Ticker

6/recent/ticker-posts

GEN-Z SEBAGAI AGEN PERUBAHAN POLITIK YANG LEBIH BAIK DI ERA DIGITAL



Oleh: Khairunnisa Fadillah Mahasiswa Universitas Andalas


Di era digital yang penuh dengan tantangan serta peluang, Gen Z yang juga dikenal sebagai digital natives hadir menjadi sebuah harapan untuk perubahan dunia politik menuju arah yang lebih baik. Dengan mudahnya akses dalam memperoleh informasi serta pemahaman yang baik dalam teknologi membuat mereka dapat berpatisipasi aktif dalam menyampaikan opini mengenai keadaan politik yang sedang terjadi. Sosial media seperti Instagram, Tiktok, X menjadi wahana yang sempurna bagi para generasi muda ini untuk memberikan pendidikan serta sosialisasi politik antara satu dengan yang lainnya.

Bukan hanya menggunakan sosial media sebagai tempat mencari hiburan semata, namun para Gen Z ini mampu membuat isu-isu yang sering diabaikan menjadi lebih tersorot. “The Power Of Viral”, istilah yang biasa mereka gunakan. Platform digital juga digunakan untuk menyampaikan konten bermanfaat yang penuh dengan edukasi serta menjadi sebuah forum untuk membahas mengenai isu-isu sosial yang mendesak namun sering diabaikan. Dengan kemampuan menyampaikan pendapat secara online, generasi ini dapat mempengaruhi kebijakan  dan mengubah pola pikir masyarakat terhadap isu-isu yang sering diabaikan tersebut.

KPU menyampaikan bahwa terdapat sebanyak 56% pemilih muda  yang terdiri dari Gen Z dan Millenials pada Pemilu, 14 Februari lalu. Para pemilih muda sangat mendominasi dalam menentukan kehidupan politik kedepannya. Mereka memiliki potensi yang sangat besar untuk memperbaiki kekacauan politik karena dianggap selalu terbuka terhadap ide dan isu sosial yang sedang terjadi. Gen Z dapat menginspirasi generasi lain untuk dapat bersuara dan tidak hanya bungkam untuk mengkawal kebijakan berkelanjutan. 

Namun sayangnya, masih banyak pemilih muda yang masih skeptis terhadap keadaan politik. Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah karena adanya rasa kecewa terhadap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah yan dianggap tidak terlalu urgent dan justru hanya memperumit sistem sebelumnya. Penyebab lainnya adalah karena kata politik dianggap memiliki makna negatif sehingga patut untuk dihindari atau dibiarkan saja tanpa perlu terlibat didamnya.

Partai politik, sebagai tempat mencurahkan asprasi rakyat seharusnya memberikan ruang untuk para generasi muda ini agar dapat terus berkolaborasi dalam membentuk kesadaran berpolitik. Dengan sosialisasi dan pendidikan politik yang dilakukan terus menerus, secara perlahan kita dapat menyadarkan mereka yang masih belum peduli dengan isu politik di Indonesia. Serta dalam kehidupan bermasyarakat, seharusnya kita memberikan ruang kepada generasi ini untuk ikut andil secara aktif dalam mengambil keputusan. Atas keterlibatan mereka dalam kegiatan politik, memberikan mereka kesempatan untuk ikut serta dalam memperkuat kehidupan demokrasi Indonesia. Bukan hanya penting untuk memperkuat demokrasi, keterlibatan mereka dalam pengambilan keputusan juga membuat suara mereka yang sering diabaikan menjadi didengar dan diakui. How meaningful it is.

     Gen z merupakan kekuatan yang tidak bisa diabaikan begitu saja dalam kehidupan politik saat ini. Dengan memanfaatkan sosial media sebagai wadah dalam bersosialisasi melakukan pendidikan politik, mereka dapat menjadi agen perubahan yang menjadi harapan untuk kehidupan politik yang lebih baik lagi. Bukan hanya sebagai penerus, tetapi juga sebagai inovator untuk membentuk masa depan.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS