Penemuan Naskah Naskah kuno di maluku oleh jihan rafifah syafni mahasiswa sastra minangkabau unand

 

                                                                                                                                                                    

Maluku Utara memiliki Pelabuhan kuno serta pusat produksi cengkeh yang menjadi jalur penting perdagangan rempah. Pada zaman dahulu bangsa eropa menyebut sebagai kepulauan rempah-rempah. Perjalanan Panjang kepulauan rempah-rempah ini diabadikan kejayaannya sejak tahun 1250 hingga 1950 oleh banyak sejarawan. Hal tersebut disusun melalui kolase penelitian, mitor, folklor hingga dokumen-dokumen sejarah.

Maluku Utara menjadi lokasi berlabuh dan bagian penting dalam sejarah kedatangan penjajah Spanyol, Portugis, Belanda, dan Inggris ke Nusantara. Bangsa asing menjelajahi lautan luas untuk mencari daratan baru yang memiliki potensi alam yang melimpah atau untuk memperluas wilayah kekuasaannya yang kemudian digunakan oleh para bangsa asing sebagai ladang untuk mencari keuntungan. Maluku memiliki sejarah Panjang dengan munculnya empat kekuatan besar kerajaan yaitu ( kerajaan Ternate, kerajaan Tidore, Kerajaan Jailolo dan kerajaan Bacan).

Kisah ini bermula ketika seorang Arab yang terjebak di wilayah Maluku dan menemukan selendang seorang bidadari dari kahyangan. Pemuda yang mengambil selendang menikahi bidadari tersebut. Pasangan inilah melahirkan keturunan yang menjadi cikal bakal para pendiri empat kerajaan besar di Maluku. Moluku kie raha atau Maluku kie raha adalah semboyan atau nama Maluku yang memiliki empat gunung yaitu Ternate, Tidore, Makian dan Moti. Selain itu jika mengacu pada Kepulauan Maluku yang memiliki empat kerajaan utama yang juga merupakan pilar penting bagi kegiatan kerajaan Maluku, keempat kerajaan tersebut adalah Ternate, Tidore, Jailolo dan Bacan.

Maluku telah menjadi pusat perdagangan rempah-rempah di Nusantara sejak zaman dahulu. Para saudagar yang datang berdagang cengkeh dan aneka rempah dari hasil bumi Maluku sangat berpengaruh terhadap perkembangan Maluku. Praktik perdagangan cengkeh kualitas terbaik hingga lintas negara ini menarik minat para pendatang dari dalam dan luar negeri. Hal ini menopak ekonomi kerajaan-kerajaan besar Maluku hingga dapat memperluas wilayah mulai dari Sulawesi hingga Papua.

Jailolo adalah kerajaan pertama dan tertua di Maluku yang dihancurkan oleh kedatangan penjajah dari bangsa Eropa. Sedangkan kerajaan Ternate dan kerajaan Tidore adalah dua kerajaan besar yang memiliki pengaruh penting bagi perjalanan dan perkembangan Maluku. Ketika Islam masuk ke Maluku, raja-raja berganti gelar menjadi sultan. Ternate mengalami masa kejayaan ketika Sultan Khairun dan Babullah berkuasa dan Tidore di bawah Sultan Saifudin dan Nuku. Maluku berperan penting dalam sejarah kedatangan bangsa Eropa di Nusantara. Bangsa-bangsa ini kemudian menguasai wilayah yang lebih luas hingga mencapai Jawa dan daerah-daerah lain di Nusantara.

Maluku merupakan daerah penghasil cengkeh yang menjadi sumber utama pasar internasional saat itu, dan juga menjadi alasan utama negara-negara Eropa menjajah Maluku. Penduduk asli pada awalnya menyambut kedatangan orang asing sebagai mitra dagang untuk menjual produk pertanian. Namun, bangsa Eropa yang awalnya berdagang saja mulai tertarik untuk menguasai pusat cengkeh di Maluku salah satunya yaitu negara Portugal yang merupakan negara pertama mengambil tindakan militer untuk memulai monopoli Cengkeh.

Selain Portugis, para pedagang lain datang dari Cina, Arab Saudi dan beberapa pedagang dari Jawa dan Makassar. Tentara Portugis mulai merebut wilayah raja-raja Maluku sehingga dapat menguasai perdagangan cengkeh di Maluku. Namun, Ternate dan Tidore memiliki ambisi yang sama untuk memperluas wilayahnya sebagai dua kerajaan besar di daerah sekitar Maluku dan di daerah seberang lautan seperti Sulawesi dan Papua. Demi mewujudkan cita-citanya, kedua kerajaan itu menarik hati bangsa Eropa untuk menjadi mitranya. Ternate dibangun Portugis untuk menambah kekuatan armada perang dan Tidore menggandeng Spanyol sebagai mitra. Perbedaan keduanya adalah Tidore tidak mengizinkan Spanyol ikut campur dalam urusan kerajaan. Meskipun Ternate sangat terlibat dalam bantuan Portugis, Portugis terkadang ikut campur dalam urusan Kerajaan Ternate. Maluku yang kini menjadi provinsi baru berkembang dengan sumber daya alam yang sangat kaya. Rempah-rempah seperti cengkih dan pala masih menjadi salah satu komoditas utama di kepulauan ini. Selain itu, makanan laut kaya akan ikan.

Ikan tuna dan ikan calang serta berbagai hasil laut lainnya menjadikan Maluku sebagai tempat investasi yang menjanjikan. Kendala utama pengembangan wilayah Maluku adalah belum meratanya distribusi pelayanan publik seperti listrik, sekolah dan lain-lain. Selain itu, sumber daya manusia yang mengelola beberapa sektor penting masih bergantung pada sumber daya eksternal atau pendatang sebagai pekerja terampil. Sudah saatnya masyarakat lokal berkontribusi lebih besar agar pembangunan Maluku bisa sukses seperti dulu.

Selain hasil hasil rempah rempah nya yang banyak,di maluku juga banyak di temukan naskah naskah kuno ,salah satunya terdapat di derah bekas kerajaan hitu maluku di temukan jumlah yang sangat banyak dan jenis nya yang beragam.di negeri morella juga tersimpan sangat banyak naskah kuno yang tersimpan di beberapa keluarga,adapun mushaf al qur’an kuno di temukan di salah satu keluarga disana,tapi sayang nya bentuk sudah rusak dan rapuh walaupun naskah tersebut di rawat,selanjutnya adapun di temukan naskah pendirian rumah yang kondisinya sangat rapuh dan di letakkan di dalam bilah bambu dan di balut kain putih.

di hila naskah kuno islam hanya di temukan 2 naskah yaitu naskah berupa syait jawi,bahasa arab,melayu yang berjumlah 36 hlm,isi dari naskah tersebut berisikan ajaran rasa hornat kepada orang tua dan rasa sayang kepada pasangan.satu lagi di temukan naskah berupa risalah makrifat merupakn tentang pengenalan allah swt.di nagari hitumessing juga ditemukan 7 naskah kuno islam,tiga di antaranya terdiri dari naskah doa dan sisilah dan 5 nya terdiri dari naskah silsirah raja hitu.