Ticker

6/recent/ticker-posts

Dari Layar ke Parlemen: Sejauh Mana Kapasitas Caleg Selebriti?

 


Nama : Talitha Ushwatun Hasanah.           NIM : 2410832001 Mata Kuliah : Partai Politik dan Pemilu Indonesia


Fenomena maraknya artis yang mencalonkan diri sebagai caleg di Pemilu 2024 ini sudah sangat sering dibahas dan bukan suatu hal yang baru terdengar. Pada pemilu 2024, wajah-wajah selebriti kembali meramaikan daftar calon legislatif yang diusungkan dari berbagai partai politik. Kehadiran mereka ini seringkali disambut dengan sorak sorai entah memang dari para fans atau pendukung partai, tetapi juga memunculkan tanda tanya besar: apakah popularitas selebriti di layar kaca sebanding dengan kapasitas untuk duduk di parlemen?

Popularitas memang menjadi modal politik yang sangat kuat. Seorang selebriti memiliki fans, dikenal luas oleh masyarakat, dan mudah baginya menarik perhatian publik. Partai politik tentu melihat peluang itu sebagai syarat untuk bisa diterima cepat oleh para pemilih. Selebriti punya modal sosial dan popularitas sehingga pemenangan akan lebih mudah dilakukan ketimbang kader-kader yang mungkin bekerja extra keras. Padahal, caleg dari kalangan selebriti tidak selamanya menjamin menjadi sarana efektif untuk memaksimalkan raihan suara. Bahkan, dalam beberapa kasus, nama selebriti besar dapat mengalahkan calon legislatif dengan rekam jejak lama di bidang politik. Fenomena ini menunjukkan bahwa demokrasi kita masih dipengaruhi oleh daya tarik personal, bukan oleh adu gagasan yang berbobot.

Namun, tugas seorang legislator bukanlah sekedar tampil dan dikenal rakyat. Parlemen memiliki fungsi vital diantaranya: legislasi (merumuskan undang-undang), pengawasan (mengawasi jalannya pemerintahan), dan representasi (mewakili dan menyuarakan aspirasi rakyat). Semua itu memerlukan pengetahuan mendalam, ketajaman analisis, kemampuan berargumentasi, serta konsistensi dalam memperjuangkan kepentingan publik. Balik ke pertanyaannya, sejauh mana selebriti yang maju sebagai caleg siap menjalankan tanggung jawab besar ini? Tanpa kapasitas yang memadai, ada risiko kursi parlemen hanya sekedar dihuni oleh publik figur terkenal tanpa memberikan kontribusi yang nyata.

Meskipun begitu, tidak adil juga jika selebriti langsung dicap tidak layak. Popularitas hanyalah membuka jalan, namun kapasitas tetap bisa dibangun. Ada selebriti yang serius menempuh pendidikan, aktif dalam organisasi sosial, bahkan memiliki kepedulian terhadap isu-isu publik. Kehadiran mereka justru bisa menjadi energi baru, yang mendekatkan politik kepada masyarakat, terutama generasi muda yang cenderung lebih familiar dengan dunia hiburan ketimbang panggung politik. Dalam hal seperti ini, selebriti berpotensi membawa angin segar bagi parlemen.

Namun kunci utamanya tetap pada keseriusan. Selebriti yang mencalonkan diri tidak boleh berhenti pada modal popularitas saja tentu ada tanggung jawab yang menuntut lebih dari sekedar popularitas yaitu dedikasi, integritas, dan mendengar suara rakyat. Mereka perlu menunjukkan komitmen dan memahami aturan hukum, serta menempatkan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi dan popularitas. Tanpa itu, keberadaan mereka berpotensi hanya akan menambah daftar panjang wakil rakyat yang lebih memikirkan citra dibanding bekerja nyata.

Bagi kita sebagai pemilih, tantangan terbesar adalah menjaga sikap kritis. Jangan mudah tergoda oleh wajah-wajah terkenal atau prestasi di dunia hiburan. Lihat dan pilihlah caleg berdasarkan rekam jejak, program kerja, dan kesungguhan mereka memperjuangkan kepentingan rakyat dibandingkan kepentingan pribadi. Popularitas memang bisa menjadi daya tarik, tetapi demokrasi sejati akan terjaga jika masyarakat itu sendiri menuntut kualitas dari para caleg.

Selebriti dapat memulai karier dari dunia hiburan, tetapi ketika memasuki parlemen, panggungnya berbeda. 


Bukan lagi soal popularitas atau jumlah fans, melainkan suatu kebijakan yang akan memengaruhi kehidupan masyarakat. 


Demokrasi akan semakin berkualitas apabila jika penghuni kursi parlemen diisi oleh orang-orang yang benar-benar siap bekerja. Popularitas mungkin membawa mereka ke pintu parlemen, tetapi akan ada kapasitas dan integritas yang akan menentukan apakah nama mereka hanya akan tercatat sebagai sekedar bintang hiburan, atau benar-benar bintang bagi rakyatnya.


Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS