Ticker

6/recent/ticker-posts

Kurangnya Kesadaran Masyarakat Akan Pentingnya Pendidikan Minangkabau Dari Dini

 

Oleh: Rahmad Iqbal, Jurusan Sastra Minangkabau, Universitas Andalas.


Suku Minangkabau berada di provinsi Sumatera Barat, merupakan salah satu kelompok etnis terbesar di Indonesia, budaya Minangkabau menonjol karena perpaduan adat istiadat dan ajaran Islam. Masyarakat Minangkabau hidup berpedoman pada nilai-nilai tersebut dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk perilaku, sikap, pemikiran, interaksi sosial, dan cara berpakaian. Selain itu, budaya Minangkabau kaya akan tradisi yang diwariskan turun-temurun, seperti tarian, lagu, alat musik, dan bahasa khas yang menjadi ciri khas daerah tersebut. 

Di era modernisasi dan globalisasi, warisan budaya Minangkabau yang berharga terancam punah. Tradisi surau dan rangking, yang dulu menjadi wadah penyebaran nilai-nilai agama dan adat, kini meredup digantikan oleh pengaruh modernisasi dan globalisasi. Kekhawatiran muncul apakah warisan budaya yang tak ternilai ini akan terlupakan seiring dengan pesatnya perkembangan zaman. Saat ini, kekhawatiran tentang hilangnya tradisi dan nilai-nilai Minangkabau di kalangan remaja. Salah satu alasan pentingnya hal ini adalah kurangnya pemahaman tentang pentingnya pendidikan Minangkabau sejak awal kehidupan. Lunturnya nilai-nilai budaya Minangkabau karena pengaruh berbagai faktor seperti kemajuan teknologi, komunikasi yang lemah, konflik sosial, masalah ekonomi, bencana alam, dan penyerapan budaya asing. Hal ini menghambat upaya pelestarian dan penguatan budaya Minangkabau. Pendidikan di Minangkabau tidak hanya mencangkup aspek bahasa dan seni tradisional, tetapi juga meliputi ajaran hidup, sistem kekerabatan berdasarkan garis ibu, dan nilai-nilai luhur yang telah turun-temurun. Namun, di era modern ini, banyak orang tua dan pendidikan yang kurang menyadari pentingnya menanamkan nilai-nilai tersebut pada generasi muda sejak usia dini.

Adat Minangkabau menyatukan berbagai prinsip hidup yang melekat dalam masyarakat, sehingga dijunjung tinggi oleh semua orang. Sebagai pedoman dalam bersosialisasi, adat ini sesuai dengan nilai-nilai tradisi yang dianut oleh lingkungan setempat. Falsafah Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah menekankan harmoni antara adat dan agama. Beragam nilai adat Minangkabau, seperti tata krama, memungkinkan masyarakat yang beragam hidup bersama dengan damai.

Pendidikan tradisional Minangkabau sejak usia dini tidak hanya berfungsi sebagai pelestarian budaya, tetapi juga sebagai investasi berharga bagi masa depan. Dengan mengajarkan nilai-nilai luhur seperti adat istiadat yang sesuai dengan ajaran agama dan pengambilan keputusan melalui musyawarah, pendidikan ini membentuk generasi muda Minangkabau yang ulet, berkarakter kuat, dan siap menghadapi tuntutan modern. Mereka tidak hanya bangga dengan identitas budayanya, tetapi juga memiliki fondasi yang kokoh untuk menghadapi tantangan dan meraih kesuksesan di masa depan.

Penanaman pendidikan Minangkabau sejak dini merupakan salah satu langkah penting dalam mempertahankan dan pembentukan karakter generasi muda Minang. (1) Membangun karakter ini dengan mengembangkan nilai-nilai adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah, musyawarah mufakat, gotong royong, kerja sama, berakhlak mulia, serta norma dan aturan yang berlaku dapat menumbuhkan kepribadian anak yang baik, memiliki perilaku yang terpuji, serta menghargai nilai-nilai kemanusiaan. (2) Melestarikan budaya, dengan menanamkan sedari dini untuk mejaga kelestarian Minangkabau dengan mengajarkan pengetahuan tentang sejarah, adat istiadat, bahasa, dan seni budaya Minangkabau untuk menjaga budaya Minangkabau dari generasi ke generasi seterusnya. 

Faktor Kurangnya Kesadaran Masyarakat Akan Pentingnya Pendidikan Minangkabau Dari Dini:

Pengaruh Globalisasi dan Modernisasi: Media dan gaya hidup modern dipandang lebih menarik, mengurangi minat pada budaya lokal.

Kurangnya Role Model: Tokoh masyarakat yang mempromosikan nilai-nilai Minangkabau langka, membuat generasi muda kehilangan panutan.

Sistem Pendidikan Formal: Kurikulum nasional tidak memberikan prioritas tinggi untuk mengajarkan budaya lokal, termasuk Minangkabau.

Pergeseran Penggunaan Bahasa:Bahasa Minangkabau semakin jarang digunakan dalam komunikasi harian, terutama di kota-kota.

Urbanisasi dan Migrasi:Perpindahan ke daerah lain melemahkan keterikatan dengan budaya asal Minangkabau.


Upaya Dalam Melestarikan Pendidikan Minangkabau Sedari Dini:

Untuk mengatasi tantangan dalam melestarikan pendidikan Minangkabau, diperlukan kerja sama yang kuat dari berbagai pihak. Hal ini dapat diwujudkan melalui beberapa upaya, seperti:

Mendirikan dan memperkuat lembaga pendidikan adat yang mengajarkan nilai-nilai Minangkabau kepada kaum muda.

Mengintegrasikan budaya Minangkabau ke dalam kurikulum sekolah, bukan hanya sebagai mata pelajaran tambahan tetapi dipadukan dalam berbagai mata pelajaran.

Memanfaatkan teknologi untuk membuat konten edukatif yang menarik yang memperkenalkan budaya Minangkabau kepada generasi muda yang melek digital.

Memberdayakan keluarga untuk menanamkan nilai-nilai Minangkabau di rumah.

Melakukan kampanye kesadaran melalui berbagai media untuk menyoroti pentingnya pendidikan Minangkabau sejak dini.

Mendorong penggunaan bahasa Minangkabau dalam kehidupan sehari-hari dan media lokal.

Mengadakan festival dan kegiatan budaya yang menarik untuk memperkenalkan budaya Minangkabau secara menyenangkan kepada kaum muda.

Membangun kolaborasi antara pemerintah, lembaga adat, sekolah, dan sektor swasta untuk mendukung pelestarian budaya Minangkabau.

Mendorong penelitian dan dokumentasi untuk melestarikan pengetahuan tradisional.

Menampilkan tokoh muda Minangkabau yang sukses dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya sebagai panutan bagi generasi mendatang.

Membangun kesadaran akan pentingnya pendidikan Minangkabau merupakan tugas jangka panjang yang membutuhkan komitmen berkelanjutan dari seluruh lapisan masyarakat. Dengan kerja keras dan strategi yang tepat, nilai-nilai luhur dan kebijaksanaan budaya Minangkabau dapat dilestarikan dan diturunkan ke generasi mendatang, sehingga budaya Minangkabau tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang dan memperkaya karakter bangsa dan keberagaman budaya Indonesia.

Pendidikan Minangkabau memiliki peranan penting dalam membentuk karakter masyarakat terutama yang diajarkan di surau, berperan penting dalam membentuk kepribadian masyarakat. Surau bukan sekadar tempat ibadah, tapi juga pusat pendidikan yang membekali laki-laki muda dan pria yang belum menikah dengan nilai-nilai agama, budaya, dan keterampilan. Akibat norma adat yang melarang mereka tinggal di Rumah Gadang, laki-laki ini menghabiskan banyak waktu di surau, di mana mereka belajar tentang agama, adat, peribahasa, dan seni bela diri. Hasilnya, surau melahirkan tokoh-tokoh yang religius dan menjunjung tinggi tradisi Minangkabau. Sehingga, pendidikan kembali ke Surau dapat dilakukan kembali agar- muda mudi Minang kembali belajar tentang budayanya sehingga ketika magrib sampai dengan isya muda-mudi berada dimesjid dan tidak keluyuran pada malam hari. Diharapkan adanya kerja sama dari seluruh kalangan masyarakat agar mencapai keberhasilan dalam melindungi muda mudi dari dampak globalisasi dan dampak negative dari perkembangan teknologi.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS