Ticker

6/recent/ticker-posts

Indonesia Sedang Dilanda Bencana 'Bangkrut'

 


Oleh:Obral Chaniago


Baru baru ini saya klenang klenong di Kota Padang Sumatera Barat untuk memperoleh beragam info publik dari dinas, instansi dan lembaga di berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Padang. 


Kota Padang yang dikenal sebagai produksi kuliner randang terkenal di dunia. 


Kuliner randang berbahan baku daging sapi tersohor kelezatannya ke seantero jagat raya ini, jika ke Padang tak mengantongi oleh oleh kuliner randang, pertanda belum nyampai ke kota Padang

Kenapa tidak, semua selera konsumen menyukainya baik konsumen kasta, tahta, dan konsumen kaya pun menyukai cita rasa kuliner randang yang aromanya harum, ranum, strong dan nendang dilidah pencicipinya. 


Sekarang warga kota ini sedang giat memasang merawa merah putih sebagai pertanda Memperingati Hari Kemerdekaan RI yang ke-78 tahun waktunya sebentar lagi sudah di depan mata. 

Begitu juga lembaga, kantor, dinas dan instansi pemerintah serta swasta, perguruan tinggi, sekolah, rumah ibadah, kantor legislatif Propinsi Sumbar dan kantor gubernur Sumbar yang lokasi kantor ini dalam wilayah kota yang ramah dan santun bertutur penduduknya, saat ini warga kota telah stembay memasang merawa merah putih serta hiasan gobah pintu utama memasuki perkantoran terlihat hiasan warna warni merah putih menempel pada pintu masuk utama dinding, serta diruang loby perkantoran. 

Corak dan ragam pertanda meriahnya memperingati hari kemerdekaan di kota ini. 

Baik pada pagar lokasi perkantoran berkibar merawa panjang dari bahan kain warna merah putih. Serta tak ketinggalan pula langit langit loteng ruangan perkantoran dihiasi pula dengan kertas minyak warna merah putih, bak kota ini menyambut kedatangan sang penganten. 

Sungguh hati dan pikiran betapa bahagianya dari nikmat kemerdekaan atas perjuangan para pendahulu kita sebagai pahlawan merebut kemerdekaan melawan kolonial penjajahan. 

Dan, tak ketinggalan pula para pedagang asongan penjual bendera merah putih berbagai ukuran besar dan kecil terpampang, terpajang, tergantung pada tali temali menunggu pembeli. 

Dengan semangat merah putih warga Kota Padang juga telah bersiap mengibarkan sang saka merah putih di kediamannya pada 17 Agustus 2023, sebentar lagi teriakan pekikan suara merdeka menggelegar dari mulut komandan pemimpin pasukan saat memperingati hari kemerdekaan. 


Sambil mengitari jalan jalan trotoar di kota ini dan mampir di beberapa perkantoran pemerintah yang menggunakan anggaran kegiatan bersumber dari Dana Anggaran Pendapatan Daerah (APBD) dan sumber dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) serta dana Hibah dari sumber dana Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan sumber dana hibah dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), jika ada. 


Deretan Mobil Dinas (Mobnas) bervariasi tahun tinggi dan mobil tahun rendah dengan nopol warna merah ikut mengiasi halaman parkiran perkantoran berbagai merek klas kenderaan dengan harga ratusan juta kenderaan pimpinan serta jenis kenderaan milik pribadi dengan nopol hitam putih beragam produk dan harga kenderaan, mobil yang berlabel harga lunas dan cicilan. 

Sekarang di kota ini pun buat lokasi parkir kenderaan sudah mulai kerepotan driver mencari posisi letak parkir kenderaan. Begitu juga lokasi parkir diluar kantor pemerintah, swasta, para driver telah mulai rumit mendapatkan lokasi perparkiran. 

Karena parkir di jalan utama protokoler terkabar kena sanksi derek kalau parkir kenderaan di sembarangan tempat yang ditinggalkan. 

Terkait ini pun, sudah saatnya kota ini membikin jalan di Kota Padang teramat perlu direncanakan adanya teluk jalan pada ruas jalan protokoler kota ini. Sebab, warga kota yang domisili dipinggir jalan ini dengan harapan pembeli mampir membawa rezeki dari hasil jual beli sebagai pedagang kuliner, dan jenis dagangan lainnya. 

Sekarang teluk jalan itu telah hilang dari pandangan mata di Kota Padang, dulu di ruas Jalan Khatib Sulaiman Kota Padang terlihat ada teluk jalan sebelum dibangun revitalisasi proyek trotoar. 

Memang hak penjalan kaki secara hukum telah mereka dapatkan, namun hak hukum pemilik kenderaan menjadi hilang di ruas Jalan Khatib Sulaiman Kota Padang ini yang sebelumnya pada ruas di Jalan Khatib Sulaiman ini memiliki teluk jalan, tapi sekarang teluk jalan itu telah tenggelam ulah tertimbun oleh proyek trotoar semen yang dibubuhi dengan kursi besi dipinggir jalan ini. 

Dengan demikian, karena tak ada teluk jalan pada ruas jalan ini/jika dinas terkait melakukan ketegasan dengan cara menderek kenderaan yang parkir sementara sambil menunggu selesai belanjaan/maka bisa dianggap terjadinya pelanggaran HAM pada driver/pemilik kenderaan. 

Kota Padang yang penuh kenangan telah berusia 354 tahun pada hari jadi kota ini tepatnya 7 Agustus 2023 baru baru ini. Usia kota yang bukan muda lagi telah hampir mendekati setengah abad sekira belasan tahun lagi kota religi ini diperingati oleh Pemko Padang secara lumayan meriah yang ditandai pula dengan pemberian penghargaan sang tokoh warga kota dengan menyerahkan pin emas pada semua kalangan akademisi, seniman, journalist, dan tokoh adat serta tokoh umat di kota ini. 

Warga umat muslim yang berkunjung ke kota ini bisa melakukan ibadah di Masjid Raya Sumatera Barat yang terletak di jantung perkotaan serta rumah ibadah lainnya bagi umat yang berbeda keyakinan telah pula berada di jantung perkotaan. 

Setumpuk merek perhotelan dan restaurant serta puluhan rumah sakit pemerintah dan swasta pun tak kurang lebih lagi telah berdiri megah bagaikan hutan beton yang letak lokasinya terpisah pisah. 

Bus kenderaan umum dan transportasi online pun bisa tekan tombol menjemput konsumen pemesanan yang dilayani bak ratu dan raja. 


Namun, teramat disayangkan disaat penulis mampir ke kedai kopi manis mendengar penagih hutang rentenir menjelang waktu dhuhur telah datang menagih, inilah yang membikin hati dan pikiran penulis menjadi lirih. Rona wajah sang emak emak mencari rezeki dengan berjualan kuliner terjerat hutang pada rentenir. Di negeri matrilinial warga kota ini hutang pada rentenir bak kain yang sedang koyak makin lama makin merebak. 

Bukan tak ada dagangan warga kota ini laku terlihat laris manis, tapi ulah hutang pada rentenir setiap hari harus membayar cicilan pada beberapa penagih setiap harinya. Alhasil, dagangan yang laku laris manis dan menguntungkan ini selalu saja tak tersisa karena banyaknya daftar cicilan setiap harinya. 

Bukan tak ada pula pedagangan gorengan laku terjual sekira ratusan butir, bahkan ribuan butir dengan tarif gorengan seribu perak hingga dia ribu perak atau dengan empat butir gorengan dengan tarif lima ribu rupiah, berbagai jenis gorengan kudapan, tapi kata emak emak yang satu ini pun tanpa dituliskan identitas dan lokasi tempat berjualan pun menyebutkan, dia emak emak merindukan tuntas cicilan tagihan pada rentenir serta cicilan bank takkan berutang lagi, akunya. 

Katanya, sebenarnya rezeki ku cukup banyak setiap dari hasil jualan gorengan, namun karena banyak tagihan cicilan, ya cukuplah buat bayar penagih hutang guna membiayai pendidikan putra-putri nya yang telah sukses bekerja pada pemerintah sebagai ASN dan swasta sebagai sarjana, kilasnya menceritakan. Dan, itulah hasil sukses ku selama berjualan gorengan, kata emak emak ini sambil ngerumpi pagi ngobrol disaat penulis menyeduh hangatnya kopi manis di kedai kopi sakarek. 


Tapi, lain pula halnya dengan emak emak yang satu ini dengan usia tergolong muda wanita setengah baya juga terjerat hutang pada rentenir. Belum berdentum pun beduk waktu zhuhur penagih hutang dari sekian orang rentenir telah menjumpai dengan senyum akrab bak sang pahlawan kembali dari medan perang. Tapi, senyum manis bisnis penagih rentenir dibalas hambar oleh emak emak pembayar hutang pada rentenir. 

Aduh, emak,.. di jelang hari kemerdekaan waktunya sudah diambang pintu. Sungguh pilu senyuman balasan dari emak yang terjerat hutang pada rentenir. Perasaan sama, hati pun sama, haru pilu, galau dan pakau, dagangan belum seberapa laku terjual, namun penagih rentenir bajibun datang menghampiri. 

"Oh, pimpinan warga kota ini, datalah, dan datangi warga kota mu yang hatinya sedang lirih, sedih, terhutang pada rentenir. Solusi dari pimpinan warga kota ini semoga saja mensupport usahanya dagangannya tak terjerat lagi pada rentenir. Penulis yang doyan berlanglang ke berbagai pedagang kopi sakarek, disini penulis mendengar langsung beragam keluhan dari emak emak yang dagangan. Lihatlah, beberapa pedagang berbagai jenis kuliner yang ditempat berjualannya yang bukan di trotoar, tapi sedang banyak yang tutup. Walau kita tahu karena generasi muda yang kuliah di perguruan tinggi sedang libur, tapi disaat pun tak libur pedagang ini juga tak bergairah membawa hasil uang dagangan karena telah tersedot buat bayaran pada rentenir. Dan, inilah sepenggal info yang didapatkan oleh penulis. 


Wow kren habis. Perkantoran di Kota Padang penuh warna warni merah putih pertanda dentum meriam meriah memperingati hari kemerdekaan. 

Tapi, teramat disayangkan pengakuan pimpinan kantoran pemerintah OPD Dan Kepala Bidang di Kota Padang, mengeluh. 

Semula penulis ikutan tersenyum melihat hiasan warna warni merah putih di kantoran. 


Singkat ceritanya, ada keluhan dari pimpinan kantor OPD dan Kepala Bidang pemerintah Kota Padang tanpa dituliskan identitas dan bidang giat kinerjanya. Bahwa, OPD pemerintah di kota ini pun ikutan ngeluh ulah banyaknya pembatalan program kegiatan yang sebelumnya telah dimatangkan untuk dilanjutkan, dan dikerjakan kegiatannya. Namun, sebagian kegiatan tak jadi kenyataan untuk dikerjakan. Dari pada gagal bayar lebih baik di stop, katanya. 

Lain pula kata Kepala Bidang yang beda kantoran saat dijumpai penulis. Katanya pula, tak ada lagi info yang perlu disampaikan melalui pemberitaan buat berbagai situs media online dan media cetak serta media publik lainnya. Sepertinya, pembatalan kegiatan di OPD nya itu terpangkas ulah dugaan penggunaan untuk pembiayaan pesta demokrasi Pilpres, Pileg, dan Pilkada serentak se-Indonesia. Benarkah demikian, atau pun negara ini sedang 'bangkrut'-kah. Salam, merdeka dari penulis  ? 


***Penulis:Obral Chaniago, Wartawan***#

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS