Kamis (17/8), untuk memperingati
HUT ke-78 Republik Indonesia, Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang (PPI
Jepang) bersama Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Osaka (KJRI Osaka) dan
Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I4) menyelenggarakan sebuah talkshow bertemakan memupuk jiwa
kepemimpinan generasi muda perempuan Indonesia. Acara yang diselenggarakan
secara hybrid di KJRI Osaka tersebut
turut dihadiri mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di Jepang,
jajaran KJRI Osaka, dan beberapa tokoh masyarakat dan pemuka agama Indonesia di
Osaka.
Untuk mengawali talkshow ini, Ibu Diana Emilla Sari
Sutikno selaku Konsul Jenderal KJRI Osaka memberikan sebuah pesan pembuka yang
menekankan pentingnya pemberdayaan dan perluasan peran perempuan Indonesia dalam
posisi kepemimpinan terutama mengingat besarnya komposisi perempuan dalam
demografi Indonesia mendatang. Dia menjelaskan bahwa saat ini, perempuan masih
menghadapi hambatan untuk mengakses peran yang lebih luas di masyarakat
dikarenakan adanya hambatan institusional maupun keraguan mengenai kemampuan
perempuan dalam posisi kepemimpinan. Untuk menghadapi hal tersebut, dia
mengajak masyarakat untuk bersama-sama membangun ruang aman yang dapat
menyokong kontribusi perempuan dalam bidang pembangunan dan kepemimpinan.
Acara dilanjutkan dengan
penyampaian materi oleh Dr Sastia Putri yang merupakan Ketua Umum I4 sekaligus
Associate Professor di Osaka University. Dia menyampaikan bahwa salah satu
penyebab rendahnya partisipasi perempuan dalam beberapa bidang pekerjaan adalah
adanya pandangan bahwa bidang karir dan keilmuan tertentu seperti teknik
bersifat lebih maskulin dan condong pada lelaki, sehingga membatasi akses dan
keinginan perempuan untuk bergelut dalam bidang tersebut. Selain itu, dia juga
menjelaskan bahwa perempuan yang berpendidikan tinggi dapat memberikan manfaat
pada masyarakat serta bahwasanya kesetaraan gender tidak serta merta merujuk
pada kesamaan situasi antara lelaki dan perempuan namun pada pemberian perilaku
adil dengan memfasilitasi keadaan masing-masing gender.
Sama halnya dengan Dr Sastia Putri,
Ketua Umum PPI Jepang Anastasya Hasyim turut mengingatkan bahwa diskriminasi
berbasis gender senantiasa terjadi di lingkungan sehari-hari sehingga secara
tidak langsung menimbulkan keraguan bagi perempuan untuk menduduki posisi
kepemimpinan dan mencapai pendidikan tinggi. Dia berpesan bahwa semua orang
dapat menjadi pemimpin dan menekankan pentingnya kualitas humanitarian dan
bermoral pada seorang pemimpin yang dikarakteristikkan dengan kesediaan untuk
melindungi pihak yang lemah dan mendengarkan langsung di lapangan. Pada HUT
ke-78 Republik Indonesia tahun ini, Anastasya Hasyim menyerukan bahwa Indonesia
juga perlu merdeka dari diskriminasi berbasis gender dan kekerasan berbasis
gender.
Sesi terakhir acara ini
menghadirkan beberapa perwakilan dari pengurus daerah PPI Jepang, yaitu Lillah
Ukhro dari daerah Shikoku, Caroline Jilbert dari daerah Tohoku, dan
Ekachaeryanti Zain dari Hokuriku yang berbagi beberapa kiat kepemimpinan.
Caroline Jilbert mengedepankan prinsip compassionate
leadership yang bertumpu pada berempati dengan anggota dan membantu sesama
anggota untuk menumbuhkan kepercayaan antara seorang pemimpin dan anggota
lainnya. Sementara itu, Lillah Ukhro menyampaikan bahwa seorang pemimpin harus
turut turun tangan untuk dapat menyerap aspirasi anggota dan memahami keluh
kesah mereka. Terakhir, Ekachaeryanti Zain memberikan beberapa tips untuk mengatasi kelelahan mental
saat berorganisasi dengan menyeimbangkan prioritas dan kapasitas.
0 Comments