Oleh: Sy. Panji Alam
PERNAHKAH Anda menghadapi kondisi yang sangat sulit? Misalnya, ketika ada di antara anggota keluarga yang secara mendadak ditimpa jenis penyakit tertentu, sementara Anda sedang dalam kondisi sedang tidak punya uang sama sekali.
Itu artinya, otak Anda dipaksa bekerja keras mendapatkan uang untuk biaya berobat si sakit. Sementara tugas pokok memenuhi kebutuhan keluarga merupakan keniscayaan yang tidak bisa pula dielakan.
Beban semakin berat kalau penyakit yang mendera anggota keluarga tersebut tergolong berat alias serius, yang mengharuskan untuk menjalani perawatan medis jauh dari tempat Anda bermukim.
Itu artinya, Anda kembali dipaksa oleh keadaan untuk mencarikan biaya buat bolak-balik dari rumah ke tempat anggota keluarga menjalani perawatan medis. Belum lagi untuk biaya menunggui si sakit.
Dari ilustrasi di atas, ada satu hal yang hendak dipastikan, yaitu tidak semua anggota masyarakat --tidak terkecuali di Kabupaten Pasaman-- yang siap dalam menghadapi kondisi yang seperti itu.
Oleh karena keadaan pula, tidak banyak anggota maayarakat yang mampu melakukan langkah-langkah antisipatif untuk menghadapi kondisi darurat. Dengan jalan menabung, satu misal.
Bukan karena mereka tidak punya kesadaran tentang hal itu. Penyebab yang dominan adalah karena hasil dari bekerja atau dari hasil usaha hanya sebatas mampu untuk memenuhi kebutuhan dasar.
Bahkan, tidak sedikit pula yang tidak cukup untuk itu. Akibatnya, untuk pemenuhan kebutuhan hari ini dilakukan dengan cara berutang, yang dicarikan keesokan harinya. Demikian selalu.
Kalau Pemkab Pasaman di bawah kepemimpinan Bupati Sabar AS meluncurkan program berobat gratis, langkah ini boleh dikatakan sebagai jawaban dari ketidakberdayaan masyarakat.
Melalui program ini, masyarakat Pasaman yang menderita jenis penyakit tertentu tidak perlu memusingkan soal biaya bila hendak menjalani perawatan medis di pusat-pusat pelayanan kesehatan milik pemerintah.
Cukup bermodalkan kartu tanda penduduk (KTP), anggota masyarakat dimaksud dipastikan sudah mendapatkan pelayanan medis yang dibutuhkan, sesuai dengan standar - standar yang telah digariskan.
Belakangan, Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Pasaman melengkapi program itu dengan bantuan biaya menunggui pasien bagi masyarakat yang anggota keluarganya harus menjalani rawat inap.
Maka, menjadi paripurnalah program yang sarat dengan nilai kemanusiaan ini. Pemkab Pasaman membebaskan biaya pengobatan, sementara Baznas Pasaman membantu dengan biaya menunggui si pasien.
Kita memberi apresiasi terhadap pelaksanaan program ini karena memiliki muatan yang sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan yang menyentuh, yang menggugah, dan sarat makna.
Program ini menjadi solusi pasti bagi masyarakat kurang mampu bila dihadapkan dengan kondisi - kondisi tertentu -- yang jelas bukan keinginannya, dan di luar jangkauan kemampuannya.
Diharapkan melalui program ini bisa ditekan jumlah anggota masyarakat yang stres dan depresi karena dihadapkan dengan kondisi di luar dugaan dan di luar batas kemampuannya.
Bila beban sosial dan beban ekonomi masyarakat bisa diminimalisir antara lain melalui program pendidikan gratis, beasiswa kuliah, berobat gratis dan bantuan pendampingan pasien, maka diharapkan masyarakat bisa fokus bekerja mencari nafkah untuk pemenuhan kebutuhan keluarganya.
Kondisi ini diharapkan berimbas pada upaya peningkatan produktifitas, yang paralel dengan semakin membaiknya tingkat kesejahteraan masyarakat Pasaman.***
0 Comments