Departemen Sosial Masyarakat PPI Dunia Kawasan (PPIDK) Asia-Oseania kembali menggelar webinar sosial. Kali ini, PPIDK Asia-Oseania menyelenggarakan webinar Asiania Membaca dengan tema “Berikan Buku, Berikan Harapan”. Asiania Membaca merupakan salah satu program yang bertujuan untuk membangun kesadaran akan pentingnya membaca dan menginspirasi masyarakat umum dan mahasiswa Indonesia yang berada di kawasan Asia Oseania untuk terus mengembangkan diri melalui kegiatan literasi, Program ini bekerjasama dengan Rumah Baca Komunitas di Sleman, Yogyakarta. Webinar ini mendapat respon positif dari berbagai perwakilan 15 PPI Negara Kawasan Asia-Oseania, Rumah Disabilitas, Santri Mendunia, dan Dream Come True, serta pihak lain yang ditandai dengan semangatnya para audiens yang hadir di Zoom Meeting pada Sabtu (20/5).
Sebagai pengantar sekaligus sambutan, Drs. Muhammad Syafranuddin
menuturkan bahwa kegiatan ini sangat positif untuk mendorong minat baca di
Indonesia. Terlebih data menurut UNESCO, Indonesia berada di posisi 60 di
antara 62 negara, yang berarti rendahnya minat literasi. Kepala Badan
Perpustakaan dan Arsip Kalimantan Timur tersebut juga mengapresiasi program ini,
terlebih diinisiasi oleh Srikandi PPIDK Asia-Oseania di Hari Kebangkitan
Nasional yang diperingati setiap tanggal 20 Mei.
Agenda ini dipandu oleh mahasiswi National Yang Ming Chiao Tung
University Taiwan, Septian Emma selaku moderator. Acara ini menghadirkan Tenaga
Ahli DPR RI dan Co-Founder dan Direktur Riset yakni Ibu Samti Wira, serta Kak
Anggi Auliyana Suharja selaku Duta Bahasa Jawa Barat. Dalam pemaparannya, Ibu Samti menjelaskan bahwa
Indonesia berada di tingkat ke-4 literasi penduduk di Asia Tenggara
dengan tingkat kegemaran membaca di angka 59,52% dengan durasi membaca 4-5 jam
per minggu dan 4-5 buku per triwulan. Artinya, literasi di Indonesia masih
tergolong rendah. Padahal, literasi menjadi krusial dengan Index Pembangunan Manusia
(IPM) untuk mengukur keberhasilan suatu negara dalam upaya membangun kualitas
hidup manusia, sehingga untuk mewujudkan SDGs poin 4.6. Dari minat baca inilah
nantinya akan mempengaruhi tingkat pendidikan, kesehatan dan pertumbuhan
ekonomi suatu suatu badan. Sementara itu, Kak Anggi
memaparkan bahwa sekitar 30% dari total populasi Indonesia yang emmiliki buku.
Namun, jumlah penduduk buta huruf aksara turun menjadi 3,29 juta orang (survei
ekonomi nasional BPS, 2018). Duta Bahasa Jawa Barat ini juga menuturkan untuk
mmebaca tidak hanya segi kuantitas, tapi juga kuantitas.
Sebagai penutup, Koordinator PPIDK Asia-Oseania, Anita Kurnia
Ilahi dan Murniaty Manueke selaku Ketua Departemen Sosial Masyarakat PPIDK
Asia-Oseania berharap dengan diadakannya acara ini dapat meningkatkan semangat
literasi di kalangan anak muda untuk generasi mendatang. Adapun Ketua Pelaksana
Asiania Membaca, Wina Munada mengungkapkan bahwa webinar ini menjadi penanda
dibukanya program sosial Asiania Membaca yang akan dilaksanakan di Rumah Baca
Komunitas di Yogyakarta. Adapun donasi dapat disalurkan ke Jl. Beo, Gang Perkutut No. 2, Kampung Tempelan, Dusun Jaranan RT.
05, Banguntapan, Bantul 55798 atau melalui Rekening BCA 1278600989 (a.n Latrisya Yusmika) atau DANA
082210151518 (a.n Latrisya Yusmika).
Penulis: Nita Sari Suryani
0 Comments