Ticker

6/recent/ticker-posts

Tingkuluak Sarlan Sebagai Mahkota Perempuan Kabupaten Solok yang Memiliki Daya Tarik serta Daya jual

 



Oleh : Maisya Kartika Mahasiswa Sastra Minangkabau 

Kabupaten Solok merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Sumatera Barat yang berbatasan dengan Kota Padang di sebelah barat, kab. Tanah Datar di sebelah utara, kota Sawah Lunto di sebelah timur, dan kab. Solok Selatan di sebelah selatan.  Daerah ini terkenal dengan keindahan alamnya berupa danau, gunung serta pemandangan alam yang membuat mata berseri-seri. Tidak saja terkenal dengan keindahan alam namun juga dengan hasil alamnya yaitu beras Solok, sehingga daerah ini disebut dengan salah satu sentra produksi beras terbesar di Sumatera Barat. 

Tidak lepas dari semua itu Kabupaten Solok juga memiliki kebudayaan yang terus dilestarikan oleh masyarakatnya. Adat istiadat dan kebudayaan yang masih terjaga hingga sekarang dapat menjadi suatu daya tarik yang dapat memikat para wisatawan baik lokal maupun luar daerah. Seperti kebudayaan yang berada di Jorong Pasar Usang Cupak di Kenagarian Cupak Kabupaten Solok. Bentuk kebudayaan yang masih terjaga dapat dilihat salah satunya yaitu pada upacara adat, seperti pakaian yang digunakan oleh para wanita di daerah tersebut yaitu tingkuluak. Tingkuluak merupakan mahkota yang dijadikan sebagai penutup kepala yang dipakai oleh perempuan di Kenagarian Cupak. Tingkuluak yang ikonik di Kenagarian Cupak ialah Tingkuluak Sarlan yang tentunya pasti dimiliki oleh setiap perempuan yang sudah menikah. 

Tingkuluak sarlan (penutup kepala) yang merupakan kain penutup kepala dipakai saat acara adat pernikahan oleh para sumandan (isri paman atau istri anak laki-laki di keluarga). Tingkuluak adalah kain penutup kepala yang dipakai oleh wanita di Minangkabau pada upacara adat sebagai penutup kepala dan hiasan. Setiap daerah memiliki pakaian adat yang berbeda-beda baik itu dari segi bentuk, fungsi dan kebutuhannya pada masing-masih daerah, maka sayang jika hal ini terabaikan. Tingkuluak merupakan salah satu benda seni rupa terutama sebuah karya seni kriya teksil yang dibuat dengan cara ditenun dan menghasilkan sebuah salendang (jilbab) dengan berbagai macam warna. Selain itu pembuatan tingkuluak juga diperindah dengan hadirnya motif-motif sepeti bunga dan daun yang dibuat dengan cara disulam dan bordier sehinngga menghasilkan sebuah motif yang berstrektur timbul. Banyak varian warna yang bisa kita jumpai yang disesuaikan dengan keadaan dan situasi saat pemakaiannya. 

Bentuk fisik Tingkuluak sarlan masyarakat Nagari Cupak berbentuk helaian kain yang diberi motif, diatas kepala berbentuk lipatan kain pada umumnya dengan teknik simple namun kokoh. Pada bagian kening berbentuk segi tiga dan dari arah belakang terdapat sisa kain yang dibiarkan terurai. Nama sarlan di ambil dari salah satu nama kain yang digunakan sebagai bahan tingkuluk dengan kualitas yang terbaik. Pemakain tingkuluak sarlan tidak saja di Jorong Pasar Usang melainkan di Kenagarian Talang, Sungai Janih, Guguk, dan dengan pemakaian yang hampir sama, namun masyarakat di sana biasa menyebut memiliki lidah pada bagiah dahi. Pemakaian tingkuluak di Minangkabau tidak jauh berbeda hanya saja memiliki ciri-ciri tertentu dari daerah yang menggunkananya. Terutama bagi masyarakat Kabupaten Solok yang memakai tingkuluak dengan jenis tingkuluak sarlan berbahan dasar kain lunak yang dililitkan diatas kepala. 

Tingkuluak sarlan memiliki teknik dalam pembuatannya yaitu yang dijahit tangan dan yang dibordir dengan menggunakan mesin. Pembuatan tingkuluak sarlan menggunakan beberapa jenis kain diantaranya yaitu kain sarlan, hero, foal dan sebagainya. Motif tingkuluak sarlan dibuat dengan mengunakan dua teknik yaitu teknik sulam Kristik dan teknik bordier menggunakan mesin. Kedua teknik yang digunakan menghasilkan tekstur motif yang berbeda, dengan teknik sulam sedikit lebih halus dibanding bordier.Proses pembuatan tingkuluak sarlan diawali dengan memotong kain sepanjang kurang lebih 150cm x 30cm, selanjutnya digambari pola motif pada dasar kain, dan setelah itu di sulam atau juga bisa di bordier  Motif yang ada pada tingkuluak sarlan menggunakan motif bunga yang memiliki banyak bentuk serta warna. Daya tarik yang dihadirkan dalam tingkuluak sarlan ialah memiliki banyak varian warna yang dapat dipadukan dengan baju kurung tentunya dapat menmbah keestetikan yang memakainya. Namun pada saat sekarang ini karena pengaruh modernisasi serta pola prilaku masyarakat yang sudah berbeda menyebabkan tingkuluak sarlan diganti dengan jilbab yang dianggap praktis dan murah.

Tingkuluak sarlan sebagai benda seni memilki fungsi personal sebagai pemenuhan kepuasan jiwa pribadi pemiliknya seperti ingin menggunakan tingkuluak yang lebih bagus serta mahal sehingga kehadirannya mampu menambah kepercayaan diri, namun pengguanaanya masih diatur dalam masayarakat seperti jika tidak mengunakan tingkuluak maka akan jadi bahan pembicaraan dalam adat. Makna tingkuluak sarlan yaitu melambangkan kepatuhan para perempuan dalam menjaga adat dan istiadatnya, serta melambangkan wanita telah memiliki tanggung jawab, dituntut untuk mampu membawa beban yang akan diberikan kepadanya sebab tanggung jawabnya sangatlah berat menjadi seorang perempuan bukan saja sebagai seorang istri tapi juga madrasah bagi anak-anaknya oleh karna itu tingkuluak sarlan harus kokoh dan erat.

Sebenarnya tingkuluak sarlan ini memiliki daya tarik jika dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Dapat dijadikan sebagai fashion juga dengan gaya tradisional yang dikemas dengan balutan modern. Selain memiliki daya tarik tingkuluak sarlan juga memiliki daya jual karena motif yang dihasilkan begitu indah dan memiliki nilai estetikanya. Daya jual yang dihasilkan dari tingkuluak sarlan ini akan menambah pendapatan karena tingkuluak sarlan bisa dikerjakan pada saat santai. Tentunya dibutuhkan promosi yang menarik untuk dapat meningkatkan penjualan dari tingkual sarlan dan agar dilirik oleh masyarakat umum lainnya.


Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS