Ticker

6/recent/ticker-posts

Pentingnya Tata Krama dalam berkomentar di Media Sosial


 Pentingnya Tata Krama dalam berkomentar di Media Sosial

Oleh:Nadya Wardana

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Andalas

Diera digital zaman sekarang banyak anak-anak yang menggunakan handpone (hp) untuk membuat video ataupun konten yang mereka inginkan. Ada berupa konten yang menambah ilmu, contohnya seperti berbagi ilmu pelajaran maupun ilmu masakan dan lainnya. Namun ada juga yang membuat video lucu yang semata untuk menghibur para penonton atau yang biasa disebut viewers. Berbagai cara yang dilakukan oleh konten kreator untuk menambah viewers pada videonya.

Seperti konten yang ada di Youtube, Instagram, dan Tiktok. Para kontentator tersebut membuat video apalagi yang sedang treding. Biasanya mereka membuat video yang sedang trending dengan memparodikan video tersebut. Ada yang mendapatkan komentar ataupun tanggapan yang bagus, dan ada juga yang mendapatkan cibiran pedas dari netizen. 

Misalnya yang sedang trending saat ini yaitu komentar salah seorang pengguna twitter yang mengomen video atau foto dari ibu negara kita yaitu Ibu Iriana Joko Widodo yang sedang berfoto berdua dengan istri Presiden Korea Selatan yaitu Kim Kun-hee. Walapun niatnya hanya untuk bercanda, namun bercandaannya itu tidak seharusnya dilakukan, karena tidak sopan kepada Ibu negara, tidak hanya sebagai Ibu negara, juga orangtua yang kita tidak boleh menggolok atau merendahkan beliau. Alangkah baiknya kita sebagai manusia tidak boleh merendahkan seseorang walaupun harga gurauan semata. 

Tindakannya itu membuat anak ibu Iriana marah, karena sudah merendahkan ibunya. Siapa yang tidak marah kalau ibunya direndahkan oleh orang lain. Hal tersebut menjadi trending di twitter hingga masuk dalam statiun televisi. Dibahas oleh statiun televisi tersebut, menyebutkan bahwa hal itu bisa dikasuskan dan dipenjarakan. Sang pelaku pun menghapus twitnya dan meminta maaf langsung di twitter. 

Dalam twitnya dia meminta maaf disaat dikomentari oleh Kaesang. Kaesang pun megomentari dengan tegas dari twittannya. Dalam komentar Kaesang menyebutkan tidak layaknya si palaku memperlakukan Ibunya seperti itu. Setelah twitnya di hapus oleh si pelaku, dan memberikan klarifikasi serta meminta maaf. Hal tersebut sangat disayangkan dan tidak adanya rasa hormat kepada orang yang lebih tua apalagi seorang Ibu Negara.

Di dalam agama Islam pun mengajar bahwa kita harus menghormati orangtua dan tidak boleh bergurau yang tidak sepantasnya itu dilakukan. Seperti dalam surah al-Hujurat ayat 2 yang artinya : Wahai orang-orang beriman, janganlah kamu meninggikan nada suara melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap yang lain, nanti (pahala) segala amalmu bisa terhapus sedangkan kamu tidak menyadarinya. Maksudnya adalah tidak boleh berbicara keras kepada orang baik sebaya maupun orangtua.

Surat ini banyak berkaitan dengan persolan tata krama yang menjadi sabab nuzul surat ini. Tata krama terhadap Allah, terhadap Rasul-Nya terhadap sesama muslim yang taat dan yang juga durhaka (fasik). Terdapat lima panggilan Ya Ayyuha Alladzina Amanu  terulang dalam surat ini, masing-masing untuk kelima macam objek tata krama atau akhlak. Tujuannya adalah suatu upaya dalam membentuk dan mendidik komunitas muslim yang benar-benar muslim.

Tidak hanya di ajarkan oleh agalam Islam, dalam adat Minangkabau pun telah ada tata krama bagaimana cara menghormati orangtua. Ada etika yang dipakai dalam hal berbicara.  Seperti memakai Kato nan Ampek, yaitu Mandaki, Manurun, Malereang dan Mandata. Kata Mendaki yaitu cara berkomunikasi terhadap seseorang yang posisinya lebih tinggi dari kita, contohnya orangtua, ulama, guru dan pemimpin. Kata Manurun yaitu cara berkomunikasi seseorang yang posisinya lebih bawa dari kita. 

Maksudnya bukan bearti kita bisa berbicara semena-mena terhadap orang, harus bisa menghargai orang. Kata Melereang yaitu cara berkomunikasi dengan pihak yang janggal apabila mengungkapkan perasaan atau pikiran kepadanya secara gamblang dan terus terang. Maksunya banyak menggunakan kata sindiran. Kata mandata yaitu cara berkomunikasi kepada teman sebaya. Itulah mengapa pentingnya kita sebagai orang Minang yang mengerti adat istiadat dan tata krama yang ada di Minangkabau. 

Dengan kasus diatas, bisa dijadikan suatu pelajaran, agar tidak sembarangan dengan hal komentar yang buat orang menjadi sakit hati. Jika kita membuat orang sakit hati, itu merupakan suatu dosa yang akan ditanggung oleh diri sendiri. Memang hal terkandang lucu, namun tidak semua bisa di bercandakan. Itulah gunanya kato nan ampek. Pandai-pandai lah menggunakan media sosial, dalam membuat konten maupun berkomentar dalam hal yang tidak bisa diguraukan.

Bisa saja hal itu menjadi lucu, tetapi bijaklah dalam berkomentar dan pentingnya tata krama dalam berkomentar. Jadi alangkah baiknya berpikir dulu sebelum melakukan dan berpikir apa tindakan yang akan dilakukan jika itu menjadi orang tersinggung ataupun sakit hati. Jaga selalu ucapan dan tindakan agar tidak membuat dirimu celaka.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS