Ticker

6/recent/ticker-posts

Bencana Alam Banjir dan Tanah Longsor di Sumbar, 656 Irigasi Terdampak Memerlukan Biaya Perbaikan Rp 1, 3 Triliun Telah Diusulkan



Bencana alam Sumatera, banjir dan tanah longsor Sumut, Aceh, Sumbar pada akhir Nopember 2025, mengakibatkan 656 irigasi terdampak bajir bandang dan tanah longsor di Sumbar, sejumlah irigasi ini mengalami kerusakan dan tertutup material banjir dan tanah longsor. 


Dalam rangka pasca bencana, semua irigasi yang terdampak sudah pulih kembali, air sudah masuk kembali ke sawah setelah pembersihan material yang menutupi jaringan aliran air.


Ungkapan ini dikemukakan Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Bina Kontruksi (SDABK) Provinsi Sumbar, Rifda Suryani, ST, Sp ketika dikonfirmasi pada Selasa, 30 Desember. 


Menurutnya, dari sejumlah irigasi yang ada, diantaranya sebanyak 24 irigasi yang merupakan kewenangan Provinsi, dan diluar itu irigasi yang menjadi kewenangan daerah kabupaten dan kota, ujarnya. 


"Semua irigasi yang terdampak itu, telah dilakukan pendataan, dan sekarang kita usulkan. Soal, irigasi itu ada peluang kita melalui Inpres nomor 2 Tahun 2025, pengusulan melalui Aplikasi Digital SIPURI (Sistem Informasi Program Usulan Irigasi) untuk mempercepat pembangunan, peningkatan, rehabilitasi, dan optimalisasi, jaringan irigasi, guna mendukung swasembada pangan, dengan melibatkan berbagai kementerian, dan pemerintah daerah dalam pengajuan, verifikasi, hingga pelaksanaan dilapangan, mencakup saluran primer hingga tersier", ungkap Rifda. 


Terkait ini telah kita siapkan perencanaanya untuk SIPURI penanganan rehabilitasi yang dibantu pemerintah pusat, atau diambil alih, lanjut Rifda, lagi. 


"Tetapi untuk sungai-sungai, atau kerusakan (bendungan irigasi) pengusulannya melalui Badan Nasional Penanggulanan Bencana (BNPB), kita telah membuat rencana rehabilitasi, dan rekontruksi, atau R3P merupakan dokumen perencanaan yang disusun oleh BNPB, dan atau/pemerintah daerah dengan melibatkan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan atas Pengkajian Kebutuhan Pascabencana (Jitupasna) untuk periode waktu tertentu", jelasnya. 


"Semua yang berkaitan dengan ini telah kita lakukan test uji materi pengusulannya di Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana-Pusat Bencana (Pusdalops-PB), kemaren", ungkap Rifda. 


Dikatakan, bencana alam banjir bandang dan tanah longsor di Sumbar menimbulkan kerusakan unit dan jaringan irigasi yang cukup signifikan, antara lain adalah kerusakan infrastruktur serta yang paling dominan jaringan saluran air lebih banyak tertimbun tanah longsor, dan tertutupi lumpur sendimen banjir. 


"Sedangkan bendungan yang jebol diatasi dengan solusi secara darurat supaya lahan pertanian sawah penduduk dapat kembali dialiri air. Pada tanggap darurat pun air sudah masuk kembali di areal pertanian Gunung Nago, Guo (di Kota Padang), dan di Koto Padang (Kabupaten dharmasraya), Koto Tuo, Gumarang, dan lainnya. Akibat bencana alam, secara keseluruhan sebanyak 656 irigasi terdampak memerlukan biaya perbaikan Rp 1,3 triliun, yang telah kita usulkan", pungkasnya.(Obral Chaniago).

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS