Oleh: Alya Antasya
Pendahuluan
Indonesia sangat kaya dengan warisan budaya salah satunya tulisan kuno atau yang disebut Manuskrip. Di Indonesia naskah ini telah ditemukan mencapai ribuan naskah. Dalam naskah tersebut berisikan tentang kehidupan kerohanian, perilaku, ideologi, dan pemikiran yang disebarkan pada ajaran Islam. Keberadaan naskah keislaman tersebut banyak dilatar belakangi oleh Sejarah masuk dan berkembangnya Islam Di Nusantara serta mengajarkan tentang budi pekerti luhur.
Naskah kuno mengandung berbagai nilai luhur peradaban suatu bangsa merupakan budaya yang bernilai tinggi dan harus dilindungi. Ribuan naskah keagamaan tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Ada yang tersimpan secara kelembagaan, ada pula yang secara perorangan. Kondisi naskah itu dari hari ke hari makin memperhatinkan, terutama naskah yang disimpan oleh Masyarakat awam yang sangat rentan rusak, baik faktor alam maupun ulah manusia sediri, termasuk perdagangan naskah karena faktor ekonomi dan kebutuhan hidup.
Melihat hal tersebut, digitalisasi naskah menjadi keharusan. Teknologi digital relatif lebih mudah dan murah untuk diterapkan dalam preservasi dan konservasi naskah klasik, yaitu melakukan digitalisasi naskah dengan menggunkan kamera khusus, juga melakukan alih media dengan memindahkan data digital tersebut ke dalam media lain seperti VCD/DVD, media firtual berupa Website dan sebagainya.
Hal tersebut dapat bertujuan, untuk melestarikan dan mneyelamatkan teks-teks naskah klasik keagamaan Nusantara, terutama yang disimpan oleh perorangan, menyelamatkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam naskah klasik keagaman Nusantara, baik melalui berbagai program tindak lanjut seperti alih aksara dan Bahasa, penerjemah naskah, edisi naskah, juga kajian dan pengembangan terhadap naskah tersebut, dan penyebarluakan hasil hasil digitalisasi naskah klasik keagamaan kepada Masyarakat luas, terutama melalui dunia firtual dan penerbitan.
Pernaskahan Nusantara sudah lama menyita perhatian para peneliti, seperti yang terdapat dalam jurnal ini, yaitu salah satunya Intan Maharani yang berkesempatan sebagai penyunting naskah Tarekat dengan nomor koleksi (Peti 104a KFH.1/30) yang Dimana naskah ini berbentuk syair, dan Tasawuf dengan nomor koleksi (ML.176) yang berbentuk prosa. Pemilihan judul dan nomor koleksi ini sangat menarik, karena tidak banyak peniliti yang mengalihaksarakan naskah yang bersifat keagamaan.
Deskripsi Naskah Tarekat (Peti.104a KFH 1/30) dan Tasawuf (ML.176)
Penulis: Intan Maharani
Penerbit: Perpusnas Press
Naskah Tarekat
Naskah Tarekat dengan nomor Koleksi (Peti.104a KFH 1/30), menggunakan bahasa/aksara Arab dan Melayu, ukuran sampaul pada naskah yaitu 34 x 22 cm. dengan ukuran blok teks 27x17 cm. jenis bahan yang digunakan pada naskah ini yaitu, Kertas Eropa. Naskah ini memiliki kondisi fisik yang baik tulisan jelas terbaca, dan ditulis dengan tinta hitam. Isi naskah ini berbentuk syair, yang berisikan tentang ajaran budi pekerti yang bersifat nasehat kepada manusia agar selalu berbuat baik kepada sesame dan agar bisa menahan diri dari hawa nafsu karena sesungguhnya hawa nafsu itu perbuatan syaitan.
Naskah Tasawuf
Naskah Tasawuf dengan nomor koleksi (ML.1760), pada naskah ini menggunakan Bahasa/aksara Arab dan Melayu. Ukuran sampul pada naskah yaitu, 17 x 10,5 cm. ukuran halaman pada naskah 17 x 10,5 cm. dengan blok teks 14 x 8 cm. jumlah halaman pada naskah ini sebanyak 126 hlm. Jumlah baris perhalaman 10-17 baris. Bahan yang digunakan pada naskah ini yaitu, kertas eropa, dan cap kertas pro Patria Concordia. Isi pada naskah ini berbentuk Prosa, yang menjelaskan beberapa hal yaitu,
Makna dari “Bismillah r-Rahmani r-Rahim
Masalah yang dilihat ia kepada segala aulia Allah, Sembilan perihal makrifat akan Allah Ta’ala
Tentang Zat Allah
Ilmu Tajwid dan doa-doa
Persamaan dan perbedaan pada naskah Terkat/Tawuf dengan Jurnal Wawacan Bidayatussalik dan Wawacan Jaka Mursyid Naskah Kuno Tasawuf asal Kecamatan Cidadap, Bandung
Teks naskah WBS dan WJM ditulis dengan aksara Arab Berbahasa Sunda (Pegon). Tebal naskah 1,5 cm, Panjang 21 cm, dan lebar 16,5 cm. secara keseluruhan, naskah ini terdiri atas 274 lembar, termasuk Sebagian lembaran yang rusak. Naskah ini berbentuk puisi. Sedangkan pada Naskah Tarekat dan Tasawuf di tulis dengan aksara Arab dengan berbahasa Melayu. Naskah ini berbentuk syair dan prosa.
Kandungan isi pada naskah WBS dan WJM berisi ajaran agama islam, terutama mengenai adab (etika) fiqih (tatacara peribadatan). Ajaran etika yang dimaksud bermuara pada manusia sebagai seorang hamba dalam berhubungan denga tuhan (habluminallah) dan hubungannya dengan sesame manusia (hablumminannas). Pada naskah Tasawuf berisikan tentang ajaran budi pekerti yang bersifat nasehat kepada manusia agar selalu berbuat baik kepada sesame dan agar bisa menahan diri dari hawa nafsu karena hawa nafsu itu perbuatan yang celaka dan pada naskah tarekat menjelaskan beberapa hal yaitu: makna dari Bismillah hirahmani rahmin, masalah yang dilihat ia kepada segala aulia Allah, Sembilan perihal makrifat akan Allah Ta’ala, akan zat Allah, dan ilmu tajid dan doa-doa
Tasawuf adalah cara atau jalan (tarekat) dalam upaya mendekatkan diri antara manusia sebagai makhluk dengan Allah sebagai tuhannya, bahkan terdapat satu keyakinan akan adanya upaya penyatuan diri dengan tuhannya melaui berbagai upaya di luar nalar manusia yang bersifat matafisik sehingga mencapai satu posisi tertentu yang disebut dengan makrifat, bersatunya rasa qolbu antara manusia dengan tuhannya.
Penyuntingan Pada Naskah Tarekat dan Tasawuf, dengan Jurnal Wawacan Bidayatussalik dan Wawacan Jaka Mursyid Naskah Kuno Tasawuf asal Kecamatan Cidadap, Bandung.
Dalam mengerjakan ahli aksara atau translitrasi penyunting melakukan menambahkan kata atau huruf yang kurang pada naskah diberikan tanda khusus seperti tanda ( ) untuk kata atau huruf yang perlu ditambahkan seperti di(h)adap, dan untuk kata yang dianggap tidak perlu atau lebih diberi dengan tanda / / seperti /maka/, dan untuk memeberi batas pada halaman naskah diberi dengan tanda (hlm.).
Seperti yang terdapat salah satu pada isi teks naskah Tasawuf dan naskah Tarekat.
Naskah Tasawuf:
(hlm.2)
Jikalau pun ia tersalah
Tidak juga patut engkau cela
Tidakkah takut kepada Allah
Doakan olehmu mendapat pahala.
Sia-sia itu artinya gila
Mengaku alim pahamnya sala(h)
Mudah-mudahan diampunkan allah
(hlm.4)
Serta jauh daripada bahala.
Tariqat naqsyabandi dikatanya sala(h)
Doalah oleh kamu kepada Allah
Siapa yang benar siapa yang sala(h)
(hlm.6)
Di sanalah mnegetahui menang atau kalah.
Sudahlah nasib takdir Allah
Orang Turki itu berpulang ke Rahmatullah
….. tidak di negeri Mekkah
Jadi kepadanya hutang berpindah.
Naskah Tarekat:
Inilah ceritera masalah ghaibnya Muhammad hanya sebelumnya kehendak ta’yin namanya dan sesudahnya nasta’in namanya jatuhnya kehendak jatuh ia kepada tempat sazara. Dinamai ni’matu I-jabbar Maha Suci adanya, sebelumnya campur dinamai…. di dalam dinamai mahdum, getar kepala dengan mata dinamai Baitul Maqdis,…. dengan hidup dinamai ruh idlafi, tawa dinamai …. Kehendak bergerak dinamai maulana, kehendak keluar dinamai Muhammad, sudanya keluar dinamai Rasulullah, La illaha illa Allah Muhammad Rasulullah.
Pada Naskah WBS dan WJM sebagai akibat dari proses penyalinan dan mempengaruhi keutuhan teks naskah tersebut. Penyimpangan redaksional yang ada berupa emendasi (penggantian), adisi (penambahan), dan omisi (penghilangan).
Perbaikan (Emendasi)
aya pirarapeunana - aya pilarapeunana
jeung kudu dianggo ningali - jeung kudu paké ningali
mun kitu berdaya wungkul - mun kitu perdaya wungkul
jalmu nu kasukana téh - jalma nu kasukana téh
jeung keur maparin sidekah - jeung keur meré sidekah
Penambahan (Adisi)
tegesna ari fiteunah téa - teges[na] ari fit[eu]nah téa
niscaya urang téh mangperung - niscaya urang téh mangp[e]rung
asup kana cacanderan - asup kana cacand[e]ran
powék mongkeléng buta rajin - poék mongk[e]léng buta rajin
peurak ‘amalkeun baé tuluy - P[eu]rak ‘amalkeun baé tuluy
carékna sangaal ‘ulama - carékna sang[aal] ‘ulama
geus teu ngarah ngala[k] dalil jumli - geus teu ngarah ngala[k] dalil jumli
ulah ngadu angkelung - ulah ngadu angk[e]lung
ulah nu manterang-munterung - ulah nu mant[e]rang-munt[e]rung
campur reujeung tungkang madat - campur reujeung tu[ng]kang madat.
Penghilangan (Omisi)
sing amleng nulang sétan - sing am(p)leng nulang sétan
élingkeun k Pangéran - élingkeun k(a) Pangéran
sabab éta taréat pangluhurna - sabab éta taré (k)at pangluhurna
sarta napi jeung isbat - sarta na(m)pi jeung isbat
ku urang ayunkeun baé - ku urang (h)ayunkeun baé
sareng agung pahlana - jeung agung pah(a)lana.
Kesimpulan
Berdasarkan penyuntingan pada naskah tersebut dinilai cukup efektif sebagai upaya penyelamatan salah satu benda budaya di Nusantara. Yang bertujuan agar naskah yang telah rusak dan tidak jelas lagi tulisannya dapat dibaca dan dipahami isi dalam naskah tersebut. Serta naskah juga dapat digitalisasi agar dapat diduplikat dan dapat bertahan selama mungkin.
Jurnal: https://ejournal.upi.edu/index.php/JPBSI/article/view/68518/26779#
Ditulis Oleh Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Andalas.
0 Comments