Oleh : Andini Dwi Riyani Mahasiswi Departemen Ilmu Politik Universitas Andalas
Generasi muda sebagai ujung tombak pemberantas korupsi di Indonesia istilah ini bisa menggambarkan peran dan tanggung jawab generasi muda saat ini. Generasi muda saat ini didominasi oleh Gen Z, Gen Z yang di identikan dengan generasi yang terbuka terhadap isu-isu sosial, aktif dalam mengemukakan mendapat baik secara online maupun offline, berpikir terbuka atau open mainded, serta melek terhadap teknologi.
Dari karakter Gen Z tersebut, Gen Z memikul beban peran dan tanggung jawab yang besar mengenai pemberantasan korupsi di Indonesia. Gen Z diharapkan mampu mencegah terjadinya tindakan korupsi di Indonesia dengan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dengan melakukan berbagai cara yang persuasif dan edukatif. Seperti melakukan kegiatan penanaman nilai anti korupsi yang dilakukan melalui platfrom media sosial maupun media massa lainnya dan memanfaatkan media sosial sebagai tempat “Melapor” adanya tidakan korupsi yang terjadi. Karena penegak hukum pada saat ini terkenal dengan isitilah “No Viral No Justice” yang memiliki makna bahwa tidak viral tidak ada keadilan atau penindak lanjutan kasus hukum.
Pada tanggal 9 Desember bertepatan dengan Hari AntiKorupsi Sedunia (Hakordia), pada tanggal tersebut Gen Z bisa memanfaatkan platfrom media sosial mereka dengan membuat tagar atau hastag mengenai kasus-kasus yang terindikasi masuk kedalam bentuk-bentuk korupsi atau kasus-kasus korupsi apa yang perlu ditindak lanjuti oleh para aparat penegak hukum yang ada di Indonesia. Seperti penyataan diatas tadi aparat penegak hukum di Indonesia terkenal dengan istilah “No Viral No Justice”, Dengan membuat tagar atau hastag di media sosial mereka, Gen Z sudah berkontribusi untuk melakukan pencegahan tindakan korupsi. Walaupun dengan hal-hal yang dianggap sepele atau kecil namun memiliki efek yang besar, apabila Gen Z menyadari bahwa mereka memiliki peran pentig dalam pencegaha terhadap tindakan korupsi maka setidaknya kasus korupsi di Indonesia akan berkurang.
Karena para pelaku korupsi akan merasa takut terhadap “Serangan” di dilancarkan oleh Gen Z di media sosial. Selain takut terhadap “Serangan” dilakukan oleh pengguna media sosial kepada pelaku korupsi, pelaku korupsi juga takut akan jejak digital. Jejak digital tidak akan pernah hilang pasti akan selalu menjadi momok bagi pelaku korupsi di kemudia hari, selain itu para pengguna media sosial akan menelusuri bagaimana kehidupaan para pelaku korupsi sebelum melakukan tindakan korupsi dan sesudah melakukan tindakan tersebut. Pengguna media sosial, terutama para Gen Z sudah pasti mampu mengorek sedalam-dalamnya mengenai hal ini, karena Gen Z adalah generasi yang melek terhadap teknologi, maka dari itu Gen Z dengan mudah mendapatkan informasi yang dalam hanya bermodalkan media sosial.
Oleh karena itu, Gen Z memiliki peran dan tanggung jawab yang tinggi dalam menegakkan nilai-nilai integrtitas anti korupsi, sebab generasi ini akan menerima estafet kepemimpian dan akan melanjutkan pemimpinan bangsa ini. Generasi inilah yang akan menentukan arah bangsa, apakah bangsa ini akan terbebas dari belengu korupsi atau semakin memperparah keadaan yang sudah ada dan diwariskan oleh pemimpin sebelumnya. Sebegai generasi muda kita harus optimis akan bisa keluar dari belengu korupsi dengan cara sadar bahwa korupsi adalah extraordinary crime (Kejahatan luar biasa) karena, korupsi dapat mempengaruhi segala aspek kehidupaan suatu negara dan telah direncanakan oleh para pelakunya.
Selain itu, kita sebagai generasi muda memiliki power yang lebih karena kita adalah generasi yang dianggap melek terhadap teknologi. Seharusnya kita mampu mecegah kasus-kasus korupsi hanya dengan media sosial yang sehari-hari kita gunakan. Walaupun kaus korupsi akan ada habisnya setidaknya kita sebagai generasi muda sudah berusaha melakukan kegiatan yang persuasif dan edukatif untuk mencegah hal tersebut.
Selain generasi muda yang melakukan pencegahan ini harus ada juga kolaborasi antara generasi muda dengan pemerintah dengan melakukan berbagai kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkan jiwa integritas dan antikorupsi yang tinggi. Contohnya saja melakukan kegiatan-kegiatan mampu menarik perhatian generasi muda mengenai pentingnya nilai integritas dan antikorupsi dengan cara membuat event atau acara yang semenarik mungkin dengan berkolaborasi juga dengan para influencer yang dikenal memiliki integritas yang tinggi, sehingga nilai-nilai integritas dan antikorupsi dikemas dengan baik dan mampu diterima baik oleh generasi muda.
Dengan adanya kolaborasi antara generasi muda dan pemerintah diharapkan bahwa tindak pidana korupsi bisa di minimalisir, tidak mungkin rasanya akan berjalan dengan baik apabila generasi muda saja yang melakukan pencegahan korupsi sebaliknya juga, tidak mungkin pemerintah melakukan pencegahan tanpa dukungan dari generasi muda. Diharapkan bahwa kolaborasi antara generasi muda dan pemerintahan akan membuahkan hasil yang baik dengan semakin menurunya angka tindak pindana kasus korupsi di Indonesia.
0 Comments