Ticker

6/recent/ticker-posts

Kesusastraan Sasak Di Pulau Lombok

 



Nama​: Fachrum Rozian Alfi

Jurusan Sastra Minangkabau


 

​Kesusastraan sasak sangat perlu kita kedepankan dan harus diingat bahwa penduduk pulau Lombok ada juga yang menganut agama islam terutama untuk orang yang menyatakan bahwa ia menjadi orang sasak, karena jika orang sasak berarti beragama islam. Agama Islam di Lombok mempunya dua variasi agama islam, yang pertama islam Wetu Telu yang kedua Waktu Lima. Agama islam Wetu Telu tidak mengikuti semua cara ibadah muslim seperti semestinya dimana mereka yang menganut islam Wetu Telu tidak melaksanakan sholat 5 waktu sehari, tidak melaksanakan naik haji, tidak sholat jum’at dan tidak berpuasa pada bulan Ramadhan. Mereka masi terikat pada kepercayaan dan kebiasaan sebelum agama islam masuk di wilayah mereka.

​Orang Wetu Telu masi terikat pada tempat tinggal nenek moyang dan makhluk ghaib  mereka yang mereka puji puji sehingga mempengaruhi kehidupan sehari hari mereka melalui berbagai macam upacara. Orang Wetu Telu tidak memperhatikan kelima rukun islam bahkan mereka hanya melaksanakan sholat bersama tiga kali dalam setahun, yaitu tarawih, idul Fitri dan idul adha. Makhluk ghabi yang dianggap ratu oleh orang Wetu Telu adalah Dewi Anjani yang bersemayam di puncak gunung Rinjani dan arwah leluhur yang dipuji.

​Orang yang sangat mereka hormati digolongan Sasak Wetu Telu adalah kyia karena berperan mendoakan jenazah saat meninggal dunia agar orang yang meninggal tersebut masuk surga. Pendatang bisa berziarah ke masjid agung dan makam para leluhur yang dilaksanakan disan dan sudah diketahui oleh kyai. Selain itu juga ada Namanya pemangku yang juga berperan penting untuk kehidupan orang sasak, tugasnya memelihara hubungan antara manusia dan dunia roh yang berada disekitar tempat tinggal orang.

​Di pulau Lombok telah diturunkan kesusastraan dari generasi ke generasi berikutnya lewat penulisannya atas daun lontar yang tata Bahasanya dapat dituliskan dan menggunkan aksara jajawen. Aksara jajawen bentuknya lebih kecil dan lebih condong ke kiri dibangdingkan yang biasa digunakan di Jawa dan Dibali. Bahasa sasak yang digunankan dalam kehidupan sehari hari di Lombok dengan berbagai logat, Biasanya menggunakan Bahasa jawa yang kosa kata khas sasak dicampur dari Bahasa arab, melayu dan bali makanya Bahasa jawa gaya Lombok dianggap logat jawa tersendiri. Beberapa teks Lombok ditulis dalam Bahasa sasak, sekalipun Bahasa jawa merupakan Bahasa sastra dilombok kitab isa menarik kesimpulan isi naskah merupakan bagian dari kebudayaan sasak karena naskah yang ada di pulau ini sangat banyaak jumlahnya melebihi banyaknya tempat di Indonesia.

​Banyak nya jumlah naskah yang ada dapat disimpulkan bahwa naskah itu sangat penting bagi orang sasak, karena orang sasak menggunakan untuk melaksanakan suatu upacara. Pada naskah Puspakrama ditemukan kaitan antara isi naskah dengan mengapa upacara tersebut dilakukan, dimana didalam naskah tersebut dijelaskan dalam rangka keadaan seorang  perempuan sangat sulit hamil, didalam naskah tersebut berisikan jika wanita sulit hamil mandikan dan gosokan air ke perut wanita dengan harapan dapat hamil dalam waktu yang cepat. Kaitan naskah dengan upacara begitu jelas namun masi sedikitnya riset yang mengacu pada topik tersebut.

​Teks di Lombok yang berbahasa sasak ataupun Bahasa jawa sangat baik, disana terdapat keunikan kesusastraan sasak meskipun Bahasa yang sering digunkan adalah Bahasa jawa, naskah Lombok juga dapat ditemukan di naskah jawa timur salah satunya sinoman. Untuk jumlah suku kata dan vokal terakhir dimana menurut teori tidak boleh berubah di Lombok tidak begitu diperhatikan, selain itu di Lombok juga tidak ditemukan kaitan yang begitu jelas dan belum ada bertemu dengan penulis yang mengatakan kepentingan isi dan bentuk irama harus tetap. Dalam rangaka upacara naskah yang digunakan sangat terbatas sehingga naskah tersebut tidak bisa dibahasa secara terperinci, hanya sesekali adanya naskah dalam upacara, sehingga timbul situasi yang sangat mengherankan karena semua seluk beluk perlu sekali disediakan untuk setiap upacara dan harus dibahas oleh antropolog dengan sedetail mungkin.

​Orang Lombok suka dengan Bahasa siji sedasa yang artinya satu kata dapat diartikan dengan cara bermacam macam karena di dalam naskah Lombok sering ditemuka bentuk aksara yang aneh, kata tyang terbolak balik, atau katang yang menggunkan baris dengan tanda vokal tidak ada, tidak terdapat koma pada bait bait dan baris dimana hanya diberi dua tanda vokal saja sehingga sangat sulit untuk dibaca. Naskah yang berasal dari Pulau Lombok sangat jarang dibahas atau disunting isinya itu salah satu faktor yang membuat penelitian terbatas terhadap teks tersebut.

​Dalam Artikel ini saya akan menyebutkan beberapa naskah teks dari kalangan orang sasak yaitu, Puspakrama yang sangat mengutamakan peran anak laki laki, Pada teks Bandarsela yaitu mengutamakan anak perempuan, Teks Jowarsah yang didalamnya mengutamakan peran wanita dewasa, selain itu juga ada teks Jowarsah, Cilinaya, dan Kertanaj. Teks tersebut snagat perlu agar roda kehidupan tidak akan pernah terputus.

​Kesimpulan yang dapat kita ambil dari apa yang sudah dibahas diatas tersebut bahwa kesusastraan Lombok merupakan suatu kesatuan tentang kebudayaan yang Bersatu. Rasa Sopan santun yang sangat tidak boleh dilupakan demi kebersamaan dan kelangsungan kehidupan agar tidak dapat diganggu, selain itu juga ada kelangsungan kebudayaan yang tetap harus dijaga agar budaya tidak hilang dan saling menghormati budaya masing masing sehingga tidak ada yang merasa budaya yang dia punya lebih baik dari budaya lainnya.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS