Ticker

6/recent/ticker-posts

Mikroorganisme sebagai Tentara Kecil Pengurai Sampah Plastik yang menjadi Isu Global

 



Penulis: Putri Annisa

NIM: 2010423001

Mahasiswa Jurusan Biologi Universitas Andalas


Dunia saat ini kondisinya sangat mengkhawatirkan dengan adanya keberadaan sampah plastik yang sulit untuk kita hiraukan. Keberadaan sampah plastik ini menjadi permasalahan. Berdasarkan catatan International Union for Conservation of Nature (IUCN), begitu sampah plastik memasuki lautan, benda ini dapat mencekik dan menjerat hewan. Hal ini tidak berdampak ke makhluk hidup saja, namun berdampak juga terhadap ekosistem dan lingkungan. Sebagian besar plastik berakhir di tempat pembuangan sampah atau dibakar, yang melepaskan asap beracun apabila dihirup manusia. Masalah ini tentunya akan terus menjadi isu global yang mana bumi kita sangat padat akan manusia dan seiring waktu tentunya akan terjadi pertambahan penduduk yang mana pemakaian sampah plastik akan semakin meningkat pula.

Menurut Biro Sensus Amerika Serikat (United States Census Bureau), per 1 Januari 2015, penduduk bumi sudah mencapai 7,2 miliar jiwa. Pada tahun 2050, penduduk Bumi juga diperkirakan mencapai 9,2 miliar jiwa. Penduduk Indonesia pun semakin bertambah. Dengan angka pertumbuhan penduduk 1,49 persen per tahun, penduduk Indonesia yang saat ini berjumlah 237 juta jiwa, pada tahun 2050 diperkirakan Indonesia akan dihuni 400 juta jiwa. Lalu bagaimana sampah plastik dapat terurai? Sampah Plastik dapat diurai oleh mikroorganisme membutuhkan ratusan tahun. Hal ini tentunya harus menjadi perhatian bagaimana agar sampah plastik dapat diuraikan. 

Para ilmuan baru-baru ini menemukan jenis bakteri yang dapat menguraikan botol plastik. Penemuan bakteri pemakan plastik bukan solusi lengkap untuk mengatasi polusi plastik yang tengah menjadi isu global saat ini, namun bakteri ini dapat membantu menciptakan proses daur ulang plastik yang lebih ramah lingkungan. Plastik tersusun atas polimer kompleks, yaitu rantai molekul dengan ikatan yang banyak dan panjang yang tidak larut dalam air. Rantai molekul yang sangat kuat ini membuat plastik tahan lama dan butuh waktu yang sangat panjang untuk terurai secara alami.

Para ilmuwan juga telah mengidentifikasi lebih dari 430 mikroorganisme yang dapat merusak berbagai jenis plastik, McGeehan bersama tim peneliti yang tergabung dalam Laboratorium Energi Terbarukan Nasional (NREL) di bawah Departemen Energi AS sedang menyelidi struktur kristal enzim PETase. Enzim ini membantu mikroba Ideonella sakaiensis saat mengurai botol plastik PET (Polietilena terephtahalate) di Jepang yang secara tak sengaja membuatnya terurai lebih cepat. Penemuan ini diakui mampu menghancurkan PET dalam hitungan hari saja. Diketahui bahwa dalam waktu 96 jam anda dapat melihat dengan jelas melalui mikroskop elektron bahwa PETase dapat mengurai PET. Enzim yang dihasilkan oleh I. sakaiensis 201-F6 tidak beracun, ramah lingkungan.

Disisi lain, belakangan ini ditemukan jenis cendawan tak kasat mata yang berpotensi sebagai agen biologis untuk menguraikan plastik. Peneliti Sehroon Khan dan kawan-kawannya pada Tahun 2017 menemukan bahwa jenis cendawan Aspergillus tubingensis dalam dua bulan dapat menghancurkan jenis polimer plastik polyester polyurethane (PU) yang jadi bahan pembuatan ban dan jaket kulit sintetis. Selain Aspergillus tubingensis, cendawan jenis Aspergillus clavatus yang diperoleh dari tanah TPA dalam waktu 90 hari juga berpotensi mendegradasi plastik jenis low density polyethylene (LDPE) yang digunakan untuk membuat kantong plastik dan tempat sampah.

Selain jenis Aspergillus, jenis kapang Penicillium roqueforti, Penicillium simplicissimum, dan Penicillium funiculos merupakan kapang yang terkenal sebagai bahan utama obat antibiotik penisilin ini juga memiliki manfaat lain di lingkungan, yaitu sebagai pengurai plastik jenis PE hingga 6,58%. Kapang ini juga bisa mengurai plastik alami yang terbuat dari mikroba lain seperti polihidroksil alkanoat (PHA) dan polihidroksi butirat (PHB). Untuk jenis bakteri pengurai plastik diantaranya Pseudomonas spp yang mampu menguraikan plastik polietilena (PE) hingga 50,5%. Bakteri ini juga bisa menguraikan plastik jenis polivinil klorida (PVC) dan polipropilena (PP).

Peran mikroorganisme sangat penting terhadap keberadaan sampah plastik yang kian meningkat. Hal ini perlu studi lebih lanjut mengenai potensi mikroorganisme pendegradasi sampah plastik untuk menyelamatkan bumi kita. Sampah plastik bertanggung jawab atas kematian sekitar satu juta burung dan 10 ribu hewan laut setiap tahun dengan PE dan PET. Perlu diketahui juga bahwa sekitar lima juta ton plastik dibuang ke laut setiap tahun dan para ilmuwan sangat ingin menemukan cara ramah lingkungan untuk membuangnya. 



Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS