Oleh
Shilvy Maizalni
Mahasiswa
Ilmu Politik, FISIP, Universitas Andalas
Saat
ini Indonesia sudah mulai memasuki tahapan awal pesta demokrasi yang akan berlangsung pada Februari
mendatang. Tentu peristiwa ini tidak hanya disambut hangat oleh kandidat Pemilu
belaka, melainkan kita rakyat Indonesia juga turut merasakan gelora tonggak
demokrasi yang akan berjalan sebentar lagi. Kita akan memberikan hak suara
kepada para anggota legislatif dan eksekutif yang nantinya akan menjadi
penyalur banyak suara dari rakyat di seluruh pelosok negeri.
Tentu
akan banyak peristiwa yang terjadi menjelang pemilu. Entah itu pro dan kontra
masyarakat terhadap para calon legislatif dan eksekutif yang akan dipilih
nantinya, berbagai kecurangan untuk oknum yang haus kekuasaan maupun banyaknya
hoax yang akan tersebar luas dimedia online seperti media sosial dan penting
digaris bawahi bahwa hoax yang tersebar menjelang pemilu ini dapat
mengakibatkan terpengaruhnya kita sebagai pemilih dalam menjatuhkan pilihan.
Hoax
atau berita palsu merupakan suatu fenomena hal yang sudah lumrah terjadi pada
saat menjelang pemilu. Banyak suara akan terombang ambing karena ragu, terutama
bagi kita pemilih pemula yang tidak punya pengalaman dalam menentukan
keputusan. Dari data yang dilansir dari laman KPU saja mencatat, pemilih yang mendominasi pada pemilu tahun
2024 mendatang itu didominasi oleh para Gen Z.
Serta berdasarkan data yang diperoleh dari laman serupa, di Sumatera
Barat jumlah pemilih saat ini terbagi atas Gen Z dan kaum milenial. Tentu, hal
ini menandakan bahwa memang Gen Z dapat memberi pengaruh yang lebih besar
terhadap pemilu 2024 mendatang.
Dalam
proses memilih calon anggota legislatif atau eksekutif masyarakat atau pemilih
juga harus cerdas dalam menentukan pilihan mereka. Banyak cara yang dapat kita
lakukan sebagai pemilih agar tidak salah dalam memilih calon anggota legislatif
ataupun eksekutif. Dengan mencari tahu informasi mengenai calon anggota
legislatif dan eksekutif, dimulai dari rekam jejaknya, bagaimana sifatnya,
partai apa yang mendukungnya, bagaimana prestasinya, dan masih banyak hal
lainnya yang akan sangat membantu kita sebagai pemilih dalam menentukan pilihan
kita, terutama bagi kita sebagai pemilih pemula. Hal diatas sudah merupakan
langkah awal yang baik untuk dapat menjadi pemilih yang cerdas agar calon
anggota legislatif atau eksekutif yang nantinya terpilih merupakan calon
anggota yang memang baik untuk kita sebagai rakyat ataupun untuk negara kita.
Faktanya,
ada beberapa yang mempengaruhi pemilih dalam proses menentukan pilihan kita
sebagai pemilih saat menentukan suara pada Pemilu mendatang. Berikut beberapa
faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memilih saat pemilu, yaitu:
Faktor
sosiologis, yaitu memilih dengan ikut atau cenderung berpihak pada keluarga
atau ikut saja dengan pilihan keluarga
Faktor
psikologis, yaitu memilih dengan cara melihat bentuk fisik calon yang akan
dipilih
Faktor
rasional atau ekonomi, yaitu memilih karena diberikan sembako atau uang,
contohnya adalah politik uang.
Oleh
karena itu, kita sebagai pemilih harus mempunyai informasi valid terkait calon
anggota legislatif atau eksekutif yang nantinya akan kita pilih. Kita sebagai
pemilih harus cerdas dalam menentukan siapa yang nantinya akan kita pemilih.
Jadi sebagai pemilih yang cerdas tentu tidak akan terpengaruh oleh berita hoax
atau pro dan kontra, pemilih agar bisa menetukan siapa yang nantinya akan
dipilih dengan tepat. Selain itu, hal yang juga yang harus dihindari ialah
terkait politik uang yang masuk dalam salah satu kecurangan politik paling
berpengaruh di Indonesia.
0 Comments