Ticker

6/recent/ticker-posts

Tradisi Babako di Minangkabau oleh ; Pandu Winata, Mahasiswa Universitas Andalas jurusan Sastra Minangkabau

 



Babako adalah suatu upacara adat pra perkawinan di Minangkabau yang diselenggarakan oleh kerabat pihak ayah. Babako atau berbako merupakan tradisi yang mencerminkan kehidupan bergotong royong pada masyarakat Minangkabau. Tradisi itu terlihat ketika pihak keluarga dari ayah calon mempelai wanita (bako) memberikan barang antaran untuk calon pengantin wanita. Barang antaran tersebut terdiri dari seperangakat kebutuhan wanita yang disusun dalam baki-baki sesuai dengan jumlah barang yang akan diantar tadi (disebut babaki). Selain itu, perlengkapan yang turut serta dibawa saat babako yaitu berupa sirih lengkap (sebagai kepala adat), nasi kuning singgang ayam (makanan adat), antaran barang keperluan calon mempelai wanita seperti seperangkat busana, perhiasan emas, lauk-pauk yang sudah dimasak ataupun masih mentah, kue-kue dan lain sebagainya. Acara babako ini juga menunjukkan kasih sayang bako calon mempe wanita yang ikut memikul biaya sesuai kemampuan atau memberikan barang antaran tersebut. Tradisi babako berlangsung beberapa hari sebelum acara akad nikah tiba. Prosesnya diawali dengan penjemputan anak gadis yang akan menikah oleh pihak ibu/kerabat ayahnya (induk bako) dan diajak menginap di rumah keluarga ayah. Saat berada disana, orang tua-tua akan memberikan petuah dan nasihat yang berguna bagi pengantin wanita (anak daro). Setelah itu anak daro diarak pulang ke rumah dengan dimeriahkan oleh iringan pemain musik tradisional yang ditabuh sepanjang jalan oleh pihak bakonya. Anggota kerabat perempuan dari keluarga ayah (bako) terlebih dahulu menjemput anak daro dari rumah orang tuanya . Di rumah induak bako, pihak bako mengenekan pakaian untuk arak-arakan kepada anak daro. Setelah itu, pihak bako melakukan perarakan anak daro sejak dari rumah induak bako menuju rumah anak daro. Orang-orang yang terlibat dalam tradisi Arak Bako adalah pihak bako dari anak daro. Pihak bako meliputi induak bako terdekat, yang agak jauh, bahkan bisa hanya sebatas hubungan tetangga terdekat dari rumah induak bako. lnduak bako terdekat yakni kakak atau adik kandung perempuan dari keluarga ayah anak daro, sedangkan yang agak jauh bisa berasal dari istri para kakak atau adik keluarga ayah anak daro. Semakin banyak orang yang diundang, maka semakin meriah pelaksanaan Arak Bako yang dilaksanakan, dan semakin terpandang status sosial pihak bako di tengah masyarakat. Perarakan dilakukan dengan cara berjalan kaki di pinggir jalan raya membentuk barisan panjang. Posisi paling depan ditempati oleh anak daro. Pada beberapa kasus, anak daro bisa disertai dengan marapulai tergantung pembahasan dengan keluarga marapulai. Posisi di belakang anak daro biasanya ditempati oleh Tuo Arak Bako, yakni perempuan yang dihormati di lingkungan bako anak daro. Pada posisi ketiga dan seterusnya ke belakang ditempati pihak keluarga bako anak daro. Semakin ke belakang posisi peserta Arak Bako dalam barisan menunjukkan semakin jauh hubungan kekerabatannya dengan pihak bako, apalagi dengan anak daro. Pelaksanaan tradisi Arak Bako menandakan pentignya kedudukan bako dalam riwayat kekerabatan seorang anak di Minangkabau, khususnya bagi masyarakat Solok. Melalui pelaksanaan tradisi ini, pihak bako dari anak daro menunjukkan bahwa mereka turut bersyukur, dan senang serta bahagia atas pernikahan anak pisang mereka.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS