Ticker

6/recent/ticker-posts

SOSIALISASI DAN PELATIHAN PEMBUATAN BIO BRIKET SEBAGAI UPAYA PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK MENJADI ENERGI ALTERNATIF PADA IBU- IBU UPT- PKK BATU BANYAK, KABUPATEN SOLOK.

 

OLEH: Indah Sakina, Nasya Putri Amelia, Tasya Khairunnisa



Pada hari Kamis, 31 Juli 2025, kami—Indah Sakina, Tasya Khairunnisa, dan Nasya Putri Amelia—mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Andalas, melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Nagari Batu Banyak, Kecamatan Lembang Jaya, Kabupaten Solok, Sumatera Barat. Kegiatan ini mengusung judul “Sosialisasi dan Pelatihan Pembuatan Bio Briket sebagai Upaya Pemanfaatan Limbah Organik Menjadi Energi Alternatif” dan dilaksanakan sebagai bagian dari program KKN tematik yang kami jalankan di bawah bimbingan dosen pembimbing lapangan kami, Ibu Wellyalina, S.TP., M.P.

Nagari Batu Banyak merupakan salah satu wilayah agraris yang menyimpan potensi besar di sektor pertanian dan perkebunan. Komoditas seperti kelapa dan pinang tumbuh subur di daerah ini, memberikan kontribusi besar terhadap mata pencaharian masyarakat setempat. Namun, produksi hasil pertanian yang tinggi juga menghasilkan limbah organik dalam jumlah besar, seperti tempurung kelapa, sabut, dan serat pinang. Limbah-limbah tersebut umumnya belum dikelola secara optimal dan sering kali dibakar atau dibiarkan menumpuk, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap pencemaran lingkungan. Padahal, limbah semacam ini memiliki nilai guna tinggi apabila dikelola dengan tepat, salah satunya adalah dengan mengolahnya menjadi bio briket, yakni bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan dan dapat menjadi sumber energi baru di tingkat rumah tangga.

Kegiatan ini kami mulai pukul 10.00 WIB di salah satu fasilitas pertemuan milik nagari. Peserta kegiatan adalah ibu-ibu yang tergabung dalam UPT PKK Nagari Batu Banyak dan beberapa pelaku usaha mikro yang tertarik terhadap solusi energi alternatif dan pemanfaatan limbah. Kegiatan diawali dengan pemaparan materi mengenai urgensi diversifikasi energi di tengah ketergantungan masyarakat terhadap gas elpiji dan kayu bakar. Kami memperkenalkan konsep bio briket sebagai bahan bakar padat yang dibuat dari limbah organik, melalui proses karbonisasi, pencampuran dengan bahan pengikat alami, dan pencetakan sederhana.

Setelah sesi teori selesai, para peserta diajak untuk terlibat langsung dalam praktik pembuatan bio briket. Proses ini melibatkan langkah-langkah yang relatif mudah untuk diterapkan di rumah, antara lain pembakaran tempurung kelapa secara tidak sempurna untuk menghasilkan arang, penghalusan arang menjadi serbuk, pencampuran dengan perekat dari tepung kanji, pencetakan menggunakan alat manual, hingga proses pengeringan. Para peserta terlihat sangat antusias, khususnya saat sesi praktik, dan banyak dari mereka yang menyampaikan minat untuk mencoba memproduksi sendiri di lingkungan tempat tinggal masing-masing. Beberapa pelaku UMKM bahkan mulai mempertimbangkan penggunaan bio briket dalam usaha mereka, seperti produksi makanan tradisional yang memerlukan proses pemanggangan atau pembakaran.

Antusiasme yang tinggi dari masyarakat menunjukkan bahwa pendekatan teknologi tepat guna seperti ini mampu menjawab dua kebutuhan sekaligus: pengelolaan limbah yang berkelanjutan dan penyediaan energi alternatif yang ekonomis. Selain itu, inisiatif ini juga membuka peluang usaha baru yang potensial, terutama bila dikelola secara kolektif dalam bentuk kelompok produksi masyarakat atau koperasi desa. Kami pun mendorong wacana lanjutan kepada pengurus PKK untuk mengembangkan pelatihan ini menjadi program berkelanjutan dengan melibatkan generasi muda dan pelaku usaha lokal secara lebih luas.

Dukungan yang kami terima dari dosen pembimbing lapangan, Ibu Wellyalina, S.TP., M.P., sangat berarti dalam pelaksanaan kegiatan ini. Beliau tidak hanya mendampingi kami dalam aspek teknis, tetapi juga memastikan bahwa kegiatan kami relevan dan selaras dengan kebutuhan serta konteks sosial masyarakat setempat. Dengan bimbingan beliau, kegiatan ini dapat berjalan dengan efektif dan mendapat sambutan positif dari warga nagari.

Melalui kegiatan ini, kami menyadari bahwa pemanfaatan limbah organik tidak sekadar berkaitan dengan persoalan teknis pengolahan, tetapi juga merupakan bagian dari upaya mengubah cara pandang masyarakat terhadap limbah—dari sesuatu yang dianggap tidak berguna, menjadi sumber energi dan potensi ekonomi. Program ini juga memberikan pembelajaran penting bagi kami sebagai mahasiswa, bahwa keberhasilan pengabdian tidak terletak pada seberapa banyak materi yang disampaikan, melainkan pada sejauh mana masyarakat dapat mengambil manfaat nyata dan merasa termotivasi untuk meneruskan inisiatif tersebut secara mandiri.

Harapan kami, pelatihan ini dapat menjadi langkah awal menuju terbentuknya ekosistem energi alternatif berbasis masyarakat di Nagari Batu Banyak. Dengan dukungan berkelanjutan dari pemerintah nagari, lembaga pendidikan, serta kolaborasi lintas sektor, produksi bio briket dapat dikembangkan lebih luas sebagai solusi energi ramah lingkungan yang mampu mendorong kemandirian energi dan kesejahteraan ekonomi lokal secara berkelanjutan.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS