LAPORAN PROJECT MKWK KEWARGANEGARAAN
Oleh:
Nama No BP Ketua/Anggota
Ketua : Unique Arya Anggota: Muharani,
Anggota Naura Hilyatul Aulia,
Anggota: Naura Zahrani
Anggota: Irma Yunita,
Anggota: Arga Vibrano
MKWK KEWARGANEGARAAN
Universitas Andalas 2025
Digital natives" dengan akses luas ke informasi dan beragam perspektif global melalui internet dan media sosial. Cenderung memiliki pandangan dunia yang lebih inklusif, progresif, dan terbuka terhadap keberagaman. Aktif memanfaatkan platform digital untuk menyuarakan pendapat dan mengorganisir gerakan sosial terkait isu identitas seksual. Mempertanyakan konstruksi sosial tradisional tentang gender dan seksualitas, mendorong penerimaan spektrum identitas yang lebih luas.
Menjadi kekuatan pendorong utama di balik perubahan norma sosial terkait penerimaan keberagaman. Tidak hanya menerima perbedaan tetapi juga aktif merayakan dan memperjuangkannya. Menuntut penghormatan terhadap identitas individu dan lingkungan yang inklusif. Mendorong representasi yang lebih luas dari berbagai identitas seksual di media dan budaya populer.
Konteks sosial yang kuat dengan nilai-nilai budaya Minangkabau dan norma-norma agama Islam yang menekankan peran gender tradisional dan heteronormativitas. Kesenjangan antara pandangan progresif Gen Z dan norma lokal dapat menimbulkan kurangnya pemahaman dan penerimaan terhadap identitas seksual non-biner atau orientasi seksual selain heteroseksual. Stigma dan diskriminasi terhadap individu yang dianggap menyimpang dari norma, contohnya dalam ekspresi gender.
Dapat menyebabkan tekanan psikologis, isolasi sosial, dan kesulitan dalam mengembangkan diri secara autentik. Mempengaruhi kesehatan mental, partisipasi sosial, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Menghambat kemajuan menuju masyarakat yang inklusif dan adil di Padang.
Diskriminasi dan stigma terkait identitas seksual melanggar hak-hak dasar warga negara. Di Padang, norma sosial dan agama yang kuat dapat menyebabkan ketidakadilan bagi individu dengan identitas seksual non-normatif. Diskriminasi bermanifestasi dalam berbagai bentuk (penolakan keluarga, pengucilan, pembatasan akses pendidikan, kekerasan verbal/fisik). Stigma berdampak negatif pada kesehatan mental (stres, kecemasan, depresi) dan partisipasi sosial.
Budaya Minangkabau dengan sistem kekerabatan matrilineal dan nilai adat, serta agama Islam, membentuk norma sosial yang menekankan kesopanan, kepatuhan, dan peran gender tradisional. Pemahaman dan penerimaan terhadap keberagaman identitas seksual menjadi isu kompleks dalam konteks ini.
Globalisasi dan modernisasi membawa arus informasi dan budaya eksternal yang memperkenalkan nilai dan pandangan berbeda. Memicu potensi konflik nilai antara pandangan terbuka Gen Z dan nilai tradisional terkait identitas seksual. Perubahan sosial ini berpotensi menimbulkan ketegangan dalam berbagai aspek kehidupan.
Penelitian spesifik tentang identitas seksual di Padang masih terbatas, menciptakan kesenjangan pengetahuan. Membutuhkan pemahaman mendalam tentang perspektif, tantangan, dan pengalaman Gen Z terkait identitas seksual di Padang. Penelitian ini penting untuk mengembangkan intervensi tepat sasaran, program pendidikan efektif, dan kebijakan inklusif yang responsif terhadap kebutuhan Gen Z.
0 Comments