Oleh: Melly Farsya Azirda mahasiswa universitas Andalas
Minuman kolagen kini menjadi salah satu produk kecantikan yang sangat diminati masyarakat, khususnya kalangan wanita. Produk ini hadir dalam berbagai bentuk seperti serbuk, cair, hingga tablet, dengan berbagai klaim manfaat—mulai dari mencerahkan kulit, mengurangi kerutan, hingga menjaga elastisitas kulit. Namun, di balik tren konsumsi minuman kolagen yang kian meningkat, ada satu hal penting yang kerap terabaikan: apakah produk tersebut halal untuk dikonsumsi?
Sebagai konsumen Muslim, penting bagi kita untuk tidak hanya melihat manfaat yang ditawarkan sebuah produk, melainkan juga memastikan kehalalannya. Dalam konteks minuman kolagen, kehalalan tidak semata-mata ditentukan dari kandungan utamanya, tetapi juga dari proses pembuatan hingga sumber bahan baku yang digunakan. Artikel ini hadir untuk mengedukasi masyarakat umum, khususnya konsumen Muslim, agar lebih waspada dalam memilih produk minuman kolagen dan tidak mudah tergiur oleh klaim-klaim instan tanpa mempertimbangkan aspek halal.
Kolagen sendiri adalah jenis protein yang terdapat secara alami dalam tubuh manusia dan berperan penting dalam menjaga struktur jaringan kulit, otot, tulang, dan sendi. Seiring bertambahnya usia, produksi kolagen dalam tubuh menurun, sehingga banyak orang mencari alternatif melalui suplemen atau minuman kolagen. Sayangnya, tidak semua produk kolagen berasal dari sumber yang halal. Secara umum, kolagen yang digunakan dalam produk komersial dapat berasal dari kulit dan tulang hewan seperti sapi, babi, ayam, atau dari ikan laut. Bahkan beberapa produsen menggunakan kolagen sintetis atau berbasis nabati. Namun, masalah muncul ketika produsen tidak menyebutkan secara jelas asal kolagen tersebut atau menggunakan bahan tambahan yang tidak halal.
Kolagen dari babi (porcine collagen) sangat banyak digunakan dalam industri farmasi dan kosmetik karena ketersediaannya yang tinggi dan biaya produksinya yang lebih murah. Tentu saja, bagi konsumen Muslim, kolagen jenis ini jelas haram. Selain itu, kolagen dari sapi pun belum tentu halal jika hewan tersebut tidak disembelih sesuai syariat Islam. Bahkan bahan tambahan seperti enzim, pelarut, atau proses pengolahan yang menggunakan peralatan terkontaminasi bahan non-halal juga dapat menjadikan suatu produk tidak halal. Oleh karena itu, kehalalan produk minuman kolagen tidak bisa dilihat secara sepintas, melainkan harus melalui penelusuran menyeluruh terhadap bahan dan proses produksinya.
Realitanya, masih banyak produk minuman kolagen yang beredar di pasaran tanpa sertifikasi halal yang sah. Produk-produk impor dari luar negeri bahkan sering kali hanya mencantumkan klaim “halal” tanpa ada logo atau nomor sertifikat dari lembaga yang berwenang, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI). Lebih jauh lagi, beberapa produsen tidak mencantumkan informasi rinci tentang asal-usul bahan baku, sehingga menyulitkan konsumen untuk memastikan kehalalannya. Hal ini tentu menjadi persoalan serius, mengingat produk tersebut dikonsumsi secara rutin dan dapat berdampak pada kepercayaan konsumen.
Sebagai bentuk kehati-hatian, konsumen sebaiknya selalu memeriksa sertifikasi halal resmi pada kemasan produk. Pastikan produk memiliki logo halal dari lembaga terpercaya, seperti MUI atau lembaga halal resmi negara produsen. Selain itu, baca label komposisi dengan teliti, dan perhatikan istilah seperti “gelatin”, “collagen hydrolyzate”, atau “collagen peptide”. Jika tidak dijelaskan dari hewan apa bahan tersebut berasal, sebaiknya Anda lebih berhati-hati. Pilihlah produk dari perusahaan yang memiliki reputasi baik, transparan terhadap proses produksinya, dan sudah mendapatkan izin edar dari BPOM.
Perlu ditekankan bahwa edukasi mengenai kehalalan produk bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau ulama, tetapi juga tanggung jawab kita sebagai konsumen. Semakin tinggi kesadaran dan literasi halal masyarakat, semakin besar pula tekanan terhadap produsen untuk menyediakan produk yang benar-benar sesuai syariat. Di sisi lain, konsumen Muslim juga harus memiliki sikap selektif dan tidak mudah tergoda oleh iklan atau tren tanpa mempertimbangkan aspek kehalalan dan keamanan produk.
Sebagai penutup, tak dapat dipungkiri bahwa kolagen memang memberikan banyak manfaat untuk kesehatan dan kecantikan. Namun, kecantikan yang sejati tidak hanya tampak dari luar, tetapi juga harus dibangun dari dalam—termasuk dengan cara menjaga apa yang masuk ke dalam tubuh sesuai ajaran agama. Dengan memilih minuman kolagen yang halal dan thayyib, Anda tidak hanya merawat tubuh tetapi juga menjaga ketenangan batin dan integritas iman. Maka dari itu, telitilah sebelum membeli, dan cantiklah dengan cara yang halal.
0 Comments