Ticker

6/recent/ticker-posts

Tradisi Maelo Pukek

 



oleh : Diah Zhawzha Angani,  Mahasiswa Universitas Andalas Jurusan Sastra Minangkabau .



Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang berada di Asia Tenggara, dan terletak di antara benua Asia dan benua Australia/Oseania, serta di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Negara ini memiliki 17.504 pulau yang menyebar di sekitar khatulistiwa; sebanyak 16.056 pulau telah dibakukan namanya,dan sekitar 6.000 pulau tidak berpenghuni. Pulau-pulau besar di Indonesia yaitu Sumatra, Jawa, Kalimantan (berbagi dengan Malaysia dan Brunei Darussalam), Sulawesi, dan Papua (berbagi dengan Papua Nugini). Indonesia berada pada koordinat antara antara 6° 04' 30" LU dan 11° 00' 36" LS serta antar 94° 58' 21" dan 141° 01' 10" BT, yang membentang sepanjang 5.120 kilometer (3.181 mil) dari timur ke barat serta 1.760 kilometer (1.094 mil) dari utara ke selatan. Luas daratan Indonesia adalah 1.916.906,77 km², sementara luas perairannya sekitar 3.110.000 km² dengan garis pantai sepanjang 108 ribu km. Indonesia memiliki daerah perairan lebih luas dari daratan yakni seluas 6.315.222 km2, panjang garis pantai kepulauan 99.093 km, dan jumlah pulau yang telah dibakukan oleh Tim Nasional Pembakuan Rupa Bumi sebanyak 13.466 pulau. Ditambah dengan letak geografis yang diapit oleh samudra Hindia dan Pasifik juga benua Asia dan Australia yang terkandung didalamnya kekayaan sumberdaya alam dalam jumlah besar (Latifah, 2017).

 Tulisan ini membahas mengenai salah satu Tradisi Masyarakat Sumatera Barat untuk memenuhi kebutuhan sehari hari,  tradisi tersebut yakni Tradisi Maelo Pukek.  Maelo Pukek adalah adalah salah satu Tradisi yang digunakan masyarakat nelayan untuk menangkap ikan dan biota laut lainnya di perairan dekat pantai. Kegiatan Maelo Pukek biasanya memakan waktu lebih kurang dua jam. Posisi menarik selalu dilakukan bergantian. Setiap nelayan yang sampai pada posisi belakang pindah lagi ke posisi depan begitupun selanjutnya. Tali Pukek yang di tarik di ikatkan ke pinggang sehingga mampu memudahkan nelayan Maelo Pukek. Tali Maelo Pukek ini harus stabil dan sama ketegangannya (Helmi, 2017). Tradisi Maelo Pukek ini adalah suatu Tradisi nelayan menangkap ikan di bibir pantai dengan cara membentangkan jala atau jariang Pukek ke tengah laut dengan bantuan perahu dan mesin di belakang perahu untuk mengantarkan jala pukek ke tengah laut. Tali yang ditinggalkan di bibir pantai itu adalah secarta bersama-sama menarik supaya Pukek yang di bentangkan tadi menepi ke bibir pantai dengan ikan yang telah terperangkap dan juga sampah yang dibawa oleh Pukek.

 Tradisi Maelo Pukek adalah suatu kebudayaan nelayan menangkap ikan di bibir pantai di seluruh pantai Sumatera Barat. Maelo pukek tidak bisa dilakukan oleh seorang atau dua orang saja, akan tetapi dilakukan sepuluh orang, makin banyak orang yang maelo pukek tersebut maka pukek akan semakin cepat sampai ke tepian. Seiring berjalannya waktu yang semula menangkap ikan dengan menggunakan jaring, atau maelo pukek. berpindah menggunakan alat yang modern dengan skala yang lebih besar dan mendapatkan hasil tangkapan ikan yang lebih banyak. Dengan demikian biaya yang dikeluarkan oleh nelayan yang menggunakan alat tangkap modern lebih besar dari pada menggunakan alat tradisional yaitu pukek. Mulai dari pembuatan kapal (sampan), pembuatan jaring (pukek) sampai ritual yang harus di laksanakan sebelum pukek digunakan tidak sebanding dengan yang di dapatkan, sehingga orang berpindah ke alat yang lebih modern walaupun biaya yang dikeluarkan bertambah namun pendapatan ikan lebih banyak dari pada Maelo Pukek.  Maelo Pukek mengandung unsur, sifat berbagi, menjaga lingkungan dan kearifan lokal. Sifat berbagi yang dimaksud adalah suatu tindakan yang berbentuk memberi sedikit rezeki atas hasil tangkapan yang di dapatkan oleh sekolompok nelayan Tradisi Maelo Pukek di Sumatera Barat dinamai dengan mancacak. Mancacak adalah suatu pekerjaan yang di lakukan oleh masyarakat yang tidak ikut kedalam pekerja Tradisi Maelo Pukek tetapi orang ketika nelayan mulai menarik tali Pukek orang yang dikatakan mancacak akan membantu menarik tali Pukek yang telah dibentangkan oleh nelayan, walaupun hanya sebentar saja orang yang mencacak itu membantu. Kemudian ketika para pekerja memungut ikan yang dapatkan, orang yang mancacak dapat juga pembagian dari ikan yang tidak di ambil oleh nelayan atau pun nelayan itu sendiri membagikan ikan yang didapatkan oleh orang yang mancacak tersebut walaupun tidak banyak tetapi cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.

Menjaga lingkungan adalah suatu kegiatan yang menguntungkan terutama bagi masyarakat sekitar yang bertempat tinggal di daerah pesisir pantai, sebab ketika musim hujan tiba sampah yang di buang oleh masyarakat yang tidak bertanggung jawab ke dalam sungai bermuara ke laut yang membuat laut menjadi tempat sampah. Tradisi Maelo Pukek mengandung unsur kearifan lokal. Kearifan lokal adalah pandangan hidup suatu masyarakat di wilayah tertentu mengenai lingkungan alam tempat mereka tinggal. Pandangan hidup ini biasanya adalah pandangan hidup yang sudah berurat akar menjadi kepercayaan orang-orang di wilayah tersebut selama puluhan bahkan ratusan tahun.  Untuk mempertahankan kearifan lokal tersebut, para orang tua dari generasi sebelumnya, dan lebih tua akan mewariskannya kepada anak-anak mereka dan begitu seterusnya. Mengingat kearifan lokal adalah pemikiran yang sudah lama dan berusia puluhan tahun, maka kearifan lokal yang ada pada suatu daerah jadi begitu melekat dan sulit untuk dipisahkan dari masyarakat yang hidup di wilayah tersebut. Dengan kearifan lokal, maka tatanan sosial dan alam sekitar agar tetap lestari dan terjaga. Selain itu, kearifan lokal juga merupakan bentuk kekayaan budaya yang harus digenggam teguh, terutama oleh generasi muda untuk melawan arus globalisasi. Dengan begitu karakteristik dari masyarakat daerah setempat tidak akan pernah luntur. pandangan yang terlalu modern memiliki potensi yang lebih merusak terutama merusak kearifan lokal yang sudah ada. Bahkan, tak menutup kemungkinan akan merusak kebudayaan yang sudah ada, juga merusak alam sekitar.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS