Opini
; Fikri Nabilah Mahasiswa Antropologi Sosial
Fenomena, tradisi yang tidak disdari sebagai tradisi
Tradisi berburu takjil cenderung tidak terlalu diperhatikan oleh banyak orang sebagai tradisi, Namun hadirnya penjual takjil tersebut sangat dekat dengan kita sebagai orang Indonesia yang mayoritas beragama islam. Ditambah lagi tradisi tersebut baru baru ini juga berkembangdisosial media tiktok dengan narasi war takjil antara non-islam dan umat islam. Fenomena baru baru ini dipandang sebagai sinyal positif bentuk toleransi antar umat beragama. Hal yang sangat indah dan belum tentu ada ditempat lain.
Kata takjil sebenarnya memiliki makna menyegerakan atau
mempercepat, dengan asal kata tajala dalam Bahasa arab. Namun entah
kenapa dalam Bahasa Indonesia kata tersebut berubah dan merujuk kepada makanan
dan minuman yang akan dikonsumsi pada saat waktu berbuka tiba. Takjil yang
sangat popular b agi banyak orang itu seperti, gorengan tempe, tahu, lumpia,
risoles lumpia dan lainnya.
Ketika memasuki bulan suci Ramadhan jumlah pedagang akan meningkat
secara drastis. Nah mereka yang berjualan takjilah yang berkontribusi terhadap
hal tersebut. Tidak peduli tempatnya, apakah perkotaan ataupun dipedesaan. Jika
sudah memasuki bulan Ramadhan orang berjualan takjil akan pasti akan selalu
ramai. Kondisi tersebutlah yang sebenarnya sudah masuk dalam ranah tradisi yang
jarang sekali kita sadari. Seperti kata bapak soerjono soekanto yang mengatakan
bahwa tradisi itu ialah hal yang berkembang dan berulang ditengah Masyarakat.
Antusiasme penjualan takjil disetiap tempat tentunya berbeda. Hingga pada saat
ini 03 April 2024. Kurang lebih setengah bulan berjalannya puasa, penjualan takjil ditempat yang saya kunjungi
masih sangat ramai pembeli. Di sekitaran
pasar baru jl M. Hatta, Menuju kampus UNAND.
Sebulan Suci manfaat bagi penjual takjil
Penjualan takjil memberikan dampak ekonomi yang besar terhadap
perputaran keuangan ditengah Masyarakat. Perputaran uang yang begitu cepat.
Dalam sehari terjadi banyak sekali transaksi antara pembeli dan pedagang takjil.
Serta transaksi lain dibalik itu, contohnya transaksi antara pedagang takjil dan penjual bahan
bahan pembuatan berbagai macam takjil, meskipun
dalam angka yang tidak begitu besar namun kwantitasnya tinggi. Positifnya ialah
transaksi tersebut cenderung berputar pada Masyarakat kalangan menengah kebawah,
yang mana hal tersebut akan memberi dampak positif terhadap perekenokomian
mikro Masyarakat sendiri.
Mengutip dari radar banyuwangi jawapos. Pedagang takjil ngerandu buko di banyuwangi pada bulan
suci ramadhan tahun 2024 ini saja bisa maruap keuntungan hingga Rp. 973.086.106
dalam satu pekan. Dengan rata rata pedagang mendapat pemasukan Rp. 427.730
perhari. Pada sumber lain, serayu news. Memaparkan informasi bahwa di pasar
ramadhan Universitas Muhamadiyah Purwokerto (ump), ramadhan tahun 2024 ini dalam
waktu 20 hari dalam kegiatan pasar ramadhan tersebut terjadi perputaran ekonomi
mencapai nilai Rp. 2,5 miliar. Naik dari tahun sebelumnya yang mencapai angka
Rp 1,8 miliar. Tentunya angka perputaran ekonomi akibat dari adanya tradisi
penjualan takjil ini akan berbeda pada setiap tempat penjualan takjil.
Menjual takjil tidak terlalu butuh modal yang besar. Tidak harus memiliki dana hingga jutaan terlebih dahulu untuk memulai. Tetapi
dengan dana dibawahitu juga sudah bisa berjualan takjil. Tergantung pada
kebutuhan jenis dan banyak takjil yang akan dibuat. Penjual takjil yang berasal dari kalangan menengah kebawah kecendrungannya
penjual takjil tersebut tidak membutuhkan karyawan, Meskipun memiliki pembeli
yang banyak. Mereka akan dibantu atau
meminta bantuan kepada saudara ataupun karib kerabat Mengingat jenis usaha takjil dapat digolongkan
menjadi usaha musiman.
Momen ini juga menjadi waktu yang tepat untuk orang orang yang ingin
belajar berwirausaha. Meski tidak
memiliki modal yang banyak, namun sudah bisa memulainya dan bergerak. Resikonya
pun tidak terlalu besar jika dibanding dengan permintaan (pembeli) karna orang
orang berpuasa. dan Ketika waktu sore tiba pembeli akan
berdatangan. tinggal tergantung pada kesiapan makanan dan minuman takjil yang
kita buat. Jika penjualannya disekitaran kampus, seperti tempat yang sekarang
saya kunjungi akan menjadi nilai plus lagi bagi penjual takjil. Sebagian
mahasiswa jarang sekali memasak, Apalagi untuk membuat pertakjilan.
Penutup
Kehadiran dari pedagang takjil memberikan dampak yang besar terhadap
aspek ekonomi masyarakat. Terkhusus pada perputaran ekonomi mikro. Transaksi
transaksi yang tidak terlalu diperhatikan namun sebenarnya memberikan manfaat
yang besar terhadap kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Tradisi penjualan
takjil memiliki pola pola tersendiri dalam kehadirannnya. Penjualan yang selalu
hadir ketika bulan puasa tiba. Berderet dipinggiran jalan. Penjual yang bekerja
sama dengan saudaranya apabila pembeli cukup ramai.
Sumber ;
-https://radarbanyuwangi.jawapos.com/ekonomi-bisnis/754479760/luar-biasa-sepekan-dibuka-omzet-pasar-takjil-ngerandu-buko-2024-di-banyuwangi-nyaris-tembus-rp-1-miliar
-https://serayunews.com/pasar-ramadan-ump-berpotensi-gerakkan-perputaran-ekonomi-mencapai-rp1-miliar-lebih
-https://serayunews.com/pasar-ramadan-ump-2024-ciptakan-perputaran-ekonomi-sampai-rp2
miliar
0 Comments