Sumber gambar: Pixabay (https://cdn.pixabay.com/photo/2023/04/20/06/31/sofa-7939061_1280.png)
Penulis: Faradilla Fitriapuri Mahasiswa Departemen Biologi Universitas Andalas
Permasalahan dalam lingkup sosial akhir-akhir ini adalah adanya gaya hidup yang berlebihan dan kepemilikan barang yang tidak terbatas. Gaya hidup tersebut disebabkan karena banyaknya masyarakat yang membeli sesuatu bukan karena kebutuhan melainkan karena keinginan. Masyarakat pada saat ini tanpa sadar sering melakukan kebiasaan impulsive buying, dimana jika hal tersebut terjadi secara terus menerus dapat terjadi penimbunan barang dan akan berdampak buruk pada lingkungan. Menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), timbulan sampah nasional yang dihasilkan pada tahun 2022 adalah sebesar 36.190.195,05 ton/tahun dengan limbah rumah tangga menjadi sumber komposisi sampah terbanyak yang dihasilkan. Angka tersebut dapat saja terus meningkat dari tahun ke tahun jika kita selalu memiliki gaya hidup yang berlebihan.
Menyikapi
permasalahan gaya hidup tersebut, muncullah tren gaya hidup minimalis. Hidup
minimalis merupakan salah satu cara hidup sederhana dimana kita dapat memahami
barang apa saja yang dapat kita gunakan sesuai kebutuhan dan mengurangi
penggunaan barang yang tidak diperlukan. Tujuan dari gaya ini agar kita dapat
memulai kebiasaan gaya hidup dengan cukup dan mengurangi kebiasaan dalam
banyaknya penggunaan barang. Gaya hidup minimalis lebih mementingkan kualitas
dibandingkan kuantitas. Hidup sebagai minimalis bukan berarti tentang memiliki
sedikit barang, tetapi juga tentang menghasilkan dampak positif pada lingkungan
sekitar kita. Dalam perjalanan menuju pelestarian lingkungan, hidup minimalis
dapat menjadi salah satu pilihan yang kuat yang tidak hanya menguntungkan
individu, tetapi juga planet yang kita tinggali.
Salah satu
aspek penting dari hidup minimalis adalah pengurangan limbah. Dengan membeli
dan memiliki barang-barang yang benar-benar kita butuhkan, kita secara langsung
mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan. Dalam masyarakat yang didominasi oleh
kemasan plastik sekali pakai dan produk yang cepat tergantikan, hidup minimalis
mengajarkan kita untuk mempertimbangkan kembali kebutuhan sejati kita. Adanya
pengurangan limbah tersebut, kita secara aktif berkontribusi pada upaya
pelestarian lingkungan dan mengurangi dampak negatif terhadap ekosistem.
Selain itu,
hidup minimalis juga melibatkan pengurangan konsumsi energi. Hal tersebut
seperti dengan memiliki rumah yang lebih kecil dan lebih efisien energi serta
meminimalkan penggunaan alat elektronik yang boros energi yang secara
signifikan dapat mengurangi hasil jejak karbon kita. Hal lainnya dengan memilih
transportasi alternatif seperti berjalan kaki, bersepeda, atau menggunakan
transportasi umum juga dapat mengurangi emisi gas rumah kaca penyebab kerugian
lingkungan. Memiliki prinsip hidup minimalis ini sangat berguna dalam upaya
melawan perubahan iklim, dimana setiap tindakan kecil yang kita lakukan dapat
memiliki dampak besar.
Manfaat dari
penerapan hidup minimalis ialah dapat mendukung ekonomi berkelanjutan. Dengan
membeli barang-barang berkualitas tinggi dan tahan lama, kita mengurangi
kebutuhan untuk membeli barang baru secara terus menerus. Ini berarti kita
tidak hanya menghemat uang dalam jangka panjang, tetapi juga mengurangi
permintaan terhadap produksi barang-barang baru yang dapat menyebabkan
pemanfaatan sumber daya alam yang berlebihan.
Hidup
minimalis juga mendorong kita untuk menghargai alam dan keindahan di sekitar
kita. Dengan memfokuskan perhatian pada pengalaman dan hubungan, bukan hanya
kepemilikan benda material, kita dapat menghabiskan lebih banyak waktu di alam
terbuka dengan menikmati keindahan alam dan mengembangkan rasa ketergantungan
yang sehat dengan lingkungan. Dalam era dimana teknologi mendominasi kehidupan
kita, hidup minimalis mengingatkan kita untuk menghubungkan kembali dengan alam
dan menghargai keajaiban yang diberikannya.
Tips
Menerapkan Gaya Hidup Minimalis
Berikut ini
adalah beberapa tips praktis yang bisa kamu ikuti untuk memulai gaya hidup
minimalis:
- Evaluasi Barang-barang yang Kamu Miliki
Mulailah dengan mengambil inventarisasi semua barang yang
kamu miliki. Tinjau setiap item dengan jujur dan tanyakan diri sendiri apakah
barang tersebut benar-benar penting dan memberikan nilai tambah dalam hidupmu.
Jika tidak, pertimbangkan untuk menyumbangkan, menjual, atau membuang barang tersebut.
- Terapkan Aturan “Satu Masuk, Satu Keluar”
Sebelum membeli barang baru, pertimbangkan apakah kamu benar-benar
membutuhkannya. Jika iya, coba menerapkan aturan “Satu Masuk, Satu Keluar”
dimana setiap kali kamu membeli sesuatu yang baru, kamu harus mengeluarkan atau
menyumbangkan salah satu barang yang kamu miliki.
- Kurangi Kebiasaan Belanja Impulsif
Hindari kebiasaan belanja impulsif dengan membuat daftar belanjaan
yang terperinci sebelum pergi berbelanja. Fokuslah pada barang-barang yang kamu
butuhkan dan hindari sifat tergoda untuk membeli barang-barang yang tidak
direncanakan.
- Praktikkan Prinsip “Borrow or Share”
Pertimbangkan untuk meminjam atau berbagi barang dengan orang lain
daripada membeli barang yang baru. Misalnya, jika kamu hanya akan menggunakan
suatu alat atau peralatan sekali-kali, coba lihat apakah ada teman atau
tetangga yang bisa meminjamkan barang tersebut.
- Sederhanakan Ruangan
Kurangi kelebihan dekorasi dan perabotan di rumahmu. Pilihlah
furnitur yang fungsional dan memiliki banyak ruang penyimpanan untuk
membantu menjaga kebersihan dan kerapihan ruangan.
- Praktikkan Prinsip “Konsumsi Sadar”
Sebelum membeli sesuatu, pertimbangkan asal-usul dan dampak
lingkungan dari barang tersebut. Pilihlah produk yang ramah lingkungan,
berkualitas, dan tahan lama daripada barang-barang sekali pakai atau berumur
pendek.
- Ubah Pola Pikir
Fokuslah pada pengalaman dan hubungan sosial yang berarti daripada
kepemilikan barang. Pelajari untuk menghargai hal-hal kecil dalam hidup dan
cari kebahagiaan di luar materi.
- Donasi atau Daur Ulang
Jika ada barang yang tidak lagi kamu butuhkan, pertimbangkan untuk
menyumbangkannya kepada mereka yang membutuhkan atau mengirimkannya ke tempat
daur ulang agar dapat dimanfaatkan kembali.
- Berbagi dengan Komunitas
Kamu dapat bergabung dengan komunitas minimalis atau grup
tukar-menukar barang di lingkunganmu. Dengan berbagi dan mendapatkan barang
dari orang lain, kamu dapat meminimalkan konsumsi dan memperluas jaringan
sosial.
Menerapkan
hidup minimalis bukanlah tentang mengorbankan kenyamanan atau kebahagiaan.
Sebaliknya, hidup minimalis membuka pintu untuk hidup yang lebih sederhana
dengan terfokus pada apa yang benar-benar penting dalam hidup kita. Dengan
mengurangi keinginan untuk terus membeli barang baru, kita dapat mengalihkan
perhatian kita pada hal-hal yang lebih berarti, seperti hubungan sosial,
kesehatan, dan pertumbuhan pribadi. Hidup minimalis membebaskan kita dari
belenggu konsumsi berlebihan dan memberikan ruang bagi kebahagiaan yang sejati.
Dalam
masyarakat yang terus bergerak maju, hidup minimalis adalah panggilan untuk
mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia disekitar kita. Dengan menerapkan
gaya hidup minimalis, kita dapat memberikan kontribusi nyata bagi pelestarian
lingkungan, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, dan membentuk masa
depan yang berkelanjutan. Hidup minimalis adalah perjalanan yang terus
berlangsung, yang membutuhkan kesadaran dan komitmen kita untuk mengubah
kebiasaan dan pola pikir kita.
Ingatlah
bahwa perjalanan menuju hidup minimalis adalah proses yang berkelanjutan.
Mulailah dengan langkah kecil dan terus tingkatkan seiring waktu. Dengan
kesadaran dan komitmen, kamu akan dapat mengadopsi gaya hidup minimalis yang
lebih berkelanjutan dan memberikan manfaat baik bagi dirimu sendiri maupun
lingkungan sekitarmu.
0 Comments