Ticker

6/recent/ticker-posts

Khatib Idul Adha, Helmi Ajak Warga Sumbar Sebarkan Budaya dan Praksis Solidaritas Sosial

 

Kemenag Sumbar  H Helmi 


Padang, Ribuan warga Kota Padang tumpah ruah di Halaman Kantor Gubernur Sumbar, Minggu (10/7) untuk melaksanakan Shalat Hari Raya Idul Adha 1443 H/2022 M. 


Bertindak sebagai khatib Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatra Barat, Helmi dan Imam  Mukhlis. Hadir Gubernur Sumbar bersama Pimpinan Forkopimda dan pejabat jajaran Kanwil Kemenag Sumbar, Kepala UPT Asrama Haji dan Kakan Kemenag Kabupaten Agam.

 

Dalam kesempatan itu, Gubernur Sumbar menekankan menekankan kepada seluruh jemaah pentingnya, solidaritas dan ketahanan keluarga. Kita harus memperkuat sendi kehidupan keluarga. Kuatnya bangsa ini karena kuatnya keluarga, kata gubernur.


“Dengan melaksanakan Idul Adha ini kita kembali mengingat dan meneladani kisah Nabi Ibrahim, tentang ketaatannya kepada Allah. Nabi Ibrahim rela mengurbankan anaknya atas perintah Allah. Itulah teladan yang bisa kita petik dari hari raya kurban ini,” ungkap gubernur


Kemudian ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk terus meningkatkan solidaritas, persatuan dan kesatuan, mengingat Indonesia masih di dalam suasana Pandemi dan masalah ekonomi.


Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) Helmi dalam khutbahnya menyampaikan esensi dari ibadah qurban ialah menebar kebaikan yang tulus dan bermakna.


“Mari wujudkan jiwa berkurban dalam segala lini kebaikan hidup. Lebih-lebih di masa pandemi yang banyak orang mengalami penderitaan jiwa, kesehatan, ekonomi, dan  lainnya. Satu sama lain harus memiliki jiwa peduli, berbagi, dan beramal kebajikan lebih-lebih untuk orang-orang yang membutuhkan,” ungkap Kakanwil.


“Kembangkan solidaritas sosial yang memupuk persaudaraan, toleransi, perdamaian, dan kebersamaan yang tulus sebagai sesama anak bangsa,” imbuh Kakanwil Kemenag di hadapan ribua jemaah Idul Adha. 


Dalam khutbahnya Kakanwil juga mengajak warga Sumbar wujudkan gemar menolong, berbagi rizki, melapangkan jalan orang yang kesulitan, membela orang yang terrzalimi dan memberi maaf, mengedepankan kepentingan orang banyak, dan berbagai kebaikan sosial yang utama.


“Sebagai wujud berqurban bagi kepentingan sesama, setiap muslim sebaliknya menghindarkan diri dari segala bentuk egoisme seperti bertindak semaunya sendiri, dan berbuat yang merugikan pihak lain,” tukas Helmi.


Dalam kesempatan itu Kakanwil juga membeberkan 3 (tiga) keutamaan yang dimiliki nabi Ibrahim. Pertama, Mampu mengangkat kembali derjat masyarakat Makkah, bahkan nabi ibrahim membangun kembali kabah.  Kedua nabi Ibrahim rela mengurbankan anaknya demi Allah. Ketiga, Membangun basis ekonomi kerakyatan dan aling membantu antar sesama.


Disebutkan mantan Kakan Kemenag Kabupaten Solok dan Padang Pariaman ini hamba yang mantap kualitas imannya dibuktikan dengan kualitas syukurnya kepada Ilahi Rabbi. Bertambah ilmunya, semakin bertambah tawadhuknya kepada Allah dan Berttambah kasih sayangnya kepada sesama.


“Bertambah amalannya, maka semakin bertambah rasa takut dan kehati-hatiannya. Bertambah umurnya semakin berkurang kecintaannya kepada kehidupan dunia. Bertambah hartanya, semakin mantap kedermawanan dan harmonisasi sosialnya. Bertambah mantap kedudukannya, semakin dekat dengan umat dan semakin rendah hatinya,” ulas Helmi panjang lebar.


Kakanwil juga mengimbau, pasca Idul Adha setiap muslim perlu menyebarluaskan dan mempraktikkan ta’awun dan ukhuwah atau solidaritas sosial sebagai budaya dan praksis sosial untuk membela kaum lemah, menyadarkan kaum kaya agar mau berbagi,  dan menebar serba kebajikan dengan sesama yang bersifat melintasi. 


“Budaya dan praksis solidaritas sosial juga disebarluaskan melalui harmonisasi sosial yang memupuk benih-benih toleransi, harmonisasi sosial, damai, dan saling memajukan yang membawa pada kebajikan hidup kolektif yang luhur dan utama,” pungkas Kakanwil.


Diujung khutbahnya Kakanwil Kemenag mengajak masyarakat untuk menerapkan 3 Perekat peradaban dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, ukhuwwah Islamiyah atau Ikatan Keagamaan. UkhuwwahWathaniyah atau ikatan kebangsaan dan ukhuwwah Basyariyah atau Insaniyah yaitu ikatan kemanusiaan. 


Ketiga ikatan ini kata Helmi merupakan upaya yang sangat signifikan dalam rangka membangun serta meningkatkan peradaban bangsa, apalagi Ranah Minang terkenal dengan falsafah adaik basandi syara, syarak basandi kitabullah, syara mangato, adaik mamakai.


“Marilah kita jaga tradisi dan kita kawal inovasi dalam rangka memantapkan keberagamaan dan merawat keberagaman di Ranah Minang yang kita cintai ini dengan melangitkan do’a dan membumikan tradisi yang ruhnya adalah Kalam Ilahi,” tandas Kakanwil.


“Praktik keagamaan dalam kehidupan sosial yang indah ini jangan mekar sesaat di kala ritual ibadah semata, tetapi harus mewujud dan menyebarluas sepanjang masa dalam kehidupan sebagai pantulan iman dan ihsan yang merahmati semesta alam di Ranah Minang yang kita cintai ini,” ajaknya mengakhiri.


Dalam kesempatan ini Panitia Hari Besar Islam (PHBI) juga mengumpulkan infak dan sadakah yang berjumlah Rp.37.760.300 dengan rincian PHBI Rp.15.597.700, Anak Yatim Rp.13.250.600 dan Wakaf Rp. 8.912.000. Infak ini langsung diserahkan Kepala Bidang Penaiszawa Yufrizal kepada Kabag Kesra Eka Elsandra dan Pengurus BWI Muslimah. Rin

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS