Ticker

6/recent/ticker-posts

Yang Suka Jokowi dan Politik Dinasti Pasti Memilih Prabowo

 


Oleh Miko Kamal


Pilpres sudah semakin dekat. Tinggal sekitar 25 hari lagi, dihitung dari tulisan ini ditulis. Pilihan harus segera ditentukan. Saran saya, yang suka Jokowi dan politik dinasti tidak usah berpikir-pikir panjang lagi. Pilihannya hanya satu: Prabowo dengan wakil Gibran. Pilihan lain tidak ada. 


Jokowi Presiden berprestasi. Moncer dia. Paling tidak kata tukang survey. Polster Indikator sudah mengeluarkan hasil survey terbarunya: 30 Desember 2023 - 6 Januari 2024. Angka-angkanya segini: Yang cukup puas dengan Jokowi (Presiden) ada 61.5%. Yang sangat puas 15.0%. Bila keduanya dijumlahkan, persentase kepuasan ada di angka 76.5%. Sangat tinggi kan? Pantas saja rakyat menyukainya, bahkan mencintainya.


Air cucuran atap biasanya jatuh ke pelimbahan juga. Begitu rumusan orang tua-tua di Padang dulu. Kehebatan Jokowi akan turun ke anaknya, Gibran Rakabuming Raka yang sekarang jadi calon wakil presiden Prabowo. Jika Prabowo terpilih tahun 2024, Gibran akan jadi Presiden tahun 2029. Apa sebab? Prabowo sudah tua. Sekarang umurnya sudah 72 tahun. Lima tahun lagi dia akan berumur 77 tahun. Dari roman fisiknya sekarang, rasanya tidak mungkin Prabowo akan ikutan lagi di Pilpres 2029. 


Gibran akan jadi Presiden sampai 2039. Dua periode. Mengapa dua? Belajar ke yang sudah-sudah, mempertahankan kekuasaan lebih mudah dari pada merebutnya. Contoh terakhir, meskipun berdarah-darah, Jokowi dengan mudah mengalahkan Prabowo di Pilpres 2019.


Setelah Gibran selesai, adiknya Kaesang Pangarep sudah menunggu pula. Sekarang, umur Kaesang sudah 29 tahun. Tahun 2039 umurnya akan genap 44 tahun. Sudah pas. Lebih tua dari Gibran sekarang. Kaesang juga akan menjabat 2 periode. Jabatannya akan berakhir pada 2049. 


Setelah Kaesang siapa lagi? Anak tertua Gibran sudah menunggu. Namanya Jan Ethes, lengkapnya Jan Ethes Srinarendra. Lahir pada 10 Maret 2016. Maret depan, Ethes sudah berumur 8 tahun. Di tahun 2049 nanti, cucu Jokowi yang katanya sangat cerdas itu akan berumur 33 tahun. 


Belum cukup umur. Tidak apa-apa. MK tinggal dikode saja. Pasal 169 huruf q UU No. 7 Tahun 2017 diperbaiki sedikit lagi. Bunyinya bisa begini: Persyaratan menjadi calon Presiden dan calon wakil presiden adalah: q. berusia paling rendah 33 (tiga puluh tiga) tahun atau pernah/sedang menduduki jabatan yang dipilih melalui pemilihan umum termasuk pemilihan kepala daerah”. 


Syarat Pasal ini tentu harus dipenuhi. Ethes harus sudah pernah/sedang menjabat wali kota atau gubernur. Kerja geleng itu. Jangankan mendudukkan seseorang sebagai wali kota/gubernur, mendudukkan seseorang di kursi presiden atau wakil presiden saja akan mudah bagi seorang penguasa. Jadi, sebelum tahun 2049, Ethes dijadikan wali kota atau gubernur dulu. Pilihan lain juga ada. Pasal 169 huruf q lebih disederhanakan: Persyaratan menjadi calon Presiden dan calon wakil presiden adalah: q. berusia paling rendah 33 (tiga puluh tiga) tahun. 


Ethes pun akan menjabat 2 periode. Jabatannya akan berakhir tahun 2059. Setelah itu siapa lagi? Adik-adik dan sepupu Ethes tentu sudah besar dan memenuhi syarat pula. Saya belum hafal ama-nama cucu Jokowi yang lain.


Bagaimana dengan Boby Nasution? Boby disiapkan jadi pemain cadangan saja. Kalau setia dan amanah di keluarga Jokowi, jatah akan dapat juga. Misalnya, mengisi kekosongan jika Ethes atau cucu-cucu Jokowi yang lain belum siap benar. Sebaliknya, jika tidak setia dan amanah, nasib Boby akan serupa menantu di ranah Minang: abu di atas tunggul. 


Salahkah rakyat Indonesia menyukai Jokowi? Menyukai anak-anak dan cucunya? Tentu tidak. Salahkah rakyat mendukung dinasti politik dengan bungkus demokrasi? Tidak. Semuanya kan memang tergantung rakyat. Jangankan dinasti politik berbungkus demokrasi, mengubah sistem demokrasi ke kerajaan sekalipun tidak masalah. Yang penting perubahan itu dapat diberi label formal sebagai kehendak rakyat.    


Sekarang terserahlah. Yang menyukai bahkan mencintai Jokowi yang sedang membangun politik dinasti dan ujungnya dapat mengubah sistem demokrasi menjadi kerajaan, pilihannya memang tunggal: Prabowo-Gibran. Tapi, jika benar-benar mencintai Negara dan Konstitusi, tentu akan memilih yang lain. 


Cengkareng, 19/1/2024

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS