Ticker

6/recent/ticker-posts

“Katanya sih mudah dan bisa dapetin omset hingga jutaan rupiah, affa iyaahhhh??” (Mengulik strategi budidaya jamur tiram)



Oleh : Laura Amelia Febrina

Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur kayu yang dapat dikonsumsi. Jamur tiram memiliki banyak manfaat bagi manusia. Jamur mengandung 19-35% protein lebih tinggi dibandingkan protein pada beras (7,38%) dan gandum (13,2%), terdapat 9 asam amino essensial dan teristimewa 72% lemaknya tidak jenuh serta kandungan serat mulai 7,4-24,6% sangat baik bagi pencernaaan sehingga cocok untuk diet. Selain itu, beberapa jamur digunakan sebagai obat kolesterol, kanker dan AIDS. Senyawa aktif yang terkandung pada jamur dapat sebagai anti jamur merugikan, anti bakteri dan anti virus, dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Dikarenakan memiliki kandungan nutrisi dan manfaat yang sangat banyak, jamur tiram sangat bagus potensinya untuk dibudidayakan.

Budidaya jamur tiram mampu mendatangkan keuntungan yang sangat menggiurkan baik dilakukan dalam skala kecil maupun besar. Hal ini tidak lepas dari tingginya permintaan dan nilai jual dari jamur tiram. Kegiatan budidaya jamur tiram di Indonesia, masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan kebutuhan atau permintaan dari konsumen tiap harinya. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan permintaan jamur tiram yang setiap tahunnya mengalami peningkatan.

Berikut teknik dan cara budidaya jamur tiram yang tepat agar dapat menghasilkan omset yang berlipat dan ini juga penting untuk pemula yang baru akan menekuni budidaya ini. Alat dan bahan yang disiapkan dalam budidaya adalah serbuk gergaji kayu, dedak padi, dedak jagung, kapur pertanian (CaCO3)/kalsit dan dapat juga menggunakan dolomit (MgCO3), bibit jamur tiram yang biasanya dapat dibeli pada pedagang bibit jamur/petani jamur yang sudah lama menekuni budidaya jamur tiram. Kemudian diperlukan bunsen dan spiritus atau dapat diganti dengan menggunakan lilin. Lilin berguna untuk menghindari kontaminasi dari jamur jenis lain saat akan menanam bibit pada media tumbuh. Peralatan yang digunakan yaitu ayakan, hand sprayer, thermometer, alat pengukur kelembaban, timbangan digital, plastik kapasitas 1 kg, paralon, kapas, karet, dan kertas koran.

Tahapan budidaya jamur tiram :

1. Disiapkan serbuk gergaji kayu sebanyak 20 kg (1,5 karung) yang sudah diayak lalu dicuci dengan air sampai bersih bertujuan menghilangkan minyak/oli atau getah. Kemudian ditiriskan sampai kadar air tinggal 60-70%.

2. Membuat substrat / media tanam dengan menambahkan 5-15% dedak halus (4kg); 1-2% (200 g), kapur (CaCO3); 0,5-2% (50 g), dapat juga ditambahkan tepung jagung. Diaduk sampai rata. Selanjutnya media di peram dengan menutup plastik diatasnya selama 3-5 hari bertujuan untuk proses kompos media sehingga nutrisi bagi jamur lebih cepat tersedia.

3. Membuat baglog media tanam, serbuk yang telah diaduk sebanyak 1 kg dimasukkan kedalam plastik uk.20 x 35 cm x 0,5 mm. Dipadatkan dengan menggunakan bagian bawah botol lalu ujung plastik tersebut dilipat sampai tertutup.

4. Sterilisasi yaitu mengukus baglog di dalam drum selama kurang lebih 5 - 8 jam dengan suhu 95 – 120°C. Setelah itu didinginkan sampai suhu kamar (bila diraba tidak panas lagi).

5. Penanaman bibit ke baglog menggunakan alat-alat steril yang terlebih disemprot dengan alkohol. Bibit dimasukkan sebanyak 1 sendok/kg substrat, kemudian baglog diberi cincin paralon atau potongan bambu diameter 1 inci, ditutup kertas dan diikat dengan karet,diberi merk tanggal masukkan ke ruang penyimpanan/inkubasi. 

6. Baglog diinkubasi dalam ruang khusus inkubasi (kamar gelap yang terdapat rak-rak dari bambu). Ruang inkubasi terlebih dulu disterilkan dengan menyemprot alkohol/formalin, suhu sekitar 24 -29°C tanpa cahaya biasanya misellium akan tumbuh memenuhi substrat (warnanya putih semua, waktu inkubasi 30 hari).

7. Pertumbuhan jamur dalam ruang pertumbuhan. Setelah baglog berwarna putih semua dipindahkan ke ruang pertumbuhan dan disusun di atas rak-rak yang telah disiapkan lalu kertas penutup baglog dibuka. Beberapa hari kemudian akan tumbuh pinhead (bakal tubuh buah) ruangan dilakukan pengkabutan dengan hand sprayer (jangan dekat mulut baglog). Ruangan diberi cahaya sedikit dengan suhu 21- 28°C, kelembaban 80 – 90%,dapat disiasati dengan melakukan pengkabutan sesering mungkin pada ruangan/kumbung jamur dan sekitarnya.

8. Panen. Pemanenan dilakukan setelah tubuh buah jamur dewasa (lebih kurang 7 hari dalam ruangan). Jamur dewasa dicirikan tudung jamur telah mekar maksimal tapi ujung tudung belum keriput dan pecah, jamur berwarna putih bersih dan belum ada tanda-tanda terlalu tua. Cara panen dengan mencabut jamur dengan tangan, lalu digunting bagian akarnya. Bagian akar yang tersisa pada baglog di keluarkan agar pertumbuhan jamur selanjutnya tidak terganggu.

9. Baglog dikembalikan pada rak dalam ruangan, juga dilakukan pengkabutan kembali agar jamur tumbuh kembali, 7 hari kemudian akan panen kembali. Untuk jamur yang sudah dipanen cukup dibersihkan kotoran yang menempel dibagian akarnya saja, selain kebersihannya terjaga, daya tahannya juga akan lebih lama. 

Proses produksi lebih kurang dapat dilakukan selama 120 hari. Pembuatan baglog butuh waktu 7 hari, inkubasi 30 hari dan 80 hari masa tumbuhnya jamur. Masa 4 bulan tersebut satu media tanam atau satu log dapat dipanen sebanyak 4-5 kali dengan jumlah produksi sebanyak 1-2 kg/log.

Selanjutnya kamu dapat mempertimbangkan beberapa keuntungan ketika ingin budidaya jamur tiram :

1. Modal yang sangat kecil

Budidaya jamur tiram menjadi sebuah solusi untuk menjalankan usaha dengan modal yang rendah terlebih bila sudah memiliki tempat sendiri beserta kumbungnya. Selebihnya hanya membutuhkan baglog yang terbuat dari dedak, serbuk gergaji dan kapur. Kumbung dan Baglog sebagai modal utama. Kumbung sendiri adalah rumah jamur yang dibangun dari bahan bambu dan atap sirap. Kumbung sendiri dibuat agar cahaya matahari tidak langsung masuk dan mempengaruhi kelembaban. Adapun modal untuk membangun kumbung sendiri tergantung seberapa banyak jamur tiram yang akan dibudidayakan nantinya. Selebihnya hanya air, logistik dan operasional.

2. Omset yang besar dan menjanjikan

Omset yang didapatkan dari budidaya jamur tiram lumayan besar sebagi contoh bila seseorang membudidayakan jamur tiram sebanyak 1000 baglog dengan perhitungan gagal panen dalam satu periode sebesar 10% dan hasil panen yang didapatkan dari satu baglog sebanyak 0,6 kg jamur tiram. Harga jamur tiram saat ini kurang lebih sebesar 35.000 perkilo atau anda menjualnya ke pedagang sayur yang datang ke tempat budidaya sebesar Rp. 25.000 perkilo. Maka omzet yang kamu dapatkan dalam satu periode panen sebesar Rp. 13.500.000.


3. Proses budidaya yang cepat dan mudah

Proses budidaya jamur tiram tidak terlalu lama kurang lebih membutuhkan 4 bulan dari awal bulan pembibitan hingga panen sehingga memiliki perputaran uang yang cukup cepat juga. Lalu budidaya jamur tiram sendiri cukup mudah karena kunci dalam prosesnya adalah menjaga kelembaban saja serta dapat pada dibudidayakan pada tempat yang sempit tergantung pada jumlah baglog yang ingin disimpan.

Budidaya jamur tiram ini selain sebagai lapak untuk mendapatkan penghasilan, melalui ini kita dapat berpartisipasi dalam melestarikan variasi jamur yang dikonsumsi oleh masyarakat. Secara tidak langsung kita berperan dalam kegiatan konservasi jamur dan merupakan suatu bentuk kegiatan  sustainable resource agar jamur yang dapat dikonsumsi ini dapat terus dinikmati tanpa adanya kekhawatiran akan habis atau punah karena besarnya kebutuhan dan permintaan dari konsumen.

Nah, bagaimana?. Apakah anda tertarik dengan budidaya yang mudah dan menjajikan ini?. KALAU AKU SIH YES, GATAU KALAU MAS ANANG. Terima kasih semoga bermanfaat.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS