Ticker

6/recent/ticker-posts

Sastra Lisan Saluang Bagurau

Oleh: Nisa Aulia
Mahasiswa Sastra Minang kabau 


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti sastra lisan adalah hasil kebudayaan lisan dalam masyarakat tradisional yang isinya dapat disejajarkan dengan sastra tulis dalam masyarakat modern. Arti lainnya dari sastra lisan adalah sastra yang diwariskan secara lisan, seperti pantun, nyanyian rakyat, dan cerita rakyat. Sedangkan menurut Wikipedia sastra lisan adalah karya sastra dalam bentuk ujaran (lisan), tetapi sastra itu sendiri berkutat di bidang tulisan. Sastra lisan membentuk komponen budaya yang lebih mendasar, tetapi memiliki sifat-sifat sastra pada umumnya.

Minangkabau sendiri memiliki banyak sastra lisan salah satu contohnya yaitu saluang bagurau atau yang dikenal dengan istilah bagurau. Adapun yang dimaksud dengan bagurau yaitu sebuah pertunjukan pantun yang diiringi dengan alat musik saluang. Saluang bagurau ini terbagi atas dua jenis yaitu saluang bagurau klasik yaitu bagurang yang hanya diiringi oleh alat music saluang saja, dan ada juga saluang bagurau modern atau yang dikenal dengan saluang sadut dan biasanya saluang sadut ini diiringi dengan orgen . Biasanya, saluang bagurau ini dilakukan mulai dari pukul sepulah malam hingga pukul empat pagi atau di Minang dikenal dengan istilah samalam suntuak. 

Saluang klasik ini dapat diistilahkan berasal dari anak gubalo atau dalam bahasa Indonesia kita kenal dengan nama anak gembala. Pada jaman dahulu anak-anak gubalo tersebut suka bersaluang maka dibuatkanlah sebuah lagu. Orang pertama yang mengenalkannya atau membawanya yaitu Aji Sutan Sati, beliau berasal dari Bukittinggi. Awal mula saluang ini bermula yaitu dari daerah Agam, setelahnya dikenal dengan Minangkabau. 

Jika ingin menonton pertunjukan ini kita dapat menemukannya di kota Payakumbuh, tepatnya di daerah Ngalau Indah. Didaerah ini terdapat sebuah komunitas yang bernama Talang Sarueh. Talang sarueh ini mengadakan acara saluang bagurau ini sebanyak dua kali dalam seminggu yaitu pada hari Selasa dan Kamis. Pada saluang klasik biasanya terdapat 4 atau 5 orang tukang dendang, dua orang tukang saluang dan satu orang tukang oyak. Sedangkan untuk saluang sadut atau modern bisa hingga 12 orang atau lebih. Saluang klasik ini biasanya akan dibawakan oleh pemain-pemain senior sedangkan untuak saluang modern akan dimainkan oleh beberapa remaja atau para muda-mudi. Para pedendang ini biasanya akan mendapatkan uang sebesar lima ratus ribu untuk sekali mengisi acaranya. Uang yang didapat itu biasanya berasal dari orang-orang permintaan para tamu atau penonton. Namun sayangnya, saat ini saluang klasik hanya terdapat di kota Payakumbuh, tepatnya pada komunitas Talang sarueh karena banyaknya tradisi yang mulai hilang ataupun sengaja dihilangkan.

Dalam berjalannya saluang bagurau ini biasanya membahas kisah-kisah, contohnya seperti lagu singgalang pada lagu ini terdapat 270 macam lagu singgalang dan biasanya lagu tersebut dibawakan tidak hingga habis lagu tersebut. dalam saluang bagurau ini kita dapat meminta atau request lagu yang akan dibawakan oleh pedendang.  Lagi-lagu yang dibawakan juga dapat berisikan cerita-cerita yang terdapat dalam kaba, contohnya kaba Sabai nan Aluih. Dan saluang klasik ini biasanya dibawakan dengan bahasa Minangkabau umum tidak memnggunakan bahasa-bahasa daerah manapun agar dimengerti dari semua orang. Saat saluang klasik ini diadakan penontonnya tidak hanya berasal dari daerah setempat saja, melainkan dari berbagai daerah seperti, Bukittinggi, Padang Panjang, Batusangkar dan beberapa daerah lainnya. Dan biasanya yang datang pada saat acara saluang klasik ini mayoritas orang-orang tua.

Pada jaman dahulu, saluang bagurau ini digunakan pada saat acara-acara tertentu seperti batagak pengulu, penjemputan orang-orang besar, atau untuk mengangkat seorang raja. Pada jaman sekarang, saluang bagurau ini juga digunakan dalam acara pernikahan dan penggunaan orgen sudah mulai dikurangi dan sudah diganti dengan saluang modern. Pada jalannya saluang klasik ini biasanya saluang akan dimulai terlebih dahulu steelahnya kemudian barulah dendangnya dimainkan, sama seperti orgen musik akan dimainkan terlebih dahulu setelah nadanya pas maka lagunya akan dimulai juga, hanya saja pada saluang klasik alat yang digunakan tidaklah banyak. 

Saat ini, salauang bagurau atau saluang klasik ini sudah terkenal tidak hanya dalam skala nasional melainkan sudah tiba di kancah internasional. Adapun harapan kedepannya untuk saluang klasik ini yaitu narasumber berharap agar sastra lisan ini tetap berkembang tiada hentinya dan lebih lanjut dari yang sekarang ini. Dapat kita lihat saat ini orang-orang dari luar sudah mulai meminta untuk diajarkan saluang klasik ini.

Jika kita ingin masuk ke sanggar atau komunitas Talang Sarueh ini kita hanya perlu datang ke Ngalau Indah ini dan kita akan diajarkan, disini jika ingin belajar kita tidak akan dipungut biaya apapun karena sanggar ini merupakan sebuah ikatan keluarga. Setiap orang-orang yang datang ke tempat ini maka akan dianggap sebagai bagian dari keluarga Talang Sarueh ini.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS