Ticker

6/recent/ticker-posts

POLEMIK JALAN SANTAI, TUBUH MAKIN SEHAT TAPI KOK SAMPAH MAKIN MENINGKAT?

 


oleh : Intania Azzahra Putri Sanes Mahasiswa S1 Biologi Universitas Andalas Padang 


Kita butuh pembenahan, beragam sektor dan sistem harus dibenarkan. Sampah menumpuk bukan tanpa alasan, karena semua ini butuh kejelasan.  


Ironis kita melihat fenomena yang terjadi akhir-akhir ini, terkhusus lagi perihal isu lingkungan, alam, dan lagi-lagi ulah manusia. Jalan santai yang tujuannya berupa refreshing dan olahraga untuk mencapai sehat, namun ternyata sampahnya tidak nyantai dan buat lingkungan sekarat. 


Jalan santai biasanya dilakukan diakhir pekan oleh masyarakat. Baik di pagi dan sore hari jika cuaca menguntungkan, tidak panas dan juga tidak hujan. Pada sebagian orang agenda ini mungkin sudah menjadi rutinitas melepas penat dari berbagai kegiatan. Disini timbul pertanyaan, kalau begitu korelasi sampah dan jalan sehat itu apa? Faktanya yang terjadi di lapangan menunjukan bahwa volume sampah di jalan meningkat sesuai dengan peningkatan angka pejalan santai. Bukan karna tanpa alasan, agenda jalan kaki yang beramai ini kerap mengundang pedagang kaki lima, atau pedangan asongan yang turut menjajakan dagangan dengan beramai di beberapa titik jalan. Tanpa adanya disediakan bak sampah di jalanan dan pedangang nakal serta masyarakat yang tak taat aturan, sampah pun ikut bertebaran. 


Sampah yang menumpuk kian bertambah sesuai dengan pedagang lain dan peserta jalan santai yang berdatangan. Dari lokasi diketahui minimnya akses pembuangan sampah, seperti tidak disediakannya bak sampah di sepanjang jalan sehingga sampah menjadi berserakan. Tidak hanya akses bak sampah yang tidak tersedia, Sebagian masyarakat dan pedangang pun dinilai tidak kooperatif dalam bersikap untuk menjaga lingkungan. 


Lingkungan yang rusak akibat sampah jelas mendatangkan banyak kerugian yang nantinya juga berdampak pada berbagai sektor di masyarakat. Tak heran, jika banjir terjadi di beberapa tempat diakibatkan jalanan tersumbat sampah yang menumpuk di bahu jalan, atau lingkungan yang kotor sehingga menurunkan nilai estetika.


Terlebih cuaca diakhir tahun ini berupa musim hujan, masyarakat baru merasakan dampak dari sampah yang selama ini menumpuk dan menyumbat, membuat banjir dimana-mana, genangan air yang kotor membawa bibit penyakit dan aktivitas yang menjadi terhambat. Tapi lucunya, hal ini sudah seperti kegiatan yang dibiasakan, padahal masalah ini tidak bisa dianggap sepele, karena hal salah sudah dibiasakan, mau jadi seperti apa nanti kedepan?


Peran masyarakat yang pasif terkadang juga bermula dari ketidaktahuan akan pentingnya menjaga dan melestarikan alam. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya edukasi mengenai lingkungan, kampanye pelestarian alam atau mungkin ada sistem yang perlu dibenahi lagi. 


Edukasi pentingnya menjaga lingkungan disampaikan baik pada pembelajaran umum dibangku sekolah, atau sekedar informasi di layanan publik yang disampaikan berupa dalam informasi tertulis pada pamphlet, informasi bergambar atau selebaran. Edukasi ini diharapkan mampu membuka mata masyarakat untuk lebih melek terhadap situasi lingkungan yang perlu diseriuskan.


Kampanye pelestarian alam juga turut dilakukan oleh aktivis lingkungan guna menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga alam. Kampanye ini berupa seminar atau pelatihan yang dilakukan baik terjun ke masyarakat atau langsung di alam. Menarik simpati nurasi dan kepedulian masyarakat untuk ikut mencintai dan melestarikan alam. 


Dari pada itu, sistem bertindak tidak kalah penting. Sistem dari regulasi dalam terciptanya harmonisasi di lingkungan bermasyarakat dan hubungan keterkaitan dengan alam melalui peraturan-peraturan yang mengikat. Bagaimana masyarakat dapat bertindak melalui Batasan-batasan yang sudah ditetapkan, baik itu dalam membuang sampah sembarangan atau dalam menjaga lingkungan. Disamping itu peran dari pemerintah kota setempat juga perlu memperhatikan fasilitas penunjang yang sekiranya perlu dipersiapkan dalam pengelolaan, misalnya tong atau bak sampah. Bak sampah yang baik yaitu bak sampah yang sudah dikelompokan berdasarkan jenis sampah organic, non-organik dan sampah plastic atau yang tidak mudah terurai. Penyediaan fasilitas ini sangatlah penting agar lingkugan dapat lebih tertata dan masyarakat juga lebih dipermudah dalam menjaga lingkungan.


Selain penyediaan fasilitas untuk mempermudah tercapainya tujuan bersama, diperlukan peraturan-peraturan mengikat berupa aturan dan hukum yang sekiranya dapat berefek jera bagi masyarakat nakal yang masih saja mengotori lingkungan, dapat berupa denda, atau kurungan penjara. Seperti hal nya di negara tetangga, Singapura, dimana membuang sampah sembarangan dapat didenda sekitar 300 SGD atau setara dengan 3 juta Rupiah. Peraturanya dapat disesuaikan dengan banyak pertimbangan ditiap daerah, karena dengan penetapan peraturan tersebut juga sejalan dengan fasilitas kemudahan yang dapat disediakan oleh pemerintah setempat.


Ada banyak ide yang bisa ditawarkan untuk menyikapi polemic ini. Jalan sehat tetap lanjut dan volume sampah makin menciut ? tentu bisa. Program ini dapat berupa jalan santai secara beramai-ramai dengan tiap peserta jalan santai membawa trashbag sembari membersihkan sampah di jalan dengan memunguti bersama-sama. Tujuan untuk olah raga dengan jalan santai tercapai dan lingkungan pun ikut bersih. Peserta berjalan di sepanjang area jalan pada jalur yang disediakan, mengumpulkan sampah dan membersihkan lingkuangan. Program ini dapat dilaksanakan setiap minggunya oleh aktivis atau Lembaga setempat dengan tujuan mencapai kebersihan, kenyamanan dan menjaga lingkungan. Dibarengi juga dengan penyediaan fasilitas bak sampah oleh pemerintah untk mempermudah akses masyarakat dalam menjaga lingkungan. Kesadaran penuh oleh para pedagang dan masyarakat juga sangat dibutuhkan.  Semua lapisan masyarakat memang sangat dibutuhkan dalam menjaga untuk tercapainya lingkungan bersih dan lestari.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS