Ticker

6/recent/ticker-posts

Tasapo di Minangkabau


Oleh Sri Handayani

Mahasiswa Jurusan Sastra Daerah Minangkabau Universitas Andalas


 

  Tasapo merupakan sebuah kata dari Bahasa Indonesia sapaan. Sapaan dalam bahasa Indonesia memiliki arti perkataan untuk menegur seseorang yang sedang lewat di dekat kita, bisa juga mengajak kita untuk bercakao-cakap, tersenyum dan lainnya. Sapaan tentu adalah salah satu budaya yang sangat erat dengan orang timur. Salah satu ciri khas budaya orang timur adalah untuk ramah tamah kepada seseorang baik yang dikenal maupun tidak dikenal. Sapaan sudah menjadi budaya yang sudah tidak asing lagi dari mata orang timur. Hal ini adalah salah satu budaya yang patut dipertahankan ketika kita mislanya bertemu seseorang di jalan kita mau tidak mau harus berusaha untuk menyapa orang tersebut. Begitu ajaran dari orang tua kita dari rumah.

   Minangkabau merupakan salah satu wilayah atau salah satu wilayah kebudayaan yang ada di Indonesia. Suku bangsa Minangkabau tentu memiliki salah satu ciri khas tersendiri dengan bahasa yang unik, makananan serta tradisi yang beragam. Hal ini tentu adalah salah satu hal yang harus tetap diletastarikan. Begitu juga dengan bahasa yang digunakan, di Minangkabau bahasa yang digunakan selalu bahasa yang memilik banyak makna, misalnya saja tasapo, ketika kita melihat dalam arti luas maka hal ini memilik makna untuk menegur seseorang tetapi di Minangkabau Tasapo tidak itu saja. Ada makna lain yang dipercaya masyarakat Minangkabau tentang kata Tasapo ini. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat Minangkabau tentu memiliki kesarkasan tersendiri.

   Ketika orang Minang mendengat kata tasaapo maka hal ini tentu mindset pemikian orang Minang adalah berhubungan dengan setan. Maksudnya gimana?Ketika orang di Minangkabau disapo oleh seseorang maka dia akan baik-baik saja, tetapi ketika orang di Minangkabau disapo oleh makhluk seperti jin atau setan maka saja membuat dia akan sakit tersendiri. Misalnya saja demam, bisa juga sakit mendadak bisa saja pegal-pegal dan lain-lainnya. Kepercayaan masyarakat ketika masih kecil serta mindset pemikiran yang berhubungan dengan sakral atau musti di Minangkabau masih ada. Hingga saat ini Tasapo merupakan salah satu hal yanh sangat sering terjadi dipercaya masyarakat.

   Ketika seseorang demam misalnya tentu ada obat dokter dan kita menanyakan kepada dokter tersebut bahwa penyakit kita apa. Di Minangkabau ketika orang demam tentu akan tidak mudah membuat masyarakat langsung percaya dengan dokter. Masyarakat lebih percaya dengan Tasapo oleh jin atau setan. Konsep dari tasapo itu sendiri adalah orang yang menganggu atau diganggu oleh jin atau setan. Masyarakat percaya bahwa ketika kita pergi ke suatu tempat yang banyak penunggunya maka penghuni tersebut akan merasa diganggu oleh kita. Dari gangguan itu tentu bisa membuat seseorang akan disapo oleh jin itu dan bisa membuat demam.

   Kepercayaan masyarakat hingga sekarang masih eksis mengenai hal yang gaib seperti ini. Tentu ada obat yang akan dilakuan ketika kita kena tasapo ini. Obat nya tidak perlu resep dari dokter hanya saja kunyit yang dipotong menjadi dua bagian dan juga ada mantra tertentu yang dibacakan ke kunyit tersebut lalu dogosokkan ke badan seseorang. Hal ini bertiga untuk mengusir setan yang menganggu kehidupan kita. Setan yang merasa diganggu tersebut tentu akan mengerjai diri kita. Makanya Tasapo ini adalah salah satu tradisi dari kepercayaan serta budaya yang masih melekat dalam masyarakat Minangkabau.

   Tasapo seperti ini biasanya terjadi di sungai serta hutan yang sudah ada penunggunya. Bahkan rumah yang sudah tidak ada penghuninya juga ada yang akan menyapa kita nanti. Hal ini menunjukan bahwa dalam agama Islam tentu tidak ada hal yang seperti diganggu setan seperti ini. Tetapi Masyarakat Minangkabau hingga hari ini masih melekat serta mempercayi bahwa ketika seseorang demam tinggi maka obat yang digunakan adalah kunyit. Hal tersebut dinamakan tatagua. Tatagua memiliki arti teguran balik untuk jin tersebut. Ketika kita disapa tentu kita menyapa balik atau menegur balik. Makanya menurut penulis obat dengan Kunyit tersebut dinamakan tatagua.

   Tatagua tidak bisa dilakukan dengan kunyit saja. Tentu kita akan dilakukan dengan sesuai rules serta mantra yang digunakan. Mantra itulah yang menurut penulis juga adalah menegur balik jin badan seseorang. Dalam mantra itu tentu disebutkan nama orang yang kena sapa jin tersebut. Hal ini cukup manjur untuk menyembuhkan penyakit demam seseorang. Demam tentu bisa membuat seseorang tidak bisa beraktifitas seperti biasanya. Ketika jin tersebut sudah disapa maka dia akan tidak mengerjakan kita lagi. Maka obat yang paling mujarab nya adalah disapa balik dengan mantra tersebut.

    Untuk itu kita sebenarnya dalam agama Islam tidak sepenuhnya mempercayai hal tersebut dengan pasti, tetapi hal ini tidak juga boleh dihilangkan sebagai kepercayaan serta takhayul dari masyarakat yang ada di dalam tradisi tersebut. Tradis tentu tetap dijaga karena manusia dalam hidup tentu memiliki tradisi yang berkembang di tengah kehidupan. Eksistensi dari tradisi itu sendiri tergantung masyarakat penganutnya. Ketika sudah tidak ada lagi suatu lapisan masyarakat yang mempercayai hal-hal seperti tasapo di Minangkabau ini, maka membuat tradisi itu menghilang. Karena tradisi ada tentu karena masyarakat mempercayai. Maka dari hal itu kita sebenarnya bisa belajar agar tetap memperhatikan serta mempertahankan tradisi karena walaupun bertengtangan dengan ajaran agama tetapi tradisi tetaplah tradisi karena Islam di Minangkabau adalah Islam yang berbudaya, maksudnya akulutasi antara Islam dengan budaya dengan disimbolkan dengan salah satu Falsafah adat Minangkabau "Adat Basandi Syara' Syara' Basandi Kitabullah". Hal ini perlu kita jaga untuk kedepannya.

 

Mahasiswa Jurusan Sastra Daerah Minangkabau Universitas Andalas

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS