Drs Barlius
Oleh:Obral Chaniago
Sumatera Barat.
Total Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) se-Sumatera Barat (Sumbar) dari 19 daerah kabupaten dan kota sampai Agustus Tahun 2022 sekira 6, 28 persen dan TPT Tahun 2021 6, 49 persen atau turun 0, 21 persen poin dibandingkan Agus 2021.
Yuk intip angkatan kerja di Sumbar dari usia 15 tahun keatas sampai tahun 2022 mencapai 2.868.270 orang atau 2, 8 juta orang lebih dikutip dari sumbar.bps.go.id.
Sampai Agus 2022 usia kerja 4, 14 juta orang dengan angkatan kerja 2, 47 juta orang.
Dari jumlah perusahaan tenaga kerja dan nilai produksi perusahaan besar dan sedang Tahun 2014 hingga tahun 2017 terdapat sebanyak 182 unit perusahaan dengan tenaga kerja 27.911 orang serta nilai produksi mencapai Rp 51, 5 miliar lebih.
Kalau diamati, seputar minimnya penyerapan tenaga kerja pada daerah ini dimungkinkan karena tidak singkronnya Dunia Usaha Dunia Akadamik-Dunia Usaha Dunia Industri (Duda-Dudi).
Sebab, hampir puluhan ribu wisudawan/ti jebolan tingkat pergurun tinggi setiap tahunnya dengan menyandang gelar pendidikan Sarjana Strata-1, D-1, D-2, dan D-3
Di Sumbar yang berakibat buruk pada Tingkat Pengangguran Terbuka atau TPT dari tahu ke tahun.
Terkait ini ketika dikonfirmasikan pada Kepala Dinas Tenaga dan Transmigrasi (Nakertrans) Propinsi Sumbar, Nizam Muluk membenarkan anggapan demikian.
Menurut Kadis Nakertrans Sumbar, Nizam Muluk pula, sesuai pengamatannya, "beberapa Perguruan Tinggi yang ada di Sumbar tak terdapat jebolannya untuk siap Sumber Daya Manusia (SDM)-nya bekerja langsung di dunia Industri baik dalam negeri dan terlebih lagi buat peluang kerja di luar negeri", katanya lagi.
Sehingga apa yang diharapkan antara Duda dan Dudi tak nyambung setelah generasi tersebut di wisuda.
Dunia usaha dan dunia Industri membutuhkan tenaga dengan disiplin ilmu di bidang, mekanikal IT, dan sejenisnya.
Karena bidang ini yang dibutuhkan oleh perusahaan yang memberikan kesempatan kerja baik dalam mau pun di luar negeri, ulasnya.
"Sedangkan para jebolan kita lebih dominan dengan pendidikan umum sesuai program studi (prodi-nya), dan sedikit sekali para jebolan dengan prodi Industri", imbuhnya.
Sedangkan peluang kerja di luar negeri sangat menjanjikan baik upah mau pun prosentase penerimaan tak pernah cukup dari sekian permintaan perusahaan asing diluar negeri hanya bisa terpenuhi dibawah 50 persen saja dari sebelumnya para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Sumbar yang dikirimkan, ujarnya.
"Karena pihak perusahaan asing tak ada waktu untuk melakukan pendidikan sesuai untuk kebutuhannya, sipat perusahaan asing diluar negeri butuh TKI datang untuk siap kerja dengan ilmu yang dibawa dari negeri kita", jelasnya lagi.
"Ditambah lagi, ternyata yang lebih suka kerja jadi TKI untuk luar negeri adalah kaum perempuan dari daerah kita, pada hal peluang dan kesempatannya sama antara pria dan wanita", tutupnya.
Kalau diamati lagi, masih seputar soal peluang dan kesempatan kerja bagi pencari kerja dari usia kerja asal Sumbar.
Nyaris OPD terkait dengan bidang ini menyelenggarakan Job Fair atau buat penjaringan para pencari/peluang dan kesempatan kerja pada perusahaan besar dan sedang.
Namun, hanya sebatas memberikan data pribadi yang lebih dominan yang diberikan. Akan tetapi, disiplin ilmu prodi dan pendidikan dari prodi para jebolan menjadi halangan. Dunia Industri diluar negeri siap menanti dengan upah menggiurkan.
Terkadang putra-putri pencari kerja ke luar negeri tak siap pula meninggalkan kampung halaman.
Akhirnya, keraguan terus membelenggu dan berakhir dengan kata Tingkat Pengangguran Terbuka atau TPT di negeri ini terus melambung dari tahun ke tahun.
Sehubungan ini pula awak media ini sengaja bertandang ke Kantor Dinas Pendidikan Propinsi Sumbar.
Lalu, apa ya yang terlintas pada benak penulis ini ?
Ya, tak hayal lagi, bahwa kewenangan Pendidikan Sederajat SLTA Umum dan SMK telah dipindahkan kewenangan ke Dinas Pendidikan Propinsi Sumbar.
Utamanya, adalah bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) semoga bisa mewakili penumbuh devisa negara melalui bekerja diluar negeri menjadi TKI.
Terkait ini pula, disaat Kepala Dinas Pendidikan Sumbar, Drs. Barlius, MM dikonfirmasi, malah sangat mendukung dan mensupport rencana kegiatan Job Vacancy atau lowongan diselenggarakan melalui SMK se-Sumbar.
"Bagus itu, kita dukung dan kita support kegiatan Job Vacancy, namun ya sesuai rencana dulu la ya", kata Barlius menyempatkan diri menjawab konfirmasi menjelang masuknya waktu sholat pardu luhur.(*).
Dengan jumlah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan sebanyak 35 orang atau urutan ke-19 terendah PHK dari sejumlah propinsi yang ada di Indonesia medio Agus 2022, dikutip dari katadata.co.id.
0 Comments