Ticker

6/recent/ticker-posts

Tari Balota Nagari Bukit Bais, Satu-Satunya yang Ada di Sumatra Barat

Oleh : Hasanah Yolanda
Mahasiswa Sastra Minangkabau UNAND 


 



Terdapat sebuah tradisi unik di nagari Bukit Bais Kec. IX Koto Sungai Lasi Kab. Solok  yaitu Tari Balota. Tari Balota yang ada di nagari Bukit Bais adalah satu-satunya yang ada di Sumatra Barat tari ini termasuk tradisi yang langka. Tari Balota pertama kali di mainkan sejak awal berdirinya nagari Bukit Bais. Konon ceritanya pada saat pembangunan nagari terjadilah sebuah perselisihan antara seseorang yang bernama Si Narkis dengan warga sekitar, sebab dia menganggap warga yang sedang bergotong-royong telah mengusik lahannya.  Si Narkis menghardik dan menghantam tanah untuk menghalangi orang bekerja. Karena  Dt. Nan Batigo arif dan bijaksana maka di panggillah hulubalang Si Narkis yang bernama Dt. Gajah Malintang oleh Dt. Nan Batigo. Dt. Gajah Malintang diperintahkan oleh Dt. Nan Batigo untuk membuat sebuah cambuk dari balota (pelepah pisang), cambuk itu dibuat untuk mencambuk Si Narkis di hadapan semua orang. Maka Dt. Gajah Malintang mencari sebuah batang pisang yang bernama pisang karuak, pelepah pisang itu didiang diatas api kemudian dijalin menjadi sebuah cambuk. Setelah selesai cambuk tersebut diserahkan kepada Dt. Nan batigo atau pemimpin nagari. Si Narkis di arak dan disaksikan oleh banyak orang, Narkis dijatuhi hukuman. 

Dari kisah tersebut terkandunglah sebuah makna yang pertama setiap pekerjaan yang akan dilakukan harus dimusyawarahkan terlebih dahulu, yang kedua hukum berlaku untuk semua orang tanpa memandang status atau jabatan, yang ketiga peristiwa tersebut untuk diperingati sehabis bulan puasa pada saat hari rayo kalua (hari raya keluar), yang keempat meminta masyarakat untuk memperkuat ekonomi supaya tercapai kesejahterahan, yang kelima sebagai ganti penolak segala bala (mara bahaya) supaya ternak dan tanaman berbuah lebat, yang keenam menunjukkan saiyo jo sakato (sependapat). 

Tradisi ini hanya diselenggarakan pada saat hari besar seperti hari rayo kalua ( hari raya keluar). Maka ninik mamak akan mengadakan musyawarah di balai adat untuk membahas apakah hari rayo kalua akan diadakan atau tidak dengan melihat hasil panen buah-buahan seperti durian, manggis, dan kemiri, serta mempertimbangkan keadaan ekonomi masyarakat saat itu.

Semua masyarakat di nagari Bukit Bais sudah tidak asing lagi dengan tradisi ini. Tradisi ini sangat dinanti-nanti setiap tahunnya. Tetapi beberapa tahun belakangan ini hari rayo kalua dan Tari Balota sudah tidak pernah diselenggarakan lagi karena kurangnya hasil panen buah durian, manggis, dan kemiri. Hal ini menyebabkan ekonomi masyarakat Bukit Bais juga ikut merosot. Karena mempertimbangkan keadaan ekonomi masyarakat para ninik mamak tidak merencanakan untuk mengadakan hari rayo kalua seperti beberapa tahun yang lalu.

Post a Comment

0 Comments


SELAMAT DATANG DI SEMOGA ANDA PUAS