Sejumlah terobosan dan inovasi sedang gencar
dilakukan pemerintah untuk penguatan ketahanan pangan nasional. Mulai dari
pengembangan Food Estate Keerom, sampai penerapan smart farming dan agritech.
Jakarta - Food Estate Keerom Papua
diharapkan bisa berkembang dengan baik dan kehadirannya selain memenuhi kebutuhan jagung di Indonesia
Timur juga dapat memperkuat ketahanan pangan nasional.
Penguatan ketahanan pangan ini menjadi salah satu agenda prioritas dalam rangka
mengantisipasi dampak perlambatan ekonomi global, imbas perang Rusia-Ukraina
yang masih belum kunjung selesai, serta pengaruh perubahan iklim.
Hal ini disampaikan oleh Direktur Pembiayaan
Pertanian, Indah Megahwati, Senin 10 Juli 2023 di Jakarta. Seperti diketahui,
pekan lalu Presiden Joko Widodo telah melaksanakan panen perdana jagung di Food
Estate Keerom bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yang didampingi
jajaran pejabat Kementerian Pertanian RI, dan sejumlah pejabat pemerintah
lainnya.
Indah menambahkan, sesuai arahan Menteri
Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pihaknya akan terus memacu penerapan kemajuan
teknologi dan mengadopsi konsep smart
farming untuk meningkatkan produksi pangan nasional. Dalam konteks ini,
petani dapat memanfaatkan alat dan mesin pertanian yang dapat dibeli melalui
Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk memperkuat aktivitas pertanian mereka dan
mencapai hasil yang lebih baik.
“Smart farming menggabungkan teknologi digital dan pertanian tradisional untuk
menciptakan sistem pertanian yang efisien, produktif, dan berkelanjutan,” papar
Indah. Indah menjelaskan bahwa salah satu elemen penting dari smart farming adalah penggunaan agritech, yang mencakup berbagai
teknologi dan inovasi seperti sensor tanah, drone pertanian, Internet of Things (IoT), dan analisis data.
“Visi smart
farming adalah membuat sistem pertanian yang cerdas dan inovatif yang
mengintegrasikan teknologi canggih untuk mencapai pertanian yang berkelanjutan,
menghasilkan makanan yang berkualitas, meningkatkan kesejahteraan petani, dan
menjaga lingkungan,” jelas Indah. Melalui penggunaan agritech, petani dapat memantau kondisi
pertanian secara akurat, mengelola sumber daya secara efisien, serta
mengoptimalkan proses budidaya dan pemeliharaan tanaman.
Dalam konteks meningkatkan produksi pangan
nasional inilah, Indah terus menghimbau agar petani di Indonesia dapat
memanfaatkan kredit usaha rakyat (KUR) untuk membeli alat dan mesin pertanian
yang didukung oleh agritech. “KUR
adalah program pemerintah yang menyediakan pembiayaan dengan bunga rendah untuk
usaha mikro, kecil, dan menengah, termasuk petani. Dengan KUR, petani dapat
mengakses alat dan mesin pertanian modern yang diperlukan untuk menerapkan smart farming,” tegas Indah.
Indah menekankan dalam mengimplementasikan smart
farming dan membeli alat dan mesin pertanian yang didukung oleh agritech, KUR memainkan peran penting
dalam mendukung petani. “Kementerian Pertanian telah memperkuat program KUR dan
kami ingin meningkatkan kesadaran petani tentang manfaatnya untuk memaksimalkan
potensi teknologi pertanian modern,” tukas Indah.
Food Estate Keerom Papua
Dalam kunjungan kerjanya pekan lalu, Presiden Joko Widodo telah meninjau
langsung ladang jagung di kawasan food estate,
Desa Wambes, Kecamatan Mannem, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, pada Kamis, 6
Juli 2023 lalu. Presiden mengaku gembira melihat kemajuan ladang yang baru
pertama kali digunakan dan diolah untuk menanam jagung. Meski baru, ladang tersebut diperkirakan dapat
menghasilkan panen jagung melebihi standar nasional.
“Kira-kira
(hasilnya) 7 ton per hektarenya, karena standar nasionalnya 5,6 ton per
hektare, ini sudah 7 (ton) karena memang saya melihat tanahnya sangat subur
tapi airnya perlu dikelola dengan baik,” ungkap Presiden.
Presiden juga menyebut
bahwa harga jual dari panen jagung di kawasan tersebut cukup tinggi, berkisar
Rp 5.000-Rp 6.000 per kilogram, lebih tinggi
dibandingkan harga pokok produksi (HPP). Menurut Presiden, harga tersebut dapat
memberikan keuntungan besar bagi petani.
“Saya kira sudah
untungnya gede. Artinya kalau 7 ton per hektare kali Rp 6 ribu berarti sudah Rp
42 (juta) per hektare. Hati-hati. Kalau kita punya 1.000 (hektare) berarti Rp
42 miliar, gede banget untuk hanya 3 bulan atau 100 hari,” jelasnya.
Lebih lanjut, Presiden
menyebut bahwa jika produktivitasnya tinggi, lahan jagung tersebut diharapkan
bisa untuk memenuhi kebutuhan jagung nasional, khususnya Indonesia Timur.
“Ini untuk Indonesia Timur nanti kalau memang ini sudah
betul karena produktivitasnya tinggi di atas 7 ton, misalnya masyarakat akan
berbondong-bondong pasti akan mau ke sini,” tutur Presiden.
Saat berbincang dengan awak media, Presiden Jokowi juga sempat menugasi Syahrul untuk
menyiapkan
sistem pengelolaan lumbung pangan. Dengan demikian, pengelolaan nantinya bisa diserahkan sepenuhnya ke pemerintah daerah.
"Pelaksanaannya kalau Pak Mentan sudah percobaan, sudah kelihatan
semuanya, mestinya sudah otonomi, tanggung jawab Pak Bupati," ujar Jokowi.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam
peninjauan tersebut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Syahrul hadir ke
Papua bersama jajaran pejabat Kementerian Pertanian yang dipimpinnya. Dua
diantaranya adalah Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian, Ali Jamil, dan Direktur
Pembiayaan Pertanian, Indah Megahwati.
Dalam kunjungan kerja bersama Menteri Pertanian
dan Dirjen PSP di Papua, Direktorat Pembiayaan Pertanian juga telah menyerahkan
Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian kepada masyarakat di Papua, pada 4 Juli 2023.
***
0 Comments