Ticker

6/recent/ticker-posts

Bumi yang Mulai Letih: Konservasi Bukan Lagi Pilihan, Tapi Kewajiban


 Oleh: Putri Wulandari_2310421025 (Universitas Andalas)



Beberapa minggu terakhir, Pulau Sumatera tepatnya aceh, sumatera utara dan sumatera barat diberikan cobaan yaitu adanya banjir dan juga tanah longsor. Banjir bandang melanda berbagai daerah, tanah longsor merusak pemukiman dan juga rumah warga yang menjadi tempat berkumpulnya dengam keluarga, sementara kebakaran hutan kembali menyemburkan asap ke langit. Di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Aceh hingga Riau, bencana datang silih berganti akibat adanya antropogenik atau ulah manusia itu sendiri. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ratusan nyawa meninggal dan ribuan warga yang kehilangan tempat tinggal akibat banjir dan longsor besar yang melanda kawasan yang terdampak tahun 2025. Angka itu belum termasuk puluhan ribu warga yang harus mencari tempat aman agar menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan untuk kedepannya maka dari itu beberapa warga juga mengungsi.

Fakta lainya yang sangat menjadi sorotan dan juga kunci utama datangnya bencana alam ini yaitu dari sektor lingkungan yang sudah mulai rusak akibat antropogenik: di Indonesia masih kehilangan ratusan ribu hektare hutan setiap tahunnya yang sekarang ditananmin berbagai tempat dengan lahan yang alami diubah menjadi lahan sawit. Di Sumatera, beberapa titik gambut kembali terbakar, meninggalkan lahan hitam dan udara yang makin sulit dihirup yang menjadikan kurangnya kita untuk menghirup udara bersih yang dihasilkan oleh pepohonan. Semua tanda ini membuat kita harus jujur dan membuka mata kita dan lihat pada diri sendiri alam sedang menunjukkan kelelahan atau cape akibat ulah manusia yang selama ini kita abaikan padahal alam memberikan kepada kita semuanya mulai dari obat-obatan dan lainnya.

Sumatera yanh dulu dikenal sebagai salah satu kawasan hijau paling kaya di dunia atau sebagai yang paling banyak pepohonan. Namun ketika hutan ditebang untuk hal lainnya, bukit digunduli, dan sungai dipenuhi sampah akibat ulah dari kita juga yang tidak sadar akan alam itu harus dijaga, perlahan-lahan pelindung alami itu hilang. Hujan yang dulu diserap tanah kini berubah menjadi banjir deras akibat tidak adanya lagi pepohonan yang menyerapnya akar yang tidak bisa lagi menahan atau memperkuat struktur tanah. Lereng yang dulu ditahan akar pohon kini mudah bergerak dan menghancurkan apa pun di bawahnya yang membuat longsor. Alam sebenarnya tidak marah ia hanya merespons apa yang telah kita lakukan selama ini, alam hanya ingin kita sadar akan semua ini harus dijaga kalau bukan kita yang jaga siapa lagi, demi terjaganya bumi dan juga kehidupan yang ada di dalamnya.

Pada sekarang ini, konservasi terhadap alam tidak bisa lagi kita diianggap sebagai kegiatan sampingan atau proyek jangka pendek untuk kedepannya. Ini merupakan kewajiban kita semua untuk menjaga alam. Kewajiban untuk menjaga hutan yang tersisa agar binatang yang menjadi tempat tinggal mereka aman dan tetap terjaga populasinya dengan cara seperti itu kita berhasil menjaga mereka semua dari yang namanya kepunahan, kewajiban untuk memperbaiki tanah yang rusak yaitu dengan menanam kembali pepohonan tersebut atau yang biasanya kita sebut reboisasi. Kewajiban kita semua untuk memastikan bahwa generasi setelah kita yang akan datang masih memiliki tempat tinggal yang layak dan sumber daya alam yang masih melimpah agar bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baik mungkin.

Konservasi bukan hanya soal menanam pohon. Konservasi itu tentang bagaimana cara kita dalam memperlakukan bumi setiap hari: tidak membakar lahan, tidak membuang sampah ke sungai atau sembarangan, tidak menebang hutan sembarangan dan mendukung kebijakan penanaman hutan kembali.

Kita sebagai manusia sering lupa bahwa alam telah memberikan semua yang kita mau tanpa meminta apa pun. 

Sungai mengalirkan air, hutan menyediakan oksigen untuk bernafas, tanah menyediakan pangan dari hasil menanam. Sekarang, ketika alam mulai lelah, sudah seharusnya kita semua untuk sama-sama merawatnya kembali seperti dahulu.

Bencana yang terjadi di Sumatera seharusnya menjadi cermin besar dan juga pelajaran bagi kita semua. 

Jika hutan sudah habis, bencana akan datang lebih sering tanpa kita ketahui. Jika sungai kotor, banjir akan datang setiap musim hujan. Dan jika kita terus menganggap bahwa alam itu sebagai sesuatu yang bisa diambil tanpa batas dengan seenaknya, maka suatu hari nanti kita bukan hanya kehilangan pepohonan kita juga bisa kehilangan masa depan.

Inilah saatnya kita sebagai manusia untuk berhenti berbicara dan mulai ambil tindakan, mulai dari lingkungan terdekat disekitar kita, mulai dari kebiasaan sederhana tapi dampaknya sangat luas, mulai dari kesadaran bahwa bumi ini tidak sanggup jika kita terus memperlakukan alam seperti ini, mari kita jaga alam sebelum alam benar-benar pergi meninggalkan kita semua. Karena ketika bumi sudah lelah, manusia sendiri yang lebih dulu akan kalah akibat dari ulahnya.

Maka dari itu saya disini ingin mengajak kita semua untuk sama-sama menjaga alam kita untuk masa depan, tidak ada kata terlambat untuk memulai hal yang baik semua berawal dari niat kita. Mari sama-sama kita jaga alam kita sebagaimana mereka melindungi kita, menyediakan semua kebutuhan kita salah satunya yaitu obat-obatan semua berasal dari alam, begitu juga untuk hewan-hewan yang menjadi tempat tinggalnya selama ini yang sudah kita renggut mari kita jaga agar di dalam kehidupan ini adanya keseimbangan antara alam dan juga manusia. 

Semua orang pernah melakukan kesalahan, maka dari itu kita belajar dari kesalahan yang sudah kita perbuat, buka mata kita dan lihat lah kedepan karena semua itu benar-benar harus kita pertahankan dan lestarikan.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS