Ticker

6/recent/ticker-posts

Kegiatan Pelestarian Budaya Daerah Nusantara di SD N 11 Silokek



Penulis: Amalia Afandra, Mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas 


  


Secara umum budaya adalah hal yang mengatur agar manusia bisa mengerti bagaimana seharusnya untuk bertindak, berbuat, menentukan sikap ketika  berinteraksi dengan orang lain. Ada banyak unsur dari budaya, salah satunya adalah kesenian. Kesenian dapat diartikan sebagai segala hasrat manusia terhadap keindahan atau estetika. Bentuk keindahan yang beraneka ragam itu muncul dari sebuah permainan imajinatif dan kreatif. Hal itu dapat memberikan kepuasan batin bagi manusia. Secara garis besar, kita dapat memetakan bentuk kesenian dalam tiga garis besar, yaitu seni rupa, seni suara dan seni tari.


Diantara bentuk kesenian itu, tari mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbeda dengan jaman dahulu, tari yang saat itu hanya untuk mengekspresikan kepercayaan mereka di dalam ritual, kini tari juga dapat menjadi sarana hiburan bagi masyarakat, seperti acara kesenian di hari-hari besar dan juga sebagai Upacara Penyambutan Tamu. Salah satu contohnya yaitu Tari Mandulang Ameh yang berasal dari Nagari Silokek, Kecamatan Sijunjung, Kabupaten Sijunjung. 


Menurut salah satu perangkat nagari, Rubis, Tari Mandulang Ameh terinspirasi dari sebuah kegiatan Mandulang Ameh di sungai. Sebagaimana yang kita tahu bahwa sebagian besar pekerjaan masyarakat Sijunjung terutama Nagari Silokek yang mendulang emas karena tidak tersedianya lapangan pekerjaan. Maka dari itu mereka harus gigih bertahan hidup mengusahakan pemasukan dengan melakukan pekerjaan ini. Alat untuk mandulang ameh itu sendiri yaitu kuali atau nampan besi yang biasa disebut “JAE” oleh masyarakat silokek dan diaplikasikan sebagai properti dalam Tari Mandulang Ameh. Properti ini terbuat dari kayu yang hampir menyerupai bentuk aslinya dengan membuat seperti kuali atau nampan besi dengan membentuk cekungan pada bagian tengah kayu tersebut. 


Tari yang berfungsi sebagai Upacara Penyambutan Tamu ini ditarikan oleh 8 orang penari dengan 3 penari laki-laki dan 5 penari perempuan. Kostumnya pun masih sederhana, yaitu memakai baju adat Minangkabau. Alat musik yang digunakannya yaitu telempong, tambua, dan juga seorang pendendang. 


Tari Mandulang Ameh bisa ditampilkan di gedung maupun di lapangan terbuka sebagai sarana hiburan bagi masyarakat. Hal ini juga bertujuan untuk pelestarian budaya di tengah-tengah budaya barat yang masuk mempengaruhi masyarakat. Apalagi, anak SD yang kini pandai mengakses internet pun sangat mudah terpengaruh budaya barat. Dengan memperkenalkan Tari ini kepada mereka dapat menambah rasa cinta akan budaya dan membuat rasa penasaran yang tinggi terhadap kesenian tari ini. 


Anak SD memiliki rasa penasaran dan keingintahuan yang tinggi terhadap hal-hal yang dilihatnya. Jadi dengan mengajarkan mereka Tari Mandulang Ameh dapat mengatasi rasa penasaran mereka terhadap tarian tersebut. Beberapa waktu lalu penulis mengunjungi SD N 11 Silokek dan menjadikan anak kelas 6B sebagai sasaran untuk belajar Tari Mandulang Ameh. Proses belajar tari dilakukan dengan menjelaskan asal usul Tari Mandulang Ameh dan apa pentingnya mengetahui atau belajar tarian atau kesenian tersebut.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS