Pasaman - Calon Bupati Pasaman Sabar AS mengatakan kekalahan bersama pasangannya Sukardi dalam ajang pemilihan kepala daerah (Pilkada) Pasaman 2024 --bahkan setelah dilanjutkan dengan pemungutan suara ulang (PSU)-- merupakan yang terbaik dari Allah SWT terhadap diri dan keluarganya.
"Usaha sudah maksimal dilakukan, baik dalam menghadapi pilkada maupun PSU; dan doa juga sudah dipanjatkan," ujar Sabar di Lubuk Sikaping, ibukota Kabupaten Pasaman, Minggu (25/5/2025). "Kalau hasil akhirnya seperti ini juga, berarti inilah yang terbaik untuk saya dan keluarga."
Sabar mengatakan hal itu menyusul kekalahannya di ajang Pilkada Pasaman 2024, bahkan setelah berlanjut PSU. Dari tiga pasang calon yang ikut bertarung, pasangan Sabar-Sukardi menempati posisi peraih suara terbanyak ketiga.
Ditanya kekalahan di ajang Pilkada Pasaman 2024 terkesan tidak menimbulkan dampak psikologis apa-apa bagi dirinya, Sabar menyebut kondisi demikian tidak terbentuk dengan sendirinya, melainkan melalui proses yang panjang dan lama. "Hal tersebut erat kaitannya dengan kepribadian dan sikap mental," ungkapnya.
"Tapi saya pikir yang lebih utama adalah menjadikan semua realitas yang dihadapi sebagai kehendak yang terbaik dari Allah SWT pada umat-Nya," kata Sabar. "Pasti ada hikmah yang bisa dipetik dari kekalahan tersebut," tambahnya.
Allah SWT, menurut mantan anggota DPRD Sumatera Barat (Sumbar) tiga periode itu, mungkin saja tidak menghendaki dirinya melanjutkan pengabdian sebagai Bupati Pasaman. "Mungkin saja ada mudharatnya," duga Sabar.
"Bisa jadi Allah SWT sedang mempersiapkan sesuatu yang lebih baik lagi bagi saya di lain waktu dan kesempatan," katanya. "Yang terpenting saya tetap memelihara prasangka positif dalam menyikapi apa yang baru saja terjadi."
Sabar memaknai kekalahan tersebut sebagai sebuah pembelajaran yang sangat berharga untuk menuju kematangan dalam berpikir dan bertindak. "Sebuah pembelajaran yang mahal, " tambah mantan Wakil Bupati (Wabup) Pasaman tersebut.
"Bahwa yang namanya iven atau kontestasi pasti memunculkan yang menang atau kalah. Itu sebuah keniscayaan, dan kita harus siap menerimanya," sambung mantan aktivis mahasiswa tersebut.
Menurut Sabar, ia sudah beberapa ikut dalam kontestasi politik, di mana sebagian besar di antaranya berhasil ia menangkan. "Saya tiga kali ikut Pileg untuk DPRD Sumbar dan sekali ikut Pilkada Pasaman untuk posisi wakil bupati, insya Allah semuanya saya menangkan, untuk kemudian ditetapkan jadi Bupati Pasaman," katanya.
Sabar juga memaknai kekalahan di kontestasi politik tingkat lokal itu sebagai kesempatan yang diberikan oleh Allah SWT kepada dirinya untuk bermuhasabah. "Mungkin Allah SWT menghendaki saya untuk lebih mendekatkan diri lagi kepada-Nya," ungkap Sabar.
Tidak juga tertutup kemungkinan, menurut Sabar, untuk lebih banyak menghabiskan waktu bersama isteri dan anak-anak. "Kalau selama ini waktu saya lebih banyak untuk masyarakat, saatnya keluarga mendapat porsi yang lebih besar," katanya.
Biasa-biasa Saja...
Selain dirinya, menurut Sabar, isteri dan anak-anaknya juga menghadapi realitas tesebut sebagai peristiwa yang biasa-biasa saja. "Tidak ada luapan kekesalan dan kekecewaan yang berlebihan," ungkapnya. "Mereka menghadapi dengan sangat tenang."
Sabar menduga, hal tersebut terjadi antara lain dimungkinkan oleh landasan agama yang kuat, yang dimiliki oleh isteri dan anak-anaknya. "Mereka menjadikan peristiwa yang dialami sebagai bagian dari proses pematangan diri," katanya.
Kalau pun kelak tidak lagi menjabat sebagai Bupati Pasaman, Sabar mengaku bersyukur karena pernah menjadi bagian terpenting dalam proses pengambilan keputusan di daerah ini, baik yang diabdikan untuk kepentingan daerah maupun masyarakat Pasaman.
Sabar mengaku, sebagian besar keputusan penting yang ia ambil didedikasikan sepenuhnya untuk kepentingan daerah dan masyarakat Pasaman. "Walau ada di antara keputusan itu yang merugikan diri sendiri. Saya menyatakan siap untuk itu," tandasnya.
"Saya mau melakukan semua itu karena saya sepenuhnya meyakini bahwa jabatan adalah amanah," ungkapnya. "Jabatan bukanlah segala-galanya."
Sabar juga mengungkapkan, kendati kelak tidak lagi menjabat sebagai Bupati Pasaman, ia tetap komit untuk terus memberikan kontribusi untuk daerah ini, sesuai kompetensi dan kemampuan yang ia miliki.
"Apalagi saya kan masih menjabat sebagai Ketua DPC Partai Demokrat Pasaman," katanya. "Kita punya enam kursi di DPRD Pasaman, salah satu di antaranya termasuk unsur pimpinan. Artinya, saya masih punya modal politik dalam memberikan sumbangsih untuk Pasaman," ucapnya.
Sabar juga tidak menutup kemungkinan berkiprah di Jakarta untuk ikut memperkuat DPP Partai Demokrat. "Saya juga berencana melanjutkan pendidikan ke jenjang S3 untuk mendapatkan gelar doktor di Universitas Andalas (Unand) Padang," tutupnya. (spa)
0 Comments