Ticker

6/recent/ticker-posts

PAT BANBU: Perguruan Pencak Silat Empat Banding Budi

 


PAT BANBU

Oleh : Hasbi Ash Shiddiqi  Mahasiswa Jurusan Sastra Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas

Pencak Silat merupakan hasil budaya bela diri dan bela diri bangsa Indonesia. Pencak Silat merupakan bagian dari kepribadian bangsa Indonesia yang dimiliki generasi bangsa. pencak silat dimulai dari kata pencak dan silat. Pencak artinya: pertahanan dasar  diri terikat oleh aturan dan digunakan  belajar, berlatih dan berprestasi. Silat artinya: pertahanan diri sempurna yang berasal dari spiritualitas bersih dan murni, percaya diri / kesejahteraan dan untuk melarikan diri dari bahaya. 

Perkembangan pencak silat dari masa ke masa mengalami pasang surut. Jaman Hindu-Buddha, Pencak Silat mengajar tentara pertahanan pada saat itu dan juga untuk memperluas wilayah kerajaan. Salah satu cara memperluas wilayah kerajaan terkadang tercapai dengan pertumpahan darah atau perang, maka tidak  heran jika para prajurit dilatih ketentaraan, termasuk pencak cucian piring Ketika Islam masuk ke Indonesia, Pencak Silat dikembangkan oleh cendekiawan dan ulama Muslim yang bertindak sebagai prajurit perkasa dan kuat.

Pada masa penjajahan Belanda, pemerintah Belanda melarang kegiatan pencak silat. Dikhawatirkan keberadaan pencak silat pada saat itu akan merugikan kedudukan Belanda. sarjana Pencak Silat tidak pernah surut untuk terus mengajarkan kepada masyarakat tentang Pencak Silat sebagai media pendidikan dan mengintegrasikannya ke dalam bentuk seni lokal. kesenian Silat Puncak berkembang dan kesenian lainnya dipadukan dengan kesenian daerah. Penguasa kolonial tidak menyadari bahwa pencak silat merupakan varian dari pencak silat dan dapat mengubah dan mengembalikan fungsi pencak silat.

Pencak Silat pada masa pendudukan Jepang dapat kembali ke fungsi lebih berkembang dapat dilihat caranya Pencak Silat berperan dalam organisasi pramiliter dan militer Jepang saat itu. Jepang juga membawa budaya pencak silat dari negaranya ke Indonesia. Jepang itu juga saatnya untuk mencoba membuat aliran menggabungkan beberapa pencak silat yang ada di berbagai daerah mereka membawa dan kumpulkan para pelatih. Tokoh Jepang berhasil tetapi di banyak daerah belum berkembang.

 Aliran pencak silat yang ada pada saat itu tetap dipertahankan mempertahankan teknik aliran yang tepat ketika Jepang menyerah Sekutu terus mengembangkan Pencak Silat secara merata di Indonesia ketika merdeka. Indonesia merdeka Pada tahun 1945, peran pencak silat semakin nyata terhadap keadaan Indonesia, terutama yang akan datang untuk menjaga kemerdekaan. Banyak pria anggota dari berbagai universitas berpartisipasi organisasi tempur seperti BKR dan badan-badan pertempuran lain, dan badan militer dan non-militer militer saat itu semua sekolah pencak silat dipekerjakan oleh anggota muda BKR dan instansi pertempuran lain yang ingin dipersiapkan keterampilan seni bela diri untuk bertarung.

Perguruan Pencak Silat merupakan wadah dari organisasi kecil yang terlibat dalam pengembangan Pencak Silat. Masih ada beberapa sekolah pencak silat yang tersebar di seluruh tanah air. Ketika Indonesia merdeka pada tahun 1945 , tidak ada organisasi nasional untuk Pencak Silat. Sebuah wadah  organisasi yang baru menaungi pencak silat baru muncul ke Indonesia pada tiga tahun kedepan wadah tersebut bernama IPSI yaitu Ikatan Perguruan Pencak Silat Se-Indonesia. 

IPSI berdiri sejak 18 Mei 1948 namun baru diakui oleh pemerintah RI pada tahun 1950 setelah diadakannya kongres pada tahun 1950 di Yogtakarta. Pengakuan ini berdasarkan keputusan kongres mengenai perubahan IPSI (Ikatan Pencak Seluruh Indonesia) menjadi IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). Tujuan awal didirikan IPSI ini adalah IPSI sebagai wadah dan sebagai alat perjuangan.

 IPSI merupakan forum atau organisasi resmi nasional yang menaungi perguruan pencak silat di Indonesia. Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) merupakan induk organisasi dari cabang IPSI tingkat provinsi, IPSI tingkat kabupaten dan cabang IPSI tingkat kecamatan. Didirikan pada tahun 1948, terus berkembang sejalan dengan perkembangan Pencak Silat di Indonesia. cinta dan tuntutan zaman, terutama generasi muda yang sadar dan upaya semua yang terlibatdi masyarakat.

IPSI yang menaungi pencak silat se Indonesia memiliki beberapa perguruan-perguruan hebat yang berada di bawah naungannya. Salah satunya perguruan PAT BANBU ( Empat Banding Budi) yang berada di Sumatera Barat. Perguruan ini pertama kali berdiri pada 7 Juni 1971 di Padang. Perguruan ini didirikan oleh Makmur Hendrik. Tujuan dari didirikan perguruan pencak silat ini adalah untuk membina dan mengembangkan pencak silat dalam segala aspek seperti aspek mental spiritual, aspek seni budaya, aspek olahraga, dan aspek beladiri dalam masyarakat yang sehat jasmani dan rohani serta berbudi luhur dan pancasila. 

Di perguruan ini para murid dapat belajar tentang budi pekerti, pencak silat tradisional atau beladiri, pencak silat olahraga, dan judo. Di perguruan ini jika belajar tentang budi pekerti perguruan ini akan mempertemukan kita dengan lembaga-lembaga agama, pendidikan, dan lembaga lain yang bisa mengajarkan kita mengenai budi pekerti. Jika belajar pencak silat yang tradisional atau yang beladiri maka akan di ajarkan teknik-teknik dan jurus-jurus yang berguna untuk membela diri kita bahkan sanggup untuk membunuh lawan kita.

Perguruan ini memiliki bendera dengan warna dasar kuning dan terdapat lambang yang bebrbentuk bundar dengan 5 garis dasar merah dan 4 garis dasar putih dengan berselang-seling dan ditengah-tengahnya terdapat gambar berbentuk tangan yang bersilang yang dimana posisi tangan depan mengepal dan posisi tangan belakang menangkis dengan jari-jari lurus. Di atas tangan bersilang terdapat bintang berbentuk segi lima. Baik tangan maupun bintang memiliki warna kuning dengan pinggiran hitam. Dibagian pinggir lambang terdapat tulisan Empat Banding Budi yang di apit oleh lingkaran hitam dengan warna tulisan hitam dan dasar putih

Dalam perguruan ini terdapat jurus-jurus mematikan seperti : jurus tusukan jari tangan, teknik ini menggunakan jari tangan untuk menusuk seperti teknik-teknik umumn lainnya hanya saja menggunakan jari sebagai penemu sasaran. sasaran pada teknik ini adalah ulu hati, leher, dan mata. Lalu ada juga pukulan pedang tangan, teknik sama dengan teknik palu tangan yaitu dari sisi luar atas pedang tangan melingkar kedalam atau keluar. 

Pukulan palu tangan, yaitu teknik pukulan dengan mengepalkan tangan dengan posisi dibawah samping kepala dan tangan lainnya terbuka di depan dada. Gerakan ini di ikuti dengan sentakan melingkar kedalam atau keluar dengan palu tangan. Selain pukulan dan serangan juga terdapat hindaran-hindaran karena selain menyyerang seorang pesilat harus bisa menghindar. Hindaran ini dilakukan searah dengan delapan penjuru mata angin. Teknik hindaran dapat dilakukan dengan melakukan lompatan atau hanya dengan memindahkan satu kaki saja. Hindaran-hindaran tersebut berupa : hindaran kiri, hindaran kanan, hindaran belakang, hindaran sorong kiri belakang, hindaran sorong kanan belakang, hindaran sorong kanan depan, hindaran sorong kiri depan, dan hindaran atas. Hindaran-hindaran tersebut dilakukan dengan melompat ataupun hanya dengan memindahkan satu kaki saja.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS