Ticker

6/recent/ticker-posts

Bukan Sekadar Peringatan: Hari Anti Korupsi dan Tuntutan Integritas bagi Generasi Kita

 


Oleh :Anjelina Bango Badin Nim:2410839001 Mata kuliah: Integritas dan Anti korupsi Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik Universitas Andalas Padang





Kejujuran adalah tindakan paling kecil namun paling langka di negeri yang besar ini.”


Tanggal 9 Desember kembali datang—lalu kita memperingati Hari Anti Korupsi dengan spanduk, seminar, dan retorika moral. Tapi kita perlu bertanya keras: apa yang berubah setelah itu? Jika peringatan hanya menjadi ritual tahunan, maka kita sama saja merayakan luka yang tak pernah benar-benar disembuhkan.


Indonesia memiliki aturan, lembaga penegak, serta instrumen pemberantasan korupsi yang secara formal terlihat lengkap. Namun, kasus suap jabatan, mark-up anggaran, proyek fiktif, hingga politik uang tetap muncul seperti rutinitas gelap yang dianggap wajar. 

Ini mengisyaratkan bahwa persoalan terbesar bukan hanya soal penindakan, melainkan soal minimnya integritas.


Korupsi tidak lahir pada titik kekuasaan, ia tumbuh dari kebiasaan-kebiasaan kecil yang kita anggap biasa: titip absen, menyontek saat ujian, plagiarisme tugas, memodifikasi data untuk kepentingan diri sendiri. 


Kita marah melihat koruptor merampok uang negara, namun sering menutup mata pada kecurangan kecil yang memiliki akar nilai yang sama. 

Integritas sejatinya tidak diuji dalam sorotan kamera, tapi dalam pilihan kecil yang dilakukan saat tak ada yang melihat.


Generasi muda kerap disebut agen perubahan, namun perubahan tidak otomatis turun hanya karena kita muda. Perubahan lahir dari keberanian moral—berani jujur meski sendiri, berani menolak politik uang meski disebut terlalu idealis, berani mengerjakan tugas tanpa mencuri karya orang lain meski butuh waktu lebih. Jika generasi ini ingin Indonesia bebas dari korupsi, anti-korupsi harus menjadi gaya hidup, bukan sekadar wacana seremonial tahunan.


Hari Anti Korupsi harus dimaknai lebih jauh dari sekadar perayaan simbolik. Ia adalah tuntutan moral bagi generasi kita untuk mengambil peran. Mahasiswa dan anak muda tidak boleh berhenti sebagai penonton kritik, tetapi hadir sebagai pengawal transparansi, suara kontrol publik, penyampai literasi, serta pengingat bagi kekuasaan bahwa rakyat tak sedang tidur. Ruang digital, diskusi kampus, forum publik, hingga tulisan opini seperti ini merupakan bentuk perlawanan yang nyata.


Karena negara tidak akan bersih hanya dengan aturan hukum. 




Negara akan pulih ketika warganya memilih jujur—tanpa tepuk tangan, tanpa sorotan, hanya karena itu benar. 9 Desember bukan hanya tanggal peringatan, tetapi titik refleksi: apakah kita akan mewarisi budaya culas yang sama, atau menghentikannya di sini?


Integritas tidak menuntut panggung. Ia hanya menuntut keberanian.


 

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS