Ticker

6/recent/ticker-posts

DIGLOSIA DAN PENDIDIKAN: STRATEGI MEMPERTAHANKAN KESEIMBANGAN BAHASA DI SEKOLAH: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

 


Oleh:

Dhea Wardani

Tressyalina


Bahasa bukan hanya alat komunikasi, melainkan juga sarana identitas dan ekspresi budaya. Indonesia, dengan kekayaan linguistiknya meliputi 700 bahasa daerah adalah contoh nyata dari fenomena diglosia. Dalam konteks sosiolinguistik, fenomena diglosia (penggunaan dua variasi bahasa dalam masyarakat) memiliki peran penting. Di banyak negara, termasuk Indonesia, diglosia menghadirkan tantangan tersendiri dalam dunia pendidikan. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional merupakan penghubung antardaerah dan media utama dalam pendidikan, sedangkan bahasa daerah merupakan identitas budaya yang kuat. Bagaimana kita bisa mempertahankan keseimbangan antara bahasa nasional dan bahasa daerah di sekolah? 


Ketidakseimbangan penggunaan bahasa ini dapat menakibatkan perubahan bahasa, bahasa daerah secara perlahan ditinggalkan. Anak-anak yang tidak begitu melibatkan bahasa daerah di lingkungan formal mungkin akan kehilangan kemampuan berbahasa daerah mereka, seiring berjalannya waktu dapat mengikis identitas budaya mereka.


Strategi yang dapat digunakan untuk mempertahankan keseimbangan antara penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dengan penggunaan bahasa daerah dalam pendidikan yaitu. Pertama, mengintegrasikan bahasa daerah ke dalam kurikulum. Salah satu langkah strategis adalah memasukkan bahasa daerah ke dalam kurikulum sekolah. Strategi ini tidak hanya membantu melestarikan bahasa daerah, tetapi juga memperkaya pengetahuan siswa tentang keragaman budaya mereka sendiri. Mengajarkan bahasa daerah sebagai mata pelajaran wajib atau pilihan dapat menjadi solusi yang efektif.


Kedua, penggunaan bilingual dalam pengajaran. Mengadopsi pendekatan bilingual di mana Bahasa Indonesia dan bahasa daerah digunakan secara bersamaan dalam proses pengajaran dapat membantu siswa menguasai kedua bahasa dengan baik. Model pengajaran seperti ini juga dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa dan memperkuat pemahaman mereka terhadap materi pelajaran.


Ketiga, memberikan pelatihan guru. Guru memegang peran kunci dalam menerapkan strategi diglosia di sekolah. Memberikan pelatihan khusus bagi guru agar mampu mengajar dalam dua bahasa dengan efektif sangat diperlukan. Guru yang terlatih dapat menciptakan lingkungan belajar yang mendukung penggunaan dua bahasa secara seimbang.


Strategi kelima merupakan langkah terakhir yaitu, menciptakan kesadaran dan apresiasi siswa terhadap bahasa daerah. 


Pendidikan yang seimbang antara bahasa nasional dan daerah bukan hanya masalah teknis, tetapi juga mencakup aspek sosial dan kultural. Dengan strategi yang tepat, sekolah dapat menjadi tempat di mana diglosia dipelihara dan dimanfaatkan secara optimal. Mempertahankan keseimbangan bahasa di sekolah bukan hanya akan melahirkan generasi yang fasih berbahasa, tetapi juga generasi yang bangga akan identitas dan keberadaan budaya mereka.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS