Ticker

6/recent/ticker-posts

Pameran Bersama Museum Adityawarman Pamerkan Koleksi Perhiasan Perak Dan Emas Minang-Yogya




Kepala Museum Adityawarman Padang Sumatera Barat Dewi Ria S.Sos. MM mengatakan semenjak berdirinya Museum Adityawarman baru saat ini kita mengeluarkan koleksi emas dan perak dalam pameran bersama dengan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 
Ada 90 koleksi dari 300 koleksi emas perak  perhiasan dan ornament pengantin ditampilkan pada Pameran bersama di Meseum Adityawarman, pada rabu 26 Oktober 2022.


Perhiasan emas dan perak tempo doelo yang mulai dikenal di Ranah Minang pada pertengahan abad 18. Dan yang paling terkenal pengrajin perak dan emas tersebut berada di Kotogadang, Kabupaten Agam. Apalagi semasa Kolonial Belanda laju perkembangan kerajinan karya tambang di Kotogadang semakin melaju kencang.

Sebagian kecil perhiasan emas dan perak tersebut berhasil dikumpulkan oleh pihak Dinas Kebudayaan Sumbar dan Museum Adityawarman. Hanya ada sekitar 300 item perhiasan koleksi Museum Adityawarman.




Sejak hari ini hingga 1 November 2022, sebanyak 75 koleksi tersebut dipamerkan kepada masyarakat. Sementara dari DIY mereka memboyong 13 kelompok objek, yakni 15 perhiasan perak dan emas, peralatan pembuat kerajinan perak, dan lainnya.
HH PP



“Koleksi kebudayaan di Museum Adityawarman memiliki nilai sejarah, filosofi dan edukasi bagi generasi sa diat ini. Anak-anak sekolah terus kita ajak ke museum, agar mereka melihat secara langsung kebudayaan kita. Dan ini penting sekali untuk terus dilakukan,” ungkap Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar Syaifullah saat membuka Pameran Hasil Tambang (emas dan perak) bertema Jalinan Mahakarya Budaya, di Museum Adityawarman, Jl Diponegoro Padang, Rabu (26/10).













Kebudayaan penting dipelajari generasi muda dan dialami langsung oleh mereka. “Contoh kecilnya saja, orang-orang berwisata ke Bali dan ke Yogya pasti ingin melihat kebudayaannya. Begitu pentingnya mengenalkan sejarah nenek-moyang dari sudut kebudayaan,” ujarnya.




Di sisi lain, kata Kadisbud, Sumbar baru mengolrksi 19 warisan tak benda, sedangkan Yogya sudah 21 warisan tak benda. “Jadi kita dua besar di Indonesia. Cagar budaya pun terus kita gali di kabupaten kota. Kuliner tradisional Sumbar juga terus kita lestarikan kepada anak-anak muda,” ungkapnya.




Pembukaan pameran bersama Disbud Sumbar dengan Disbud Yogyakarta tersebut turut dihadiri Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi, Kepala Museum Sonoboyo Yogyakarta, Ketua BKOW Sumbar, Kepala Museum Adityawarman Padang, dan lainnya.

Gue di di 6


Kepala Museum Adityawarman Padang, Dewi Ria mengajak masyarakat menyaksikan pameran emas dan perak tersebut. “Lihat dan rasakan pasion berbusana adat Minang, baik saat helat perkawinan maupun acara adat lainnya,” ujar Dewi Ria.

Kegiatan pameran dirangkai dengan kegiatan “Jumpa Sahabat Museum” (JSM) dilaksanakan kamis, 27 Oktober 2022, kegiatan dalam bentuk talkshow sebagai upaya mengangkat potensi museum dan promosi serta publikasi positif yang bertujuan untuk lebih mendekatkan museum kepada masyarakat. Tema dari JSM “Lintas Budaya Minangkabau Yogyakarta, Sebagai Penguat Karakter Generasi Muda”,

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS