanpa melihat kebawah akhirnya penulis
sampai di puncak Gunung Padang.
Setelah dipuncak dan melihat pemandangan indah kota
padang ditambah dengan angin yang berhembus seketika melenyapkan masalah dari
beban pikiran. Rasanya penulis terlahir kembali tanpa beban di hidupnya. Tak
lama setelah kami semua memanjat, kami pun makan siang pada jam 13:00 wib di
lokasi dengan bekal yang sudah kami siapkan. Tawa dan kebahagiaan menghiasi
semangat kami untuk tetap melakukan apapun yang kami sukai.
Karena kami masih
punya banyak waktu dari yang sudah di jadwalkan kami pun melakukan pemanjatan
di jalur yang berbeda. Setelah beberapa saat kami kembali packing dan memeriksa
seluruh lokasi apakah ada sampah yang di tinggalkan. Karena ada beberapa hal
yang tidak boleh di lakukan pecinta alam diantaranya:
Ø Jangan mengambil apapun selain foto.
Ø Jangan meninggalkan apapun selain jejak.
Ø Jangan membunuh apapun selain waktu.
Kami
pun akhirnya kembali ke titik kumpul awal yaitu kantor MAPALA UNAND pada jam 15:10 wib, dengan perasaan bangga penulis dan
rekan- rekan meninggalkan jejak kenangan yang akan diceritakan pada anak cucu
nanti bahwa penulis serta rekan- rekani telah selesai menaklukan rasa takut
menuju puncak tak terbatas.
Penulis,
Sintya yunia zalti
THE END
0 Comments