Ticker

6/recent/ticker-posts

Peran Media Sosial dalam Membentuk Karakter Generasi Muda Indonesia


Oleh : Muhammad Dhafi Raymon, Mahasiswa dengan jurusan Agribisnis

  


Di era digital saat ini, media sosial menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, terutama bagi generasi muda. Aplikasi seperti Instagram, TikTok, X (Twitter), dan YouTube tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga menjadi ruang interaksi sosial, edukasi, dan pembentukan opini. Namun, di balik kemudahan akses dan jangkauan luasnya, media sosial memiliki pengaruh besar terhadap karakter dan perilaku anak muda di Indonesia baik dari segi positif maupun negatif.

Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan interaksi, dan media sosial menjadi salah satu bentuk baru dari ruang sosial tersebut. Generasi muda Indonesia saat ini tumbuh dalam lingkungan yang sangat terbuka terhadap informasi, ide, dan budaya dari berbagai penjuru dunia. Hal ini membuat pembentukan karakter mereka sangat dipengaruhi oleh apa yang mereka lihat, baca, dan konsumsi di media sosial.

Sebagai mahasiswa Universitas Andalas, saya dan tim melakukan survei kecil-kecilan di lingkungan kampus dengan menyebarkan kuesioner yang berisi pertanyaan tentang durasi penggunaan media sosial, konten yang paling sering diakses, serta dampaknya terhadap perilaku sehari-hari. Hasilnya cukup mencengangkan: lebih dari 70% responden mengaku terinspirasi dari tokoh atau konten kreator di media sosial dalam menentukan gaya hidup dan cara berpikir mereka.

Media sosial memiliki dua sisi. Di satu sisi, banyak konten inspiratif yang mendorong semangat belajar, kewirausahaan, kreativitas, dan kepedulian sosial. Namun, di sisi lain, tidak sedikit pula konten yang berisi kekerasan, ujaran kebencian, hoaks, atau gaya hidup konsumtif yang bisa menyesatkan generasi muda jika tidak disaring dengan bijak.

Pengaruh ini bahkan dapat dilihat dari sudut pandang nilai-nilai Pancasila, seperti:

Sila Keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Media sosial bisa menjadi wadah diskusi publik yang sehat dan demokratis jika digunakan dengan bijak. Generasi muda dapat menyampaikan pendapat mereka, berdialog, dan belajar tentang pentingnya musyawarah serta menghargai perbedaan pendapat.

Sila Ketiga – Persatuan Indonesia

Media sosial membuka peluang untuk mempererat persatuan di tengah keberagaman. Kampanye-kampanye toleransi, kebhinekaan, dan cinta tanah air banyak bermunculan dan viral, menciptakan solidaritas di kalangan pemuda lintas daerah dan budaya.

Namun, tanpa pendampingan yang tepat dari keluarga, guru, dan lingkungan sosial, media sosial juga dapat menjadi sumber degradasi moral dan perpecahan. 


Maka penting bagi generasi muda untuk memiliki literasi digital agar dapat membedakan mana informasi yang benar dan mana yang menyesatkan, serta memahami etika dalam bermedia.


Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS