Pengolahan
limbah industri laundry
Salah
satu limbah cair yang banyak dihasilkan yaitu pada indsutri laundry.
Perkembangan masyarakat yang bertambah modern dan berfikir prakstis yang
semakin berkembang sehingga banyak bisnis usaha laundry yang bermunculan dimana
mana, baik skala kecil maupun skala besar. Industri laundry adalah suatu usaha
yang mana menawarkan jasa pencucian pakaian, karpet, dan sejenisnya. Usaha
laundry pada skala besar seperti pada hotel dan rumah sakit umumnya memiliki
instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk menggolah air limbahnya namun pada
skala kecil umumnya belum memiliki pengolahan air limbahnya contohnya pada laundry
yang ada dilingkungan kampus yang hanya di buang ke badan air. Limbah adalah
suatu hasil akhir dari pengolahan atau proses kegiatan dari skala kecil seperti
rumah tangga sampai skala besar seperti industri, sehingga menghasilkan limbah
dalam bentuk padat ataupun cair. Air limbah yang dihasilkan merupakan suatu
cairan buangan yang berasal dari aktivitas rumah tangga, industri, serta tempat
umum lainya yang mengandung bahan- bahan yang dapat berdampak buruk bagi
lingkungan dan makhluk hidup. Pada kosentrasi tertentu air limbah yang melewati
batas yang ditetapkan dapat menimbulkan pencemaran dan mempengaruhi kondisi
ekosistem air. Oleh karena itu, diperlukan penggolahan limbah cair untuk
menghilangkan kontaminan yang terdapat pada air.
Industri
laundry biasanya membuang langsung limbahnya ke badan air tanpa ada proses
pengolahan terlebih dahulu. Limbah dari industri laundry dapat menimbulkan
pencemaran lingkungan. Dampak negatif yang dihasilkan menyebabkan meningkatnya
kandungan organik yang dapat mencemari badan perairan dan juga menghasilkan bau
busuk, sumber penyakit, dan kualitas air menjadi buruk. Limbah laundry banyak
mengandung sejumlah surfaktan, carboxyl methyl cellulose (CMC), kalsium
(Ca), phospat (P), SiO32-, dan pemutih pakaian. Air
limbah laundry merupakan air limbah yang dihasilkan dari penggunaan deterjen
untuk proses pencuciannya. Deterjen
umumnya tersusun atas tiga komponen yaitu surfaktan (sebagai bahan dasar
deterjen), bahan builders (senyawa fosfat) dan bahan aditif (pemutih dan
pewangi). Kandungan dari deterjen berasal dari bahan builders berkisar 70 – 80
%, bahan surfaktan 20 – 30 % dan bahan aditif sekitar 2 – 8 %. Bahan ini diidentifikasi
mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan. Adanya busa yang menutup permukaan air menyebabkan kontak udara dan
air terbatas akibatnya jumlah oksigen terlarut yang ada menurun.
Detergen pada limbah laundry merupakan suatu
derivatik zat organik yang menyebabkan meningkatnya kandungan organik di lingkungan
sehingga dalam penggolahanya dapat menggunakan metode biologi. Limbah cair
laundry termasuk ke dalam golongan grey water. Warna abu abu dari air
limbah tersebut berasal dari bermacam campuran residu bahan organik dan
anorganik yang menghasilkan warna pada air. Grey water tersebut
mengandung bahan berupa minyak, lemak, fosfor, sodium, garam, dan nitrogen. Deterjen
yang berlebihan di dalam air ditandai dengan munculnya buih-buih sbaun pada
permukaan air. Sehingga badan air mengandung fosfat dalam jumlah besar yang dapat
merangsang pertumbuhan alga atau tanaman air secara berlebihan (eutrofikasi),
sehingga terjadi blooming pada tumbuhan air dan alga.
Blooming pada tanaman air
dan alga menyebabkan suatu ekosistem diperairan menjadi terganggu dan juga
mengguranggi kadar oksigen di dalam air. Cara yang dapat dilakukan untuk
mengguranggi kadar phospat yang berlebih hasil dari limbah laundry yaitu dengan
menggolah air limbah menggunakan proses biokoagulan. Biokoagulan dapat
dipercaya menurunkan kadar fosfat dan
COD yang ada di limbah cair laundry. Biokoagulasi adalah koagulasi yang terjadi
secara biologi yang memiliki proses destabilisasi dari partikel senyawa koloid yang
tersuspensi akibat dari adanya pengadukan secara cepat pada limbah cair dengan
menggunakan biokoagulan. Biokoagulan merupakan koagulan yang memanfaatkan bahan
alami yang memiliki kemampuan untuk mengikat partikel dan menetralkan partikel,
sehingga akan terbentuk gumpalan atau flok.
Koagulan
berfungsi untuk menurunkan kekeruhan, mengikat kandungan – kandungan solid di
dalam air, dan untuk memudahkan penyisihan saat sedimentasi. Sekitar 80 – 90 % total
padatan terlarut, 40 – 70% BOD, 30 – 60% COD, dan 80 – 90% bakteri dapat
disisihkan dengan pengenapan kimiawi. Biokoagulan memiliki peluang besar dalam
pengolahan libah,karena mudah dan bahan yang digunakan mudah didapatkan.
Keuntungan penggunaan biokoagulan yaitu jumlahnya yang melimpah, harganya yang
rendah, ramah lingkungan, multifungsi dan sifatnya yang biodegradable.
Biokoagulan dapat ditemukan dengan mudah dan jumlahnya sangat melimpah karena
masih sedikit dimanfaatkan oleh masyarakat. Proses pengolahan dengan
menggunakan metode biokoagulan memerlukan biaya lebih murah disbanding
penggunaan koagulan kimia.
Metoda
lain yang dapat digunakan yaitu menggunakan membrane, suatu merupakan suatu
lapisan tipis yang dapat digunakan untuk memisahkan komponen yang berbeda
berdasarkan sifat permeabilitasnya. Komponen aktif memran adalah suatu senyawa
bermuatan atau netral yang mampu membentuk senyawa komplesk dengan ion ion
secara reversible dan membawanya melalui membrane organic. Membran dapat dibuat
dengan menggunakan semua jenis material sintetik yang berbeda. Adapun material
yang dapat digunakan dapat berupa annorganik seperti logam,keramik, gelas . Membrane
dapat berbentuk selaput dan bersifat semipermiabel sehingga dapat melewati
jenis molekul tertentu, penggunaan metode jenis membrane ini dapat dilakukan
secara kontiniou sehingga energi yang digunakan rendah serta proses memran ini
dapat digabung dengan proses pemisahan lainnya.
Adapun
penanganan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah pencemaran limbah
industry laundry menggunakan metose filtrasi biosand. Filter biosand
menggunakan pasir halus, pasir kasar dan kerikil serta penambahan mikroorganisme untuk membantu
mengurangi kandungan organik pada limbah garmen. Penambahan karbon aktif
digunakan untuk meningkatkan efisiensi reduksi bahan organic dan penurunan
konsentrasi surfaktan yang larut dalam limbah laundry sebelum dibuang
kelingkungan perairan. Filter biosand merupakan suatu metode penyaringan atau
pembersihan air limbah laundry dimana limbah yang akan diolah melewati suatu
media proses dengan kecepatan rendah, yang dipengaruhi oleh diameter media dan
adanya lapisan biofilm yang tertanam.adapun keuntungan dari metode ini yaitu
murah, sedikit biaya perawatan dan tidak membutuhkan energi.
Adapun Air adalah
kebutuhan yang sangat penting terutama bagi manusia sehinganya intuk itu perlu
penanganan yang tepat terhadap penggolahan air, standar baku mutu untuk
kualitas air di Indonesia berdasarkan SNI 01-3553-2006 mengenai standar air
minum secara fisik, kimia dan bakteriologis.
Standar fisik meliputi warna, bau, rasa, temperatur, dan kekeruhan.
Kekeruhan air berasal dari bahan organik dan anorganik yang terkandung di dalam
air, seperti lumpur dan bahan yang berasal dari hasil pembuangan Standar kimia berhubungan dengan ion-ion
senyawa maupun logam berbahaya seperti Hg, Pb, Ag, Cu, dan Zn. Residu dari
senyawa lain yang beracun adalah residu pestisida sehingga menyebabkan perubahan
bau, rasa dan warna air. Standar
bakteriologis air minum dari peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002, air minum tidak boleh mengandung bakteri patogen.
Dampak dari bakteri itu menyebabkan penyakit saluran pencernaan seperti bakteri
coliform. Standar kandungan bakteri coliform dalam air minum 0 per 100 ml. dalam
islampun kita di ajarkan untuk melindunggi dam memelihara lingkungan yang di
jelaskan dalam alquraan Pada surat
Ar-Rum ayat 41-42 dapat dianalisa bahwa ayat ini mengharapkan seorang muslim
dapat menyadari pentingnya menjaga serta melestarikan alam lingkungan, dan juga
tidak membuat kerusakan terhadap alam lingkungan.
0 Comments