Ticker

6/recent/ticker-posts

Upacara tamaik kaji


Nama      : Oktavia Rizki Fadila

Jurusan   : Sastra Minangkabau 

Universitas Andalas



 

Indonesia adalah negara yang kaya akan tradisi berbagai suku bangsa, antara lain Jawa, Minangkabau, Bugis, Sunda dan masih banyak lagi. Salah satu tradisi suku Minangkabau yang sangat populer adalah tradisi Khatam Quran. Tradisi Khatam Quran sangat populer di kalangan masyarakat Sumatera Barat. Menurut antropolog Ruth Benedict, tradisi merupakan bagian dari konstruksi sosial dan budaya masyarakat tertentu, yang di dalamnya terdapat nilai-nilai dominan yang mempengaruhi aturan dan cara berperilaku dalam masyarakat tersebut. (aturan perilaku) dan aturan perilaku bersama-sama membentuk pola budaya dalam suatu masyarakat. Masing-masing tradisi tersebut memiliki latar belakang penalaran budaya dan memiliki makna bagi masyarakat yang hidup dalam tradisi tersebut. Dari pemikiran ini, Khatam Quran memiliki makna dan makna budaya yang baik.

Tamat kaji adalah upacara adat sebagai bentuk rasa syukur karena anak sudah bisa membaca Al Quran. Kemampuan membaca Al Quran pada masyarakat Lembak merupakan suatu keharusan dan kebanggaan bagi keluarga. Di masyarakat Lembak, kemampuan membaca Al-Qur'an seorang anak memiliki nilai apresiasi yang tinggi. Hal ini dikarenakan kebiasaan membaca Al-Qur'an merupakan bagian dari hampir semua kegiatan di masyarakat Rumbach. Seseorang baru dianggap publik figur jika ia terbiasa diajak membaca Al-Qur'an bersama, terutama dalam prosesi duka atas meninggalnya salah satu anggota keluarga. Membaca Al-Qur'an bersama biasanya dilaksanakan pada hari ketujuh setelah kematian anggota keluarga.

Menganalisis konsep kunci tantangan tradisional Khatam Quran yang terutama dilakukan oleh masyarakat Minangkabau. Konsep saling berhubungan dan konsep kuncinya adalah tradisi, budaya dan minangkabau. Budaya adalah cara hidup atau norma sosial. Budaya adalah seperangkat nilai yang diyakini sebagai kebenaran yang diturunkan dari generasi ke generasi melalui proses pembelajaran. Koenjaraningrat dibagi menjadi dua aliran definisi budaya, positivisme dan interpretivisme. Aliran positivis melihat manusia sebagai bagian dari alam, tunduk pada hukum-hukum sosial, yang perilakunya dapat dipelajari dengan observasi dan diatur oleh sebab-sebab eksternal. Pada saat yang sama, interpretivisme melihat manusia sebagai anggota sosial yang berbagi sistem sosial dan sistem makna. Realitas sosial merupakan hasil ciptaan manusia, yang dimediasi oleh sistem makna. Jadi aliran positivisme mengartikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik bersama yang diapat melalui proses belajar. Dan aliran interpretivisme menganggap kebudayaan sebagai seperangkat kemampauan yang dimiliki manusia sebagai makhluk bio sosial dugunakan untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya serta menjadikan sebagai kerangka landasan dalam berprilaku. 

Masyarakat dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan karena setiap masyarakat memiliki kebudayaannya masing-masing, dan kebudayaan dalam masyarakat itu selalu ada. Menurut E.B. Taylor, budaya adalah keseluruhan yang kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, serta kemampuan dan kebiasaan lain yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat. Serupa dengan pandangan Parsudi Suparlan, pengetahuan holistik manusia sebagai makhluk sosial digunakan untuk memaknai dan memahami lingkungan yang dihadapinya, berkreasi dan melakukan perilaku.

Sebagaimana dapat dilihat dari pengertian di atas, kebudayaan mencakup apa yang diperoleh manusia dan kemudian dipelajari bagaimana berpikir dan berperilaku. Kebudayaan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan masyarakat, begitu pula dengan masyarakat Minangkabau, termasuk hubungan antara masyarakat dengan kepercayaan, adat istiadat, moral, hukum, dan lain-lain. Di Sumatera Barat, khususnya di kota Solok, ada tradisi merayakan selesainya Al Quran atau wisuda anak. Perayaan penghafalan Al-Qur'an dilakukan dalam prosesi para peserta yang didampingi oleh kerabat yang disebut induak bako dari pihak ayah.

Tamat kaji adalah upacara adat sebagai bentuk rasa syukur karena anak sudah bisa membaca Al Quran. Kemampuan membaca Al Quran pada masyarakat Lembak merupakan suatu keharusan dan kebanggaan bagi keluarga. Di masyarakat Lembak, kemampuan membaca Al-Qur'an seorang anak memiliki nilai apresiasi yang tinggi. Hal ini dikarenakan hampir semua aktivitas masyarakat Rumbach memiliki kebiasaan membaca Al-Qur'an yang kuat. Seseorang baru dianggap tokoh masyarakat jika dia terbiasa di undangan untuk bersama-sama membaca Al Qur’an terutama pada saat prosesi berduka atas meninggalnya salah satu anggota keluarga. Membaca Al-Quran bersama-sama ini biasanya diselenggaran pada hari yang ke tujuh setelah meninggalnya anggota keluarga tersebut.

Jika seorang ayah atau ibu tidak bisa mengajarkan Al-Qur'an kepada anaknya, maka sejak dini, orang tua menitipkan anaknya kepada seorang guru Al-Qur'an. Saat menyerahkan anak kepada guru Al-Qur'an, biasanya guru Al-Qur'an menyediakan waktu sepulang kerja untuk mencari nafkah. Dahulu, guru tidak diminta untuk mengajari anak mengaji di rumah, tetapi anak harus ke rumah guru, yang berarti menuntut ilmu, dan sebagai penghormatan siswa kepada guru, guru siswa harus mengikuti semua aturan.

Selama tahun 1970-an dan 1980-an, banyak anak-anak masyarakat Lembak yang menjadi qori dan lumbung qoriah, dan mereka bangga dengan nama kota bahkan provinsi Bengkulu, seperti almarhum H. M. Taib yang pernah mewakili provinsi Bengkulu Qoriah nasional . Setelah anak sudah mampu membaca juz amma, biasanya guru menyampaikan kepada orang tua bahwa si anak sudah siap untuk beralih membaca Al-quran, pada saat ini sebagai bentuk kegembiraan dan rasa syukur orang tua, maka orang tua sianak, melakukan sebuah bentuk syukuran secara adat yang dikenal dengan upacara adat TAMAT KAJI.

Upacara tamat kaji ini dapat dilakukan dengan cara khusus yang disebut dengan Muce (upacara wisuda secara adat, terutama untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT), atau dapat juga diadakan bersamaan dengan pernikahan salah satu keluarga anak. Karena hari ini adalah hari raya anak, saya membawa anak itu ke dalam mobil yang dihias, mobil yang sebelumnya adalah dua sepeda, lalu mengumpulkan beberapa kayu, dan di atasnya ada kursi, yang juga dihias, Sekarang umumnya seekor kuda dihias atau dihias. naik kereta. Anak itu turun dari mobil dan pergi ke rumahnya. Sesampai di rumah, anak itu diturunkan dan kemudian dalam parade rebana (dikenal sebagai Ngarak Pengaten), lagu yang dinyanyikan adalah lagu salurabuna.

 (Adat, Budaya, Ciri Khas, upacara adat, Tradisi, )

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS