Ticker

6/recent/ticker-posts

Kelola sampah pakai lalat, emang bisa?


Oleh: Chila Aqsharna mahasiswa universitas Andalas 


 Indonesia merupakan negara penghasil sampah terbesar ke-5 di dunia pada 2020. Hal ini tercatat dalam laporan Bank Dunia yang bertajuk The Atlas of Sustainable Development Goals 2023. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengakui bahwa pada 2020 total produksi sampah nasional telah mencapai 67,8 juta ton. Artinya, ada sekitar 185.753 ton sampah setiap harinya dihasilkan oleh 270 juta penduduk. Atau setiap penduduk memproduksi sekitar 0,68 kg sampah per hari. Angka tersebut meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada 2018 saja, produksi sampah nasional sudah mencapai 64 juta ton dari 267 juta penduduk. Sampah-sampah tadi pada akhirnya berkontribusi besar menambah makin menggunungnya timbunan di tempat-tempat pembuangan akhir (TPA).

Beberapa waktu belakangan, masyarakat indonesia mulai memberikan perhatian pada pengelolaan sampah. Selain dengan meningkatnya rasa kepedulian anak muda, hal ini juga dipelopori oleh anak-anak muda yang gemar melakukan aksi pembersihan sampah dan memanfaatkan sosial media untuk mengajak anak-anak muda lainnya agar lebih peduli dengan sampah. Nah, selain dengan cara pemungutan sampah-sampah, salah satu cara lain yang bisa kita lakukan untuk mengolah sampah khususnya sampah organik rumah tangga, kita bisa memanfaatkan maggot dari lalat tentara hitam atau BSF. 

Apa sih maggot itu? maggot merupakan larva dari lalat tentara hitam dan hebatnya lalat ini tidak sama seperti lalat biasanya. Lalat tentara hitam atau BSF tidak memiliki vektor penyakit jadi tidak memberikan dampak negatif bagi manusia justru sebaliknya. Jadi dengan maggot ini, kita bisa mengolah sampah organik seperti nasi sisa, sisa sayuran, sisa-sisa bagian hewan yang tidak dimakan pun bisa menjadi sumber makanan bagi maggot. Hal ini tentu saja memberikan dampak positif baik bagi lingkungan maupun peternak maggot karena ternyata maggot itu sendiri bisa dijadikan sebagai pakan ternak berprotein tinggi. 

Jadi si maggot ini diibaratkan mesin yang akan mengolah sampah-sampah organik di dalam tubuhnya sebagai sumber makanannya dengan serangkaian proses biologis yang terjadi secara alami. Sampah organik yang mungkin terlalu keras, seperti tulang dan cangkang mungkin tidak tercerna secara sempurna oleh maggot 

“Sisa-sisa sampah yang tidak termakan maggot atau kita sebut kasgot (bekas maggot) diolah menjadi pupuk organik. kemudian dengan mengolah sampah organik bisa mengurangi gas metan yang dihasilkan di tempat pembuangan akhir sampah” ujar Resti Rahayu pendiri Minagot Sumbar. 

Jadi Lalat tentara hitan (BSF) ini tidak hanya maggotnya saja yang bisa dimanfaatkan, bahkan media bekas maggot pun bisa dijadikan sebagai pupuk organik. Selain maggot, larva dan lalat dewasa juga bisa dimanfaatkan untuk hal lainnya terutama di bidang pakan ternak dan penelitian ilmiah.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS