Ticker

6/recent/ticker-posts

The Influence Of The Use Of Abbreviated Language On Generation Z’s, Memory:A Psycholingistic Study


Penulis ; Mayra Salza Billa,Jurusan Sastra Minangkabau,Fakultas Ilmu Budaya,Universitas Andalas,Padang-Indonesia.



Abstrak

Penggunaan bahasa singkatan semakin berkembang dan banyak digunakan oleh Generasi Z dalam percakapan sehari-hari. Bentuk bahasa yang dipersingkat dianggap lebih praktis dan cepat digunakan, namun hal ini juga berkaitan dengan kemampuan mengingat bahasa. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh penggunaan bahasa singkatan terhadap daya ingat Generasi Z berdasarkan kajian psikolinguistik. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan, yang merujuk pada teori psikolinguistik, artikel ilmiah, serta pengalaman peneliti sebagai bagian dari Generasi Z. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasa singkatan memberikan keuntungan dalam efisiensi kognitif karena bentuknya yang ringkas mengurangi beban memori kerja sehingga lebih mudah diingat dan diproses oleh otak. Namun, tingginya intensitas penggunaan singkatan menyebabkan menurunnya kemampuan mengingat bentuk bahasa baku, kesalahan penulisan, dan melemahnya kemampuan berbahasa formal. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bahasa singkatan memberikan kemudahan dalam proses ingatan jangka pendek, tetapi penggunaan yang berlebihan dapat melemahkan daya ingat terhadap bahasa baku dan kemampuan linguistik formal Generasi Z. Penelitian ini menekankan pentingnya keseimbangan dalam penggunaan bahasa agar efisiensi ingatan tetap sejalan dengan ketepatan berbahasa.

Kata kunci: bahasa singkatan; daya ingat; Generasi Z; psikolinguistik.

Abstract

The use of abbreviated language has increasingly developed and is widely adopted by Generation Z in everyday interaction. Shortened linguistic forms are perceived as more practical and faster to produce, yet they also relate closely to memory performance. This study aims to analyze the influence of abbreviated language on the memory of Generation Z from a psycholinguistic perspective. This research employed a qualitative descriptive method using a library research approach, referring to psycholinguistic theories, academic articles, and the researcher’s personal experience as part of Generation Z. The findings indicate that abbreviated forms provide cognitive efficiency due to their concise structure, which reduces working memory load and makes them easier for the brain to recall and process. However, high exposure to abbreviated forms results in decreased recall of standard word forms, spelling mistakes, and weakened formal language skills. Therefore, abbreviated language facilitates short-term memory processing, yet excessive use may weaken memory of standard language and reduce formal linguistic competence among Generation Z. This study underscores the importance of maintaining language balance so that memory efficiency remains aligned with linguistic accuracy.

Keywords: abbreviated language; memory; Generation Z; psycholinguistics.

Pendahuluan

Perkembangan teknologi dan digitalisasi telah mengubah lanskap komunikasi manusia secara drastis. Generasi Z yang lahir dari tahun 1997 hingga 2012 merupakan kelompok yang paling adaptif terhadap perkembangan teknologi informasi. Hampir seluruh aspek kehidupan mereka terhubung dengan perangkat digital seperti penggunaan media sosial. Realitas ini memunculkan fenomena linguistik baru, yaitu maraknya penggunaan bahasa singkatan sebagai media komunikasi sehari-hari.Bahasa singkatan adalah kependekan kata atau frasa untuk mempermudak komunikasi,yang dapat berupa huruf awal atau gabungan huruf.Generasi z mengikuti perkembangan zaman yang ada didunia maya(media sosial).Bahasa singkatan seperti btw, otw, caper, baper, gabut, pap, japri, mager, hts, gws, mantul, mabar,bundir, nobar, dan sebagainya digunakan karena memberikan kepraktisan dalam berkomunikasi.

Penelitian terdahulu lebih banyak membahas ragam bahasa gaul dan singkatan dari sisi sosial, sosiolinguistik, atau komunikasi antargenerasi. Misalnya, penelitian mengenai bentuk-bentuk bahasa gaul yang digunakan remaja, faktor munculnya bahasa singkatan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perkembangan bahasa. Namun, belum banyak penelitian yang menganalisis bagaimana penggunaan bahasa singkatan berkaitan dengan daya ingat(memori), terutama melalui kajian psikolinguistik.

Oleh karena itu, penelitian ini hadir untuk mengisi kesenjangan tersebut. Kebaharuan penelitian ini terletak pada penggabungan dua aspek penting: pengaruh bahasa singkatan dalam komunikasi sehari-hari dan dampaknya terhadap daya ingat Generasi Z.Daya ingat adalah kemampuan otak menerima,menyimpan,mempertahankan,dan mengigat kembali informasi bahasa,karena bahasa tidak hanya diucapkan atau dibaca tetapi juga diproses dan disimpan dalam sistem memori manusia. Secara khusus, penelitian ini ingin menganalisis pengaruh penggunaan bahasa singkatan terhadap daya ingat generasi Z,khususnya dalam membandingkan apakah bentuk bahasa singkatan lebih mudah diingat dibandingkan bentuk bahasa bakunya.Secara khusus,penelitian ini mengarah pada upaya memahami kecenderungan generasi Z dalam memproses,mengingat,dan menggunakan bahasa singkatan yang semakin dominan dalam komunikasi sehari-hari.

Dalam perspektif psikolinguistik, proses pemrosesan bahasa tidak dapat dipisahkan dari mekanisme memori kerja, persepsi bahasa, dan kemampuan kognitif individu dalam memahami dan memproduksi bahasa. Pada Generasi Z, penggunaan bahasa singkatan dapat berpengaruh signifikan terhadap cara otak menyimpan informasi bahasa. Singkatan yang ringkas membantu mengurangi beban memori kerja karena otak tidak perlu mengolah informasi yang panjang dan lebih mudah mengucapkan yang lebih singkat.

Metode

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan. Pendekatan ini sesuai karena penelitian tidak mengumpulkan data lapangan, melainkan memanfaatkan berbagai teori, penelitian terdahulu, serta dokumen ilmiah sebagai dasar analisis.Penelitian ini juga memperhatikan pengalaman peneliti sebagai Generasi Z yang menggunakan bahasa singkatan dalam kehidupan sehari-hari.

Jenis Penelitian

Jenis penelitian adalah studi kepustakaan (library research). Penelitian ini berfokus pada pengumpulan dan analisis teori yang relevan mengenai bahasa singkatan, daya ingat , dan proses pemrosesan bahasa.

Sumber Data

Sumber data berasal dari:

buku psikolinguistik berbahasa Indonesia,jurnal nasional mengenai linguistik dan komunikasi remaja,artikel ilmiah terkait daya ingat dan bahasa singkatan

Teknik Analisis

Analisis data dilakukan dengan membaca literatur, mengidentifikasi tema penting, membandingkan temuan, kemudian menyusunnya dalam bentuk uraian berstruktur yang menjawab pertanyaan penelitian. Penelitian ini tidak menggunakan instrumen seperti kuesioner atau wawancara karena sifatnya murni dari beberapa bacaan artikel dan pengalaman pribadi peneliti.

Hasil

Hasil penelitian merangkum sejumlah temuan penting mengenai pengaruh bahasa singkatan terhadap daya ingat Generasi Z.

1. Pola Penggunaan Bahasa Singkatan Generasi Z

Generasi Z menggunakan bahasa singkatan dalam berbagai konteks komunikasi sehari-hari dan konteks digital, seperti pesan singkat, Instagram, TikTok, WhatsApp, dan platform komunikasi lainnya. Singkatan digunakan untuk:mempercepat komunikasi,memberikan kesan santai,mengikuti tren pergaulan,memperkuat identitas kelompok sebaya.Penggunaan ini tidak hanya terjadi secara sporadis, tetapi menjadi bagian dari bahasa sehari-hari. Setiap hari Generasi Z terpapar dalam komunikasi sehari-hari dan ratusan pesan singkat yang sebagian besar mengandung singkatan.

2. Efisiensi Pemprosesan Bahasa

Menurut teori psikolinguistik, bahasa singkatan memudahkan otak memproses informasi karena menurunkan jumlah elemen yang harus diingat secara simultan. Representasi kata yang lebih pendek membuat otak lebih cepat mengenali makna. Misalnya, otw lebih mudah diingat daripada "one the way".

3. Dampak terhadap Daya Ingat Generasi Z

Penggunaan singkatan secara terus-menerus dapat menyebabkan beberapa dampak pada daya ingat Generasi Z:Menurunnya kemampuan mengingat bentuk kata baku,kecenderungan lupa ejaan asli kata,penurunan kemampuan menulis kalimat formal,ketergantungan pada bentuk singkatan.Dampak ini terjadi karena otak berkembang untuk mengenali bentuk singkat secara otomatis, sehingga bentuk panjang semakin jarang digunakan.

Pembahasan

Pengaruh penggunaan bahasa singkatan di kalangan Generasi Z dapat dipahami sebagai bentuk adaptasi linguistik terhadap kebutuhan komunikasi digital. Dalam perspektif psikolinguistik, penggunaan singkatan memiliki dasar kognitif yang kuat, terutama berkaitan dengan efisiensi memori kerja. Memori kerja berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara ketika seseorang memproses informasi bahasa. Ketika informasi yang diterima lebih singkat, memori kerja mampu mengolahnya lebih cepat.

Namun, penggunaan bahasa singkatan yang berlebihan cenderung mengurangi kemampuan Generasi Z dalam memproduksi bahasa formal. Ketika mereka terlalu terbiasa dengan bentuk singkat, otak menjadi kurang terlatih untuk mengingat, memahami, dan memproduksi bentuk kata baku. Dalam jangka panjang, hal ini dapat memengaruhi kemampuan akademik seperti menulis esai, memahami bacaan panjang, serta menyusun kalimat kompleks.

Dampak ini semakin terlihat dalam konteks pendidikan, yang dimana sering kali ditemukan mahasiswa/siswa menggunakan bahasa singkatan dalam lingkungan pendidikan. Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa bahasa singkatan dapat memengaruhi perkembangan tata bahasa dan struktur kalimat karena penggunaan bentuk ringkas tidak melatih kemampuan yang baik untuk mengingat bahasa baku.

Kesimpulan

Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan bahasa singkatan dalam komunikasi sehari-hari memiliki pengaruh yang kuat terhadap cara Generasi Z memproses, menyimpan, dan mengingat informasi bahasa. Dalam perspektif psikolinguistik, singkatan seperti btw, otw, caper, baper, gabut, pap, japri, mager, hts, gws, mantul, mabar,bundir,nobar dan sebagainya terbukti memberikan efisiensi kognitif karena bentuknya yang ringkas mampu menurunkan beban memori kerja. Kondisi ini membuat proses pemahaman berlangsung lebih cepat dan otomatis, sejalan dengan karakter komunikasi digital yang menuntut kecepatan dan kepraktisan. Namun, temuan penelitian ini juga mengungkapkan adanya konsekuensi kognitif dan linguistik yang perlu diperhatikan. 

Paparan singkatan yang terlalu dominan menyebabkan Generasi Z semakin mengandalkan bentuk ringkas sehingga kemampuan mengingat bentuk baku, memahami struktur bahasa formal, dan menghasilkan tuturan yang sesuai kaidah cenderung melemah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa bahasa singkatan memberikan manfaat dalam efisiensi komunikasi, tetapi penggunaan yang tidak terkontrol berpotensi menurunkan kualitas daya ingat(memori) dan penguasaan bahasa formal Generasi Z. Implikasi penelitian ini menunjukkan perlunya penguatan literasi bahasa baku melalui pendidikan, kebiasaan membaca, serta pembiasaan komunikasi formal untuk menjaga keseimbangan antara kreativitas berbahasa digital dan kompetensi linguistik standar. 

Temuan ini berkontribusi dalam memperluas pemahaman mengenai hubungan antara bahasa digital, memori kognitif, dan perkembangan kemampuan berbahasa pada Generasi Z, sekaligus memberikan dasar teoretis bagi penelitian lanjutan di bidang psikolinguistik dan pendidikan bahasa.


Daftar Pustaka

Chaer, A. (2015). Psikolinguistik: Kajian Teoretik. Rineka Cipta.

Chaer, A., & Agustina, L. (2014). Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Rineka Cipta.

Dikla Dila Yepta Karios Maria dkk,(2023) Analisis Pengaruh Bahasa Akronim dan Singkatan dari Twitter pada Kehidupan Sehari-hari.

Nesia Gita Adhadi dkk,(2024) Pembentukan Singkatan Bahasa Gaul.

Galang Rivaldy Harahap dkk,(2023) Fenomen Bahasa Gaul sebagai Komunikasi Generasi Z di Sekolah Menengah atas Negeri 1 Bandar Perdagangan.

Harahap,D.(2021).Fenomena Bahasa Singkatan dalam Komunikasi Digital di Kalangan Remaja.Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia.


Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS